Menulis di kompasiana sifatnya sukarela dan tidak ada yang membayar. Bagi penulis yang tidak punya blog pribadi, keberadaan kompasiana sangat membantu dalam menyalurkan hobi menulisnya, bagi yang punya blog pribadi, keberadaan kompasiana menjadi sarana penghibur dari sepinya pengunjung di blok pribadinya tersebut.
Sudah jadi rahasia umum, Untuk mendapatkan 100 pembaca/artikel saja sulitnya bukan main, apalagi untuk mendapatkan 100 ribu, bahkan 1 juta pembaca, rasanya mustahil. Bersama kompasiana mendapatkan 100 viewer itu hal mudah, 1000 viewer bukan hal sulit, 100 ribu atau 1 juta viewer bukan hal yang mustahil, saya katakan ke teman-teman "tidak ada yang mustahil, imposible is nothing."
Banyak puisi-puisi bagus di kanal fiksiana, beberapa puisi sampai membuat Saya menahan nafas membacanya, dalam hati saya bertanya "Mengapa puisi-puisi indah sebagus ini dipublish secara terbuka dan gratis, tak ada nilai ekonomis, padahal seharusnya pencipta puisi-puisi indah nan bagus tersebut berhak mendapat apresiasi berupa materi yang lumayan jumlahnya dari admin atau dari kompas gramedia group atas karya-karyanya yang keren dan bagus, yang tak malu-maluin jika disandingkan dengan karya-karya penyair kawakan seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, WS Rendra, Emha Ainun Najib, Sitok Srengenge dll."
Beberapa kompasianer yang saya tandai puisinya bagus dan layak di koleksi untuk suatu saat dipakai merayu pasangan atau seseorang yang ingin dijadikan pasangan hidup, antara lain : Muhammad Armand, Jansori Andesta, Harry Ramdhani, Andi Wi, Dewi Pagi, Desol, Ando Ajo, Rahab Ganendra dan Arke. Ini salah satu puisi keren kesukaanku, dan aku yakin teman-teman juga menyukai puisi dari kompasianer Harry Ramdhani, judulnya 'Rindu di Puncak Sepi Paling Dingin.'
Penulis kanal politik di kompasiana juga keren-keren, analisis politiknya tajam dan terpercaya, hanya 1 atau 2 penulis yang analisisnya ngaco bin ngawur, tapi tetap PD tinggi menuliskan analisisnya seolah-olah yang paling benar dan valid. Debat tulisan politik di kompasiana bisa bikin kita jadi melek politik, jadi gak perlu baca lagi berita di media mainstream, karena semua pendapat dan analisis, pro, kontra dan yang netral tersedia semua di sini.
Khusus tulisan-tulisan di kanal politik, saya tak tahu apakah masih gratisan seperti menulis di kanal fiksiana? Dari informasi bawah tanah yang sampai ke kuping saya, menulis politik di kompasiana rupanya bisa dihargai dengan sejumlah rupiah juga, entah benar atau tidak? Saya tak tahu, dan jika memang benar, sungguh beruntung penulis (kompasianer) yang sudah mendapatkan kontrak menulis tersebut, beraapun nilai kontraknya, namanya rejeki harus selalu disyukuri, entah bagaimana cara menghitung honornya : apakah per tulisan dibayar sekian rupiah dengan tema tertentu? Atau sistem paket 1 tema dibuatkan beberapa serial tulisan?
Jika memang rekan-rekan ada yang punya informasi tentang adanya fee atas suatu tulisan, saya mau dong diinfokan by inbox, lumayan buat tambahan beli pulsa untuk quota internet yang memadai dan untuk beli paket Talk Mania untuk telepon teman-teman. Seru juga kalo ada yang mau bayarin tulisan di kompasiana, saya mau lebih produktif lagi biar jadi mata pencaharian sekalian. Kerjaan lain jadi sampingannya.
Oh iya, sebagai informasi tambahan, sebagai penulis bayaran kita harus bisa menulis dengan sama baiknya untuk pro ataupun kontra, kesampingkan ego pribadi misalnya ternyata yang kita tulisan bertentangan dengan kata hati atau pilihan politik kita sendiri.
Sebelum saya tutup tulisan sederhana jni, Saya ingin berpesan khusus untuk kompasianer pria "Inboxnya tentang info fee menulis aja yah, bukan inbox berisi hal pribadi, misalnya kode keras ajak pacaran. Saya sudah tobat dan sudah tidak LGBT lagi."
Selamat malam,
Salam sayang,
Cuker