Mohon tunggu...
Cuker
Cuker Mohon Tunggu... -

Not everyone will understand your journey. That's okay. You're here to live your life, not to make everyone understand.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ini Alasan SBY (Juga Agus dan Ibas) Tidak Ikut Tax Amnesty?

4 Oktober 2016   07:52 Diperbarui: 4 Oktober 2016   09:53 3949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Membaca tulisan kompasianer sepuh Axtea 99 yang terkenal dengan salam hangatnya, ini linknya http://m.kompasiana.com/axtea99/mega-dan-sby-mendadak-kompak-gegara-tax-amnesty-jokowi_57f1bde23cafbda0068b456c , saya terinspirasi menurunkan tulisan ini, kebetulan memang sudah terpikirkan ide menulisnya beberapa bulan lalu sejak program Tax Amnesty di luncurkan ditambah lagi banyak sekali pertanyaan serupa muncul di media sosial beberapa hari terakhir.

Saya memperhatikan LHKPN yang disampaikan SBY ke KPK dan SPT (surat pajak) yang disampaikan SBY ke kantor pajak sebagaimana pernah dituliskan oleh harian Jakarta Post, bahwa total kekayaan mantan presiden SBY tidak sampai 15 M. Itu pun sudah termasuk asset berupa rumahnya yang sangat luas di Puri Cikeas. Asset yang dilaporkan SBY nyaris tidak berubah dari tahun ke tahun, bertambah tidak signifikan, berkurang juga tidak. Sungguh SBY termasuk orang-orang yang stabil secara keuangan, segitu aja laporannya, beda dengan konglomerat dunia maupun Indonesia yang naik turun nilai assetnya seperti roller coaster. Hari ini kaya banget, besok malam sudah jatuh bangkrut bukan hal yang tak mungkin.

Menarik menyimak ajakan pemilik akun twitter Benjamin Israel @benny_israel yang mengajak SBY untuk tidak malu ikut Tax Amnesty, bahkan sampai mencontohkan ustad Yusuf Mansyur saja sudah ikut. Ini tweetnya "Pak @SBYudhoyono tdk perlu malu karena ada Ustadz @Yusuf_Mansur juga sdh ikut program Tax Amnesty. Beliau figur panutan ummat. Juga ikut."

Saya yakin sebenarnya harta yang dimiliki SBY jauh lebih besar daripada yang dilaporkan baik dalam LHKPN maupun SPT pajak. Tapi seberapa besar saya gak mau KEPO, saya kuatir jika jantung saya tidak kuat, jika ternyata harta kekayaan SBY jauh banget dari yang sudah dilaporkan. Misal dilaporkan sekitar Rp 15 miliar, ternyata total harta mencapai Rp 15 triliun. Ini kan bikin geleng-geleng kepala, lalu jadi mengangguk-angguk kepala mengaminkan ya wajar SBY kaya raya, kan mantan presiden RI 2 periode, kalo gak kaya raya berarti ada yang salah dengan cara kepemimpinan SBY. Superrr sekali.

Langsung saja yuk kita bahas kemungkinan-kemungkinan alasan SBY (dan juga Agus dan Ibas) tidak ikut Tax Amnesty :

1. Memang SBY sudah melaporkan seluruh asset yang dikenakan pajak, sehingga tidak perlu ikut program Tax amnesty.

Hal ini sejalan dengan pernyataan orang dekat SBY yang juga merupakan wakil ketua umum DPP partai demokrat Syarif Hasan yang mengatakan "Orang yang ikut tax amnesty itu kalau ada harta yang belum pernah dilaporkan, kalau enggak ada buat apa? Iya dong, laporan keuangan secara teratur disampaikan. Kalau setelah itu ada lagi laporan kekayaaan yang tidak dilaporkan, baru tax amnesty."

Dalam bahasa sederhana, pernyataan Syarif Hasan maksudnya adalah SBY sudah melaporkan seluruh assetnya, dan memang tidak ada asset lain yang belum dilaporkan. Saya hanya mengaminkan saja omongan Syarif Hasan ini dan berharap MALAIKAT mencatat omongannya dan menjadikan harta SBY memang HANYA sesuai yang ada di laporan LHKPN atau SPT Pajak.

2. SBY kuatir dan malu akan dikatakan sebagai pengemplang pajak oleh Ahok atau orang lainnya

Jika SBY berpartisipasi dalam Tax Amnesty dengan melaporkan hartanya yang diduga mencapai triliunan rupiah, memang secara perpajakan dan hukum akan diampuni oleh negara, tapi secara sosial tidak akan perah diampuni oleh masyarakat, sehingga tidak akan terhindarkan kritikan, suara sumbang, cacian, cucian, dan hujatan yang mengatakan ke SBY "Katakan TIDAK, PADAHAL korupsi."

Nah, daripada jadi blunder, jadi aib seumur hidup dan seumur mati, mending SBY mati-matian mengaku hartanya ya memang cuma segitu-segitunya sesuai laporan LHKPN dan SPT pajak.

3. SBY pingin ikut tax amnesty periode 3 dengan tarif uang tebusan 5%.

Alasan no 3 ini dipercaya sebagian pengamat politik dan ekonomi merupakan alasan sebenarnya mengapa SBY tidak ikut program tax amnesty tahap 1 periode Juli-September 2016 dengan tarif tebusan 2%. Alasannya sederhana, SBY kan cenderung suka melebih-lebihkan suasana atau sesuatu, bahasa kerennya LEBAY, sehingga ia tidak puas jika bayar uang tebusan hanya 2% di periode 1, ia memilih tarif 5% nanti di periode 3.

Tentang berlebihannya SBY kan bukan rahasia umum lagi.

Dulu SBY pernah menyatakan perang terhadapa narkoba, eh malah SBY yang umbar grasi ke bandar narkoba Olla dan Corby serta tidak mau mengeksekusi terpidana mati bandar narkoba.

Dulu SBY pernah mengatakan berdiri paling depan menghunus pedang melawan korupsi, eh malah kader partai demokrat paling depan dan paling jago urusan korupsi proyek-proyek APBN di beberapa kementerian, dengan mega proyek di Hambalang dan E KTP dan Bailout Century.

4. SBY bingung bayar uang tebusan ke bank.

Misalkan ternyata SBY melaporkan asset yang belum dikenakan pajak senilai triliunan rupiah, maka uang tebusan yang mesti dibayar adalah ratusan miliar, dan karena uang tersebut tidak ada di rekening bank, maka terbayang kan mau angkut pakai apa uang sebanyak itu? Kalo pake truk? Butuh berapa truk? Apalagi kalo uangnya dalam nominal 5 ribu atau 10 ribu rupiah. Dan saya yakin bahwa uang SBY adalah uang asli bukan uang palsu seperti milik Dimas Kanjeng Taat Pribadi tidak Taat Pajak.

5. Mungkin SBY Lelah

Jangankan mikirin tax amnesty, mikirin 2 anaknya saja SBY sudah sangat lelah. Padahal kedua anaknya bukan anak-anak lagi, sudah pada punya anak, tapi SBY tetap menganggapnya sebagai anak-anak yang selalu harus diarahkan oleh orang tua.

Sampai-sampai Mayor Agus Harimurti Yudhoyono sampai harus meninggalkan karir militernya gara-gara ditodong 4 parpol yang mencalonkan dirinya sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Langkah 4 parpol ini sungguh sulit dimengerti, Mayor Agus kan peraih Adhi Makayasa di angkatannya, artinya salah satu prajurit terbaik calon pemimpin masa depan, mengapa mereka tidak mencalonkan Ibas saja, anak kedua yang sudah malang melintang di DPR RI, sudah matang secara politik, atu mencalonkan Ruhut Sitompul, yang secara hitung-hitungan apapun, baik popularitas, elektabilitas, besar suara, nyinyir suara, jauh unggul di atas Ahok.

Ya sudah gini aja yah, he he he

Salam sayang

Cuker

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun