Saat memasuki areal pondok, suasana nyaman langsung terasa. Mungkin efek temaram lampu dan arsitektur pondok yang terlihat alami. Terlebih, pondok-pondok tersebut terlihat baru dan bersih.
Di dalam pondok, ada dua meja dan kursi yang di sediakan untuk bersantai, satu tempat tidur berukuran queen, televisi, ceret listrik dan meja rias. Tidak ada lemari untuk pakaian, hanya ada buffet meja dan dua buah gantungan pakaian.
Pondok tersebut juga dilengkapi sebuah kamar mandi mungil. Meski demikian fasilitas yang disediakan lumayan lengkap, ada shower, wastafel, toilet dan aneka perlengkapan mandi, mulai dari handuk, sabun, sampo, sikat gigi dan pasta gigi.
Meski cukup lelah menempuh perjalanan dari Batam, Kepulauan Riau, selama lebih dari dua jam, kami sama sekali tidak tertarik untuk rebahan. Kami malah antusias untuk berkeliling menyusuri resort yang penuh dengan lampu-lampu hias.
Setelah salat magrib dan mandi, kami sekeluarga berkeliling menyusuri resort di kawasan Pantai Trikora tersebut. Anak saya yang bungsu malah tidak sabar bermain pasir. Ia berlari-lari sambil sesekali melempar cangkang kerang yang terdampar di pantai ke dalam laut. Duh, padahal sudah malam.
Setelah puas bermain, kami makan malam di pinggir pantai, mengudap aneka makanan, mulai dari ayam bakar, ikan bakar, sosis bakar, plecing kangkung, hingga tomyam.