Batik...
dulu kau hanya sebuah titik..
dicampakkan dan tak dianggap...
hingga bangsa asing mengadopsimu....
akhirnya bangsa ini mengakui...
menuduh pencuri....
hingga dunia disuruh besaksi....
bahwa kau milik kami...
batik...
tak selayaknya kau maafkan...
namun inilah watak dan perawakan...
bahkan koruptor selalu terdepan...
kala hari menjadi tampan..
kini dunia mengakui...
kalau kau hidup di sini...
namun keagunganmu dulu..
masihlah sebuah misteri...
meski kau melekat erat....
karena harta dan derajat mereka..
masih menjadi penutup mata..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H