Â
Pukul 02.30 hingga 03.30 WIB, anak-anak di sekitar rumah biasanya berkeliling membangunkan warga untuk sahur. Mereka umumnya melantunkan shalawat sambil memukul-mukul beragam perkakas dari barang bekas hingga menimbulkan bunyi yang berirama.
Mereka berkeliling dari satu rumah ke rumah lain. Terkadang kalau melihat lampu dapur masih gelap, anak-anak itu suka sedikit agak lama melantunkan shalawat dan memukul bunyi-bunyian di depan rumah. Terlebih bila waktu sudah menunjukan pukul 03.00.
Saya pernah mengalami beberapa kali. Duh, padahal bukannya belum bangun, tetapi memang sengaja mau memasak santapan sahur sekitar pukul 03.30 dan makan makanan berat sekitar pukul 04.00.
Biar sahurnya mepet sesuai sunah. Apalagi makanan yang disiapkan juga cenderung mudah dimasak. Bahan makanan pun sudah disiapkan dan dibersihkan, tinggal seng oseng saja. Tidak sampai 30 menit, sudah siap dinikmati.
Biar Tidak Sepi, Mendengarkan Podcast
Saya biasanya menyiapkan santapan sahur sendirian. Suami dan anak-anak baru dibangunkan saat semua santapan sudah siap. Tinggal makan.
Nah, saat proses memasak ini terkadang suka sepi sendiri. Apalagi anak laki-laki dari para tetangga yang beramai-ramai memainkan tetabuhan juga sudah pada mulai beranjak pulang. Yup, mereka semua juga mau santap sahur.
Akhirnya, biar suasana rumah tidak sepi-sepi amat, saya suka mendengarkan podcast (play on demand and broadcast) melalui ponsel. Awalnya hanya iseng. Habis terkadang memasak sambil menonton acara televisi suka tidak konsen. Acara televisi tetap terlewat, memasak juga jadi tidak fokus.
Eh, lama-lama ternyata menyenangkan juga mendengarkan beragam informasi dari rekaman audio tersebut. Suara-suara podcaster-nya renyah-renyah, temanya juga seru-seru dan bermanfaat. Akhirnya keterusan, setiap sahur mendengarkan beragam tema menarik sebagai hiburan di kala sahur dari podcast.