Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

3 Kumpulan Humor Ramadan

12 April 2023   11:27 Diperbarui: 12 April 2023   11:36 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto milik Shutterstock diambil dari kompas.com

(Cerita 1)

Segerakan Berbuka

Jamilah terkaget-kaget melihat anak sulungnya yang masih duduk di kelas 3 SD sedang duduk manis di salah satu kursi meja makan sambil membuka tudung saji. Padahal ini bulan Ramadan dan waktu baru menunjukan pukul 09.00.

"Eh, kamu lagi ngapain? Bangun tidur habis sahur langsung buka tudung saji," omel Jamilah dengan suara melengking-lengking.

Hari ini si anak memang sudah mulai libur. Sekolah libur hingga satu minggu setelah lebaran.

"Mau buka puasa lah, apa lagi?" jawab si anak santai tanpa merasa bersalah.

"Heh Toing, kamu gak malu apa? Sekolah di sekolah Islam, masa jam segini sudah mau batal puasa?!" Jamilah kembali melanjutkan omelannya.

"Lho... lho... kemarin kata Pak Ustaz, kita harus menyegerakan berbuka puasa. Sunah katanya. Duh... ini aja udah telat aku buka puasanya, harusnya tadi gak beresin tempat tidur dulu."

Jamilah langsung mengambil sapu, ingin mengepruk Toing, eh salah, dinding yang ada di samping kanan meja makan hehe. (***)

(Cerita 2)

Buka Puasa Bersama

Mang Ibro baru saja menikah dengan Bi Juha. Mereka menikah satu minggu sebelum Ramadan.

Setelah menikah mereka langsung tinggal di rumah sendiri. Di luar kota, jauh dari keluarga dan saudara.

Memasuki bulan Ramadan, teman-teman kantor Mang Ibro mengajak berbuka puasa bersama keluarga. Nah, karena waktu itu tidak semua bisa hadir di resepsi pernikahan Mang Ibro, mereka mengajak berbuka puasa di rumah Mang Ibro dan Bi Juha. Sekalian berkenalan. Silaturahmi.

Biar tidak merepotkan si tuan rumah, buka puasa bersama tersebut akan bertema potluck party. Setiap keluarga yang datang akan membawa makanan sendiri. Tuan rumah hanya tinggal menyiapkan hidangan kecil untuk berbuka puasa.

Mang Ibro sempat bingung akan menyajikan apa. Akhirnya ia memutuskan untuk menyiapkan kolak biji salak. Nah, karena sang istri baru tinggal di daerah tersebut. Belum begitu familiar dengan kota yang mereka tinggali, akhirnya Mang Ibro berinisiatif membeli berbagai bahan untuk membuat olahan makanan tersebut.

Setelah semua bahan dibeli, Mang Ibro menyerahkan semuanya kepada sang istri, sambil berpesan, "Neng Juha, sajikan ini buat buka puasa nanti ya. Bikin aja kolak biji salak. Jangan repot-repot bikin yang lain. Nanti teman-teman Akang juga rencana mau pada bawa makanan."

Saat hari-H, sebelum berangkat ke kantor Mang Ibro kembali mengingatkan Bi Juha biar dia tidak lupa membuat kolak biji salak. Bi Juha hanya mengangguk-angguk saja, walaupun sebenarnya sedikit bingung.

Disuruh membuat kolak biji salak, kok biji salaknya tidak ada. Cari di mana penjual salak yang hanya menjual bijinya saja dalam jumlah lumayan banyak? Namun, karena tidak ingin membuat risau sang suami, ia memendam sendiri kegundahannya.

Setelah sang suami berangkat kerja, ia baru melipir ke beberapa rumah tetangga, bertanya di mana penjual salak terdekat. Ternyata ada penjual buah yang tidak begitu jauh dari rumah, hanya tinggal berjalan kaki sekitar 300 meter. Akhirnya ia membeli beberapa kilo salak. Mau membeli bijinya saja, tidak ada yang menjual. Akhirnya sepanjang hari ia mengupas salak dan mengambil bijinya.

