Pada 2020 lalu, saat pandemi Covid-19 mulai melanda Indonesia, pesanan menjahit Yeni's Style Konveksi sempat menurun drastis.
Neng mengatakan, saat itu sangat sulit mendapat orderan menjahit, baik dari brand pakaian, instansi maupun perorangan.
Ia bahkan harus mengurangi karyawan dari 53 orang menjadi hanya empat karyawan agar usaha yang ia rintis sejak tahun 2014 tersebut tidak gulung tikar.
"Memasuki 2021, alhamdulillah kondisi mulai membaik. Pesanan menjahit perlahan meningkat," ujarnya penuh syukur.
Saat Ramadan, ia bahkan mendapat order menjahit 4.000 hingga 5.000 potong pakaian per minggu. Karyawan yang tadinya hanya tersisa empat orang, kembali bertambah menjadi 35 orang.
Berkah Pandemi
Selalu ada berkah di balik musibah. Hal itu pula yang dirasakan oleh Neng. Lulusan dari STAI Al-Hidayah itu mengaku, pandemi Covid-19 itu laksana berkah yang terselubung. Blessing in disguise.
"Berkat pandemi Covid-19, saya semakin intens meningkatkan usaha secara online. Sebelumnya saya hanya berjualan online malalui media sosial seperti Facebook dan Instagram, kini merambah ke Tik Tok Shop dan marketplace, seperti Shopee, Bukalapak, dan Lazada," tuturnya.
Apalagi selain berbisnis konveksi, ia juga membuka usaha pakaian jadi buatan sendiri berlabel "Kazmy Cloth Id". Pakaian yang ditawarkan sangat beragam, mulai dari daster, kemeja, blouse, celana panjang, jilbab, hingga baju-baju muslim.