Begitu seterusnya.
Agar gamesnya lebih seru dan penuh interaksi, peserta boleh mengecek dan menghitung ke lokasi, hanya saja diberi batasan waktu. Misalkan hanya lima detik, atau 10 detik. Biar mereka berlari-lari tidak karuan hehe.
Kalau mau lebih mudah, babak pertama bisa dibuat soal pilihan ganda. Sementara untuk babak kedua, yakni babak rebutan, yang kalau bisa menjawab mendapat poin, dan kalau salah menjawab dikurangi nilai, bisa dibuat soal tanpa pilihan. Jadi, harus punya jawaban sendiri.
Games seperti ini tidak hanya untuk seru-seruan, tetapi juga untuk melatih lebih peduli dan mengenal lingkungan sekitar.
Agar lebih mengenal hal-hal kecil dari seluruh anggota keluarga, bisa juga diajukan pertanyaan mengenai anggota keluarga yang ada di keluarga besar.
Terkadang, meski masih satu keluarga, kita hanya tahu nama panggilan si anggota keluarga itu, tidak tahu nama lengkapnya. Nah, bisa juga ditanyakan, sebutkan nama lengkap dari Chaca! Atau bisa juga ditanyakan, Dini saat ini bersekolah di....
Anggota kelompok lain, atau bahkan penonton, yang tahu jawabannya dilarang membantu menjawab. Kalau ngeyel bantu menjawab, soal tersebut gugur, dan yang membantu menjawab didenda Rp20.000 untuk setiap jawaban yang ia jawab. Uang denda tersebut nanti dibagi rata untuk hadiah yang dibagikan.
Tunjuk Satu Pembuat Soal
Untuk meminimalisir kebocoran soal, tunjuk satu orang untuk membuat soal dan membacakan soal tersebut saat lomba. Kalau soalnya sudah bocor, tidak akan seru lagi. Tidak spontan juga jawabannya.
Pembuat soal idealnya dari keluarga besar kita sendiri yang banyak tahu seluk beluk keluarga, hanya saja ia bisa dipercaya tidak akan membocorkan soal tersebut ke salah satu pihak.
Ah, lagian gamesnya buat seru-seruan, buat apa juga bela-belain minta bocoran soal hehe.