Setelah terkumpul lumayan banyak ia akhirnya menggodok biji-biji salak itu bersama bahan-bahan yang dibeli oleh Mang Ibro seperti ia membuat kolak pada umumnya. Ubi jalarnya ia potong kotak-kotak.

Sambil masak Bi Juha berpikir dalam hati, "aneh banget orang sini, masa biji salak saja dimakan?"

Pukul 17.30 semua teman kantor Mang Ibro dan keluarga sudah berkumpul di rumah Mang Ibro dan Bi Juha. Para istri teman kantor Mang Ibro membantu Bi Juha menyajikan makanan-makanan untuk berbuka puasa. Ada banyak makanan yang mereka bawa. Hanya saja semua makanan berat. Nasi, lontong, dan lauk pauknya.

Beberapa menit setelah makanan selesai disajikan, terdengar suara beduk dan kumandang azan magrib dari masjid terdekat. Sontak semua mengantre untuk mengambil makanan yang tersaji.

Mang Ibro mengambil duluan kolak biji salak bikinan sang istri. Ini kali pertama ia akan mencicip kolak bikinan si kekasih hati.

Saat menuangkan kolak tersebut ke dalam mangkuk kecil, ia tak henti mengernyitkan dahi. Mengapa ada banyak biji salak di kolak tersebut?

"Kenapa Kang?" tanya Bi Juha saat melihat Mang Ibro tercenung sambil mengernyitkan dahi.

"Kenapa di kolaknya ada banyak biji salak?" tanya Mang Ibro bingung.

"Kata Akang bikin kolak biji salak, itu Eneng campur ubi jalarnya dengan biji salak," jawab Bi Juha dengan polos.

"Duh, Eneng bukan kayak gini," akhirnya Mang Ibro menjelaskan panjang lebar.

"Ah, itu mah atuh kolak candil, Kang, bukan kolak biji salak," kata Bi Juha setelah mendengar penjelasan Mang Ibro. Setengah malu, setengah kesal hehe. (***)

(Cerita 3)

Harus Salat Ulang?

Duloh sudah lama tidak pernah salat tarawih. Alasannya karena malas. Sehabis berbuka puasa ia biasanya rebahan sambil menonton video lucu dan nyeleneh di aplikasi tik tok.

Namun, kemarin ia sempat tidak sengaja mendengar tausyiah dari salah satu ustaz melalui televisi. Katanya salah tarawih itu sunah muakkad. Sebaiknya dikerjakan, kalaupun ditinggalkan harus karena alasan yang syar'i.

Akhirnya malam itu, setelah kenyang berbuka puasa dengan menyantap kolak dan nasi ayam bakar, ia salat tarawih di salah satu masjid. Agak jauh dari rumah. Bahkan ia harus naik motor kesayangan.

Sengaja seperti itu, nanti kalau salat tarawih di masjid dekat rumah, ada tetangga kepo yang usil bertanya, Duloh kenapa baru salat tarawih sekarang? Kemarin-kemarin kemana aja? Hiii malas!

Agak menyesal juga sebenarnya Duloh salat tarawih di masjid yang agak jauh dari rumah itu, Udah mah 23 rakaat, bacaan surat Al Qurannya panjang-panjang. Duloh sampai terkatuk-kantuk saat menjalankan salat tarawih.

Saat akhirnya salat tarawih dan witir selesai, Duloh tak henti mengucap syukur sambil mengibas-ngibaskan tangannya karena kegerahan.

Setelah merapikan sajadah yang ia bawa dari rumah, Duloh bersiap akan keluar masjid. Namun, tiba-tiba ada pengumuman, meminta semua jemaah jangan pulang dulu. Duloh kira akan ada tadarusan, atau tausyiah singkat, seperti yang biasa dilakukan di masjid dekat rumahnya.

Namun, ternyata sang imam mengumumkan sesuatu yang membuat Duloh dan jemaah lain keki hingga ubun-ubun.

"Assalamualaikum Jamaah. Habis ini sebaiknya kita salat tarawih ulang, dari rumah saya tadi sudah wudhu, tapi di tengah jalan batal karena satu dan lain hal. Terus karena terburu-buru lupa wudhu ulang. Hahaha maafkeun!" (***)

Semoga menghibur. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun