Mohon tunggu...
Cuker
Cuker Mohon Tunggu... -

Not everyone will understand your journey. That's okay. You're here to live your life, not to make everyone understand.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apa Benar, Orang Sebaik Ahok Korupsi Pembelian Lahan RS Sumber Waras?

1 April 2016   07:58 Diperbarui: 1 April 2016   09:07 946
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernyataan pimpinan KPK terkait pertanyaan banyak anggota masyarakat yang mempertanyakan mengapa KPK tidak juga meningkatkan status penyelidikan pembelian lahan RS Sumber Waras ke penyidikan, sementara temuan BPK mengatakan dengan terang bahwa terjadi pelanggaran dan kerugian negara sebesar Rp 191 miliar (WOW), membuat tangan saya jadi gatal untuk ikutan menuliskan pengamatan dan analisis saya terkait hal ini.

Alexander Marwata "Kami harus yakin betul di dalam kejadian itu ada niat jahat. Kalau hanya kesalahan prosedur, tetapi tidak ada niat jahat, ya susah juga,"

Laode Muhammad Syarif "Kalau menetapkan sebagai tersangka, saya harus tahu kamu itu berniat merusak, mengambil keuntungan atau merugikan negara."

Kenapa 2 pimpinan KPK yang jiwa dan semangat anti korupsinya tidak diragukan lagi, sampai-sampai mengeluarkan pernyataan menggelitik yang membuat saya jadi sedikit geli sehingga saya jadi senyum-senyum sendiri?

Yuk kita bahas beberapa kemungkinan alasan sehingga kita bisa menjawab pertanyaan di atas. Tidak usah kuatir dan pusing kepala apakah jawaban kita benar atau salah, ini kan bukan ujian. Kalo benar menandakan kita pintar, kalo salah yah tinggal minta maaf. Minta maaf kan bisa kapan saja, tak perlu menunggu hari raya idul fitri tiba.

1. Mungkin penyidik KPK sedang sibuk

Beban kerja penyidik KPK itu over load. 1 penyidik bisa terlibat dalam tim penyidikan lebih dari 10 kasus. Baik kasus yang berangkat dari laporan masyarakat, penyelidikan internal, maupun operasi tangkap tangan.

Mereka kerja bersama-sama, misalnya dalam pemeriksaan saksi-saksi, penggeledahan, penyadapan, pemantauan dll. Karena beban pekerjaan yang over load ini, sangat mungkin penyelidikan pembelian RS sumber waras jadi jalan di tempat, karena memang berkas dari BPK nya banyak, sehingga untuk menyentuhnya pun belum sempat atau tidak ada waktu.

2. Mungkin penyidik KPK lelah

Saking sibuknya kerja, setiap hari periksa saksi periksa tersangka, lama-lama penyidik akan lelah. Penyidik juga manusia, butuh istirahat, butuh happy-happy, yang penting tidak melanggar hukum. Penyidik butuh piknik, butuh lihat yang segar-segar. Jika penyidik menggenjot kasus pembelian lahan RS Sumber Waras di Grogol, penyidik kan mesti ke TKP, penyidik akan makin lelah, mudah stress karena melihat banyak orang-orang stress bahkan gila di RS Sumber Waras Grogol. Jika tidak percaya dengan point 2 ini, silakan konfirmasi ke rekan Herry FK yang pernah mondok 3 bulan di sana. Wkwkwk

3. Pilkada DKI Jakarta masih jauh, calon gubernur resmi dari KPU belum juga diumumkan.

Point 3 ini bicara tentang momentum. Penyidik KPK sebenarnya sudah punya titik terang tentang pembelian lahan RS Sumber Waras ini, siapa melakukan apa, sehingga bisa dengan mudah seperti menjentikan jari untuk menentukan tersangka korupsi yang menyebabkan kerugian negara, baik pelanggaran pasal 2 UU pemberantasan tindak pidana korupsi yaitu perbuatan melawan hukum, atau pasal 3 penyalahgunaan wewenang.

Penyidik KPK sedang berhitung waktu yang tepat untuk memblow up kasus ini, menetapkan tersangka, menangkap lalu menahan para tersangka. Jika misalnya gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap pihak yang harus mempertanggungjawabkan di muka hukum, maka alangkah arif dan bijaksananya jika penetapan tersangka oleh KPK di saat ia sudah resmi menjadi calon gubernur yang di sahkan KPU, di saat Ahok mengajukan cuti dari jabatan gubernur, sehingga tidak mengganggu roda pemerintahan DKi Jakarta yang jadi jantungnya negara sebagai pusat pemerintahan, pusat perekonomian, pusat hiburan.

Ada gubernurnya aja Jakarta tetap sulit diatur, apalagi tidak ada gubernurnya. Jika KPK menetapkan Ahok sebagai tersangka korupsi terburu-buru, misal minggu ini, saya jamin Jakarta akan tambah macet meskipun program 3 in 1 belum dihapus, Jakarta akan banjir besar meskipun gorong-gorong jalan utama sudah bersih dari sampah bungkus kabel, Jakarta akan tambah rawan kejahatan, meskipun kapolda metro jaya adalah Irjen Mochgiarto, peraih adhi makayasa lulusan terbaik akpol 86.

4. Positif Think

Selama ini Ahok kan identik dengan sosok orang yang bersih, anti korupsi, tegas ke anak buah yang salah, tidak suka prostitusi makanya Kalijodo digusur dll, sehingga mungkin timbul keraguan di pikiran pimpinan KPK, dan mungkin di pikiran banyak orang termasuk saya, "masa sih Ahok korupsi? Kayanya gak mungkin deh."

Guru agama saya juga mengatakan "Jika kamu ragu, sebaiknya jangan kamu lakukan." Nah, persepsi positif tentang Ahok yang bersih dan anti korupsi menjadi bayang-bayang sehingga membuat penegak hukum ragu untuk menetapkan Ahok jadi tersangka korupsi, apalagi jika para penegak hukum ini sadar betul sesadar-sadarnya bahwa dirinya juga tidak bersih-bersih amat.

5. Penegakan hukum tidak bisa diintervensi dan diburu-buru

Cepat atau lambat, kasus pembelian lahan RS sumber waras akan masuk penyidikan, tidak ada yang bisa menahan-nahan untuk tidak memprosesnya, apalagi temuan BPK sudah jelas dan terang benderang adanya pelanggaran aturan dan kerugian negara sebesar Rp 191 miliar.

Pimpinan KPK menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah independen, sehingga tidak ada yang bisa mengatur dan mendesak mereka untuk melakukan penegakan hukum ke siapapun di Indonesia, baik presiden, anggota DPR, pengamat hukum, media massa, apalagi kompasianer.

"Semua sama kedudukannya di mata hukum" demikian prinsip pimpinan KPK jilid 4 ini. Saya juga berprinsip sama dengan pimpinan KPK "biarkan penyelidikan yang dilakukan KPK benar-benar matang, sampai ditemukan alat bukti yang valid dan tak terbantahkan, sehingga korupsi pembelian lahan RS Sumber waras bisa dibongkar tuntas. Buat apa buru-buru tapi hasilnya tanggung? Sama seperti kita bercinta dengan pasangan, dengan foreplay yang cukup, sampai pasangan benar-benar basah dan terangsang hebat, baru lakukan penetrasi, niscaya orgasme akan diraih dan pasangan akan terpuaskan sehingga permainan jadi tuntas tidak tanggung."

Ini adalah analisis yang dilakukan setelah ritual malam jumat,
Salam sayang,

Cuker

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun