Mohon tunggu...
Cuker
Cuker Mohon Tunggu... -

Not everyone will understand your journey. That's okay. You're here to live your life, not to make everyone understand.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar dari Mario Teguh

13 September 2016   21:05 Diperbarui: 14 September 2016   02:07 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Mario Teguh mendukung program keluarga berencana dari pemerintah melalui BKKBN yaitu "2 anak cukup"sehingga ia hanya mengakui 2 anaknya saja, sebab jika ia mengakui Ario Kiswinar Teguh sebagai anaknya, maka ia tidak patuh pada program pemerintah 2 anak cukup, sebab ia jadi punya 3 anak.

4. Perceraian hanya membawa kesedihan bagi anak-anak.

Sudah banyak study dan pengalaman hidup yang menunjukan bahwa anak-anak broken home kebanyakan adalah anak-anak yang berasal dari keluarga yang orang tuanya bercerai. Anak-anak terbiasa melihat orang tuanya bertengkar, saling memaki, saling menyalahkan, sampai akhirnya berpisah. Anak-anak tak bisa dan tak ingin memihak, karena ibarat memakan buah simeneketehe, memihak salah satu hanya membawa kesedihan bagi pihak lainnya. 

Bagi pasangan suami istri yang saat ini sedang dilanda masalah serius, percekcokan yang terus menerus sehingga memikirkan untuk bercerai, pikir 1000x sebelum memutuskan bercerai, karena menyesal kemudian tak berguna. Anak-anak yang akan jadi korban, diri sendiri juga akan jadi korban, biasa malam-malam ada yang dikelonin, setelah bercerai hanya bisa membayangkan dikelonin sambil nonton film biru.

Cukup empat pelajaran saja ya teman-teman pembaca, ini saya sudah lebihkan 1 pelajaran, kan biasanya saya tuliskan hanya 3 pelajaran.

Salam super,

Cuker

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun