Mohon tunggu...
CukLanang
CukLanang Mohon Tunggu... Freelancer - Happy Our Hunting

Pecinta semua, doyan makan segala, penggemar es teh, senior webmaster, desain gratis, dan copywritting (ngopi karo writting). Saat ini tinggal di novi.my.id

Selanjutnya

Tutup

Money

Jangan Ditinggalkan, Hulu Migas Akan Terus menjadi Andalan Pembangunan

2 Agustus 2021   17:15 Diperbarui: 2 Agustus 2021   17:43 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Berita SKK Migas

“Konsumsi minyak saat ini mencapai 1,8 juta barrel per hari, lalu anggap saja dilepas 800 ribu barrel menyisakan 1 juta barrel, maka angka itu tidak mungkin bisa dipenuhi oleh energi terbarukan,” kata Rubi dilansir dari AntaraNews, 8/7/2021.

Dia menekankan bahwa migas masih akan menjadi energi yang utama. Apalagi pengembangan energi alternatif sebagai substitusi masih berjalan kurang lancar, seperti pengembangan panas bumi, energi air, bio energi, surya, hingga angin.

Rubi mencontohkan tentang mobil listrik yang saat ini menjadi program pemerintah bidang transportasi dan energi. Menurutnya, mobil listrik hanya mengurangi penggunaan BBM tetapi untuk sumber setrum yang digunakan masih berasal dari energi fosil berupa minyak, gas, dan batu bara yang saat ini masih banyak dipakai oleh pembangkit-pembangkit listrik di Indonesia.

Bahkan dari sisi pembangkit, seperti panel surya membutuhkan lahan yang cukup luas agar bisa menghasilkan listrik yang signifikan.

 “Kalau minyak gampang untuk satu megawatt, panas bumi untuk 15 megawatt bisa dari satu sumur. Kalau dari sinar matahari harus berapa hektare,” kata Rubi.

Dengan demikian, saat kebutuhan minyak tinggi namun ketersediaannya belum mencukupi dan energi terbarukan belum bisa diharapkan, Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah bernama impor minyak di mana ketika harga minyak naik bakal menjadi beban bagi APBN, selain itu berpotensi melanggengkan mafia migas.

Dukungan yang diharapkan

Industri hulu migas yang setiap tahunnya menyerap investasi di kisaran US$10 miliar diharapkan dapat memberikan multiplier effect terhadap perekonomian. Untuk itu Pemerintah diharapkan bisa memberi dukungan kepada stakeholders melalui kebijakan-kebijakan yang terintegrasi dan solutif agar industri hulu migas dapat terus berperan sebagai lokomotif ekonomi baik dari sisi penerimaan negara maupun multiplier effect driven sehingga dapat terus bergairah dan berkontribusi secara optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun