Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Membaca Buku Islami, Aktivitas Bermanfaat dan Berpahala Setelah Sahur

13 Maret 2024   13:07 Diperbarui: 13 Maret 2024   13:16 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membaca usai sahur. | Foto dokumentasi Freepik diambil dari Kompas.com

Saya hobi membaca. Namun, pada hari-hari biasa saya lebih sering membaca buku cerita. Soalnya lebih seru hehe. Biasanya saya membaca novel-novel romantis, komedi, hingga misteri. Terkadang juga membaca novel anak-anak karya Enid Blyton dan Roald Dahl.

Nah, saat Ramadan ini saya mulai membiasakan diri lagi membaca buku-buku Islami. Selain agar mendapat pahala berlipat di bulan Ramadan, lebih paham mengenai Islam, juga karena di rumah ada beberapa buku Islami yang belum sempat dibaca hingga tuntas.

Dulu pas belinya saja semangat, sewaktu mulai membaca, semangat mulai melempem. Baru membaca satu-dua lembar sudah tergoda untuk membaca buku-buku lain yang lebih populer. Akhirnya buku-buku tersebut teronggok di lemari buku.

Nah, kala Ramadan ini lah menurut saya sangat tepat untuk membaca buku-buku bertema Islam. Saat bulan suci ini, titik ketakwaan kita sebagai umat muslim berada di level tertinggi, sehingga tidak akan mudah tergoda untuk beralih membaca buku-buku jenis lain.

Membaca Buku Islami Sehabis Sahur

Saya biasanya membaca buku-buku Islami sehabis sahur, usai salat subuh. Sekitar pukul 05.00 hingga 06.00 WIB.

Saya sengaja memilih membaca buku-buku tersebut usai sahur agar terhindar dari godaan untuk tidur kembali usai salat subuh.

Selain itu, saya meniatkan membaca buku bertema Islami setelah sahur karena otak masih fresh. Kita belum banyak memikirkan hal lain. Sehingga, lebih mudah berkonsentrasi dan memahami isi dari buku tersebut.

Terlebih, buku-buku Islami terkadang agak berat. Tidak bisa dibaca sambil lalu seperti halnya membaca novel. Perlu konsentrasi ekstra. Apalagi bila ada tambahan kutipan ayat-ayat Al-Quran.

Lagi pula buku-buku bertema Islami lebih banyak yang tidak ada alur ceritanya, kecuali mungkin yang sirah nabi atau novel-novel bertema Islam.

Umumnya buku-buku Islami disajikan dalam bab per bab yang membahas mengenai hal tertentu. Jadi, memang harus dibaca dengan lebih konsentrasi.

Meningkatkan Kecerdasan

Saat Ramadan ini juga saya meniatkan membaca karena membaca dipercaya dapat meningkatkan kecerdasan. Hal tersebut dikarenakan, saat membaca, sel-sel otak terus dimaksimalkan potensinya. Sel otak dituntut untuk berpikir, menganalisis, hingga mencari solusi. Tergantung dari jenis bacaan yang sedang dibaca.

Selain itu, waktu sehabis sahur yang umumnya masih tenang, sepi, dan berudara lebih segar, dipercaya dapat meningkatkan fokus dan memori.

Sudah dua hari ini saya selalu membaca buku sehabis salat subuh sambil membuka jendela lebar-lebar. Dan, memang terasa lebih segar. Segarnya udara subuh berbeda dengan udara di waktu lain.

Lebih Leluasa Membaca Buku Digital

Setiap Ramadan, kegiatan membaca sebenarnya selalu saya lakukan. Hanya saja buku-buku yang saya baca umumnya adalah novel-novel populer, bukan yang bertema Islam. Selain itu, saya juga membacanya kapan saja selagi sempat.

Biasanya, bengong sedikit saya buka ponsel, cari buku digital, baca beberapa halaman, sesempatnya. Saat harus melakukan kegiatan lain, saya tutup lagi. Lalu lanjut membaca, setelah waktu senggang kembali tiba.

Sejak beberapa tahun terakhir ini saya memang lebih suka membaca buku digital. Lebih praktis. Cuma modal ponsel pintar. Apalagi sekarang ini ada banyak aplikasi perpustakaan digital gratis.

Tinggal instal di ponsel, daftar, bisa langsung membaca buku-buku digital gratis sepuasnya dalam waktu tertentu. Salah satu aplikasi perpustakaan digital gratis tersebut adalah iPusnas.

Hanya saja satu kelemahannya, salinan buku digital yang disediakan terbatas. Sehingga, bila buku yang ingin kita baca itu banyak peminat, kita harus menunggu hingga salinannnya tersedia. Tidak bisa langsung membaca.

Nah, itu juga salah satu alasan saya meniatkan membaca buku-buku Islami sehabis sahur. Sebab, saat subuh-subuh begitu, buku-buku yang banyak peminatnya, umumnya tersedia. Siang sedikit, salinannya sudah habis. Jadi, kita lebih leluasa untuk memilih buku digital yang ingin kita baca.

Jangan salah lho, buku-buku bertema Islami banyak juga peminatnya. Kalau mau baca harus antre, atau cepet-cepetan pinjam salinannya saat ada yang mengembalikan. Buku "Muhammad (Lelaki Penggenggam Hujan)" yang ditulis Tasaro GK  misalkan, antreannya mencapai 3.757.

Banyak kan? Namun, kalau coba pinjam bukunya saat subuh biasanya suka ada setidaknya satu salinan.

Nah, kalau teman-teman Kompasianer, biasanya sehabis sahur lebih suka melakukan aktivitas apa? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.

Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun