Selain untuk membantu perekonomian warga sekitar, kita juga akan relatif lebih ramah lingkungan. Makan di tempat berarti tidak harus menyisakan kemasan bekas makanan dan minuman yang kerap membuat sampah di tempat wisata alam menjadi menumpuk dan berserak.
Tidak hanya itu, kuliner lokal juga umumnya memiliki cita rasa yang sangat lezat dan khas. Bahkan, meski kita sudah sering mencicipnya di restoran atau tempat makan dekat rumah.
Beberapa waktu lalu, saat saya dan beberapa teman snorkeling di Pulau Abang, Batam, kami sengaja memesan aneka seafood yang diolah oleh warga lokal. Rasa makanannya memang lebih khas. Padahal kami tinggal masih satu kota, hanya berbeda pulau saja.
Beli Suvenir dan Oleh-Oleh
Bila memiliki budget lebih, tidak ada salahnya membeli suvenir dan oleh-oleh dari warga lokal di sekitar tempat wisata. Selain memberdayakan mereka secara ekonomi, banyak warga lokal yang membuat suvenir dari bahan-bahan limbah yang memang ada di sekitar tempat wisata.
Hal tersebut seperti yang dilakukan para pengrajin di Desa Wisata Bakau Serip Batam. Mereka memanfaatkan limbah kerang yang biasanya hanya teronggok di bibir pantai menjadi beragam suvenir yang unik dan menarik yang memiliki nilai jual cukup tinggi.
Nah, kalau teman-teman Kompasianer suka berwisata alam juga kah? Sudah mulai menerapkan sustainable and responsible travel? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar.
Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H