Selain itu, kalau menurut saya pribadi, risiko kejahatan di kereta api terbilang kecil. Selain ada petugas, penumpangnya juga ramai. Sesepi-sepinya, penumpang kereta api tetap lebih banyak dibanding penumpang bus atau angkot. Â Jadi tidak ngeri ditodong untuk diambil barang-barang berharga secara paksa oleh oknum yang berpura-pura menjadi penumpang.
Momok utama paling copet. Namun, ini bisa diakali dengan kita lebih berhati-hati menyimpan barang-barang berharga kita. Alhamdulillah, selama bertahun-tahun naik Commuter Line, tidak pernah mengalami hal-hal yang tidak diharapkan.
Selalu Menjadi Andalan
Setelah lulus kuliah jenjang sarjana, saya langsung melanjutkan ke jenjang magister di perguruan tinggi yang sama. Namun, dengan lokasi kampus yang berbeda.
Meski demikian, Commuter Line tetap menjadi andalan. Apalagi lokasi kampus tempat saya menimba ilmu berada di Salemba, Jakarta Pusat.
Saat pergi ke kampus dengan menggunakan Commuter Line saya biasanya turun di Stasiun Cikini, setelah itu disambung dengan menggunakan metro mini. Nah, kalau pulangnya saya naik melalui Stasiun Manggarai menggunakan kereta terakhir menuju Bogor.
Saat pulang, saya biasanya naik kereta beramai-ramai bersama teman-teman satu kampus. Sehingga, meski terkadang sampai stasiun Bogor lewat tengah malam, tetap merasa aman.
Apalagi suasana di dalam kereta juga cukup kondusif. Suasana masih sangat ramai. Orang-orang berinteraksi sewajarnya. Ada juga yang tertidur. Memanfaatkan waktu di perjalanan untuk beristirahat agar esok hari segar kembali.
Saya juga termasuk penumpang yang suka tidur di kereta. Apalagi setelah saya mulai nyambi bekerja. Biasanya setelah naik di stasiun keberangkatan, duduk nyaman, saya langsung tertidur. Bangun-bangun sudah menjelang di stasiun tujuan.
Ramai-Ramai Berwisata dengan Commuter Line