Padahal saat Ramadan kita juga membutuhkan asupan makanan dan minuman yang cukup agar ibadah puasa dan ibadah lainnya di bulan Ramadan lancar. Biar tubuh tidak lemas, kepala tidak pusing, karena kurang asupan makanan dan minuman.
Ssst... saat sakit gigi dan sariawan juga kita jadinya tidak bisa leluasa ikut berbuka puasa bersama dengan teman-teman dan kerabat. Setiap kali akan menyantap makanan, pasti kita akan mengaduh, baik secara diam-diam maupun terang-terangan karena saking sakitnya.
Begitupula saat bibir kering dan pecah-pecah. Makan harus pelan-pelan. Dan, tidak semua makanan dan minuman bisa kita konsumsi. Terlebih bila bibir kering itu sampai meradang dan muncul bintil merah. Hadeeh, kebayang perihnya.
Untuk halitosis, meski dalam Hadist Riwayat Bukhari di sebutkan bahwa bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi, bukan berarti kita tidak menjaga kebersihan mulut.
Terlebih bila baunya sudah sangat mengganggu, dibatas normal. Bisa-bisa kita dijauhi. Orang malas dekat-dekat kita karena mulutnya sangat bau, bikin pusing. Kleyeng-kleyeng.
Kalau sudah begitu aktivitas akan terganggu. Aktivitas pekerjaan, aktivitas pribadi, hingga aktivitas beribadah. Saat tarawih berjamaah, siapa juga yang mau dekat-dekat sama yang mulutnya sangat bau?
Lalu Apa yang Harus Dilakukan?
Hal utama yang harus dilakukan adalah menjaga kebersihan gigi. Gosok gigi setidaknya dua kali dalam sehari. Pertama setelah sahur, kedua sebelum tidur. Jangan malas.
Menggosok gigi secara teratur dapat membantu mengatasi halitosis, menjaga kesehatan sistem pernapasan, meminimalisir risiko penyakit gigi dan mulut, hingga membantu membersihkan sisa makanan.
Lalu, apa lagi yang harus dilakukan untuk meminimalisasi mengalami bau mulut, sakit gigi, sariawan, dan bibir kering selama puasa Ramadan?
Meminimalisasi Risiko Bau Mulut