Begitu pentingnya amalan sedekah ini, Allah bahkan menyebut orang-orang yang enggan berbagi makanan kepada orang yang membutuhkan sebagai pendusta agama.
Hal tersebut seperti yang tercantum dalam Q.S Al-Ma'un ayat 1-3:
"Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin."
Selain Surat Al-Maun, pentingnya berbagi makanan juga tercantum dalam Q.S Al-Balad ayat 10-14:
"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (kebajikan dan kejahatan). Tetapi dia tidak menempuh jalan yang mendaki dan sukar. Dan tahukah kamu apakah jalan yang mendaki dan sukar itu? (Yaitu) melepaskan perbudakan (hamba sahaya), atau memberi makanan pada hari terjadi kelaparan."
Bila membaca tafsir Al-Qurthubi mengenai Surat Al Balad ayat 14, kita dapat menyimpulkan bahwa pahala bersedekah berbagi makanan itu bertingkat-tingkat sesuai dengan kondisi orang yang disedekahi.
Apabila kita memberi makan kepada orang yang sangat membutuhkan, maka pahala yang didapat juga semakin besar.
 "Memberi makanan adalah kemuliaan, dan jika disertai dengan kelaparan yang amat sangat maka lebih mulia lagi."  (Tafsir Al-Qurthubi 20/69).
Al-Qurthubi adalah seorang imam, ahli hadis, dan seorang mufassir Al-Quran yang terkenal.
Oleh karena itu, sebisa mungkin ayo kita sisihkan sebagian rezeki untuk membantu sesama. Seikhlasnya, semampunya. Apalagi tujuan utama berbagi makanan adalah untuk berbagi kepada yang membutuhkan.
Tidak ada ketentuan khusus dalam bentuk jumlah. Bila hanya mampu sedekah segelas air, bisa berbagi segelas air. Jika hanya bisa berbagi sepiring nasi, bisa sedekah sepiring nasi.Â