Selain rasa cinta yang menggebu, saat akan menikah, kita umumnya hanya mempertimbangkan kecocokan secara personal dengan pasangan.
Selama merasa nyaman, keluarga merestui, biasanya langsung saja ke pelaminan. Terlebih bila usia sudah matang. Paling yang sedikit "diintip-intip" adalah profesi dan penghasilan si calon suami/istri.
Namun, saat si calon pasangan (baca: calon suami) sudah memiliki pekerjaan tetap, penghasilan rutin yang lumayan, biasanya rencana pernikahan sudah langsung mulus seperti jalan tol.
Padahal, selain yang disebutkan di atas, hal lain yang sebaiknya dicek sebelum memutuskan menikah adalah riwayat kesehatan (keluarga) pasangan.
Berdasarkan data yang dirilis kompas.com, setiap anak akan mewarisi profil genetis ayah dan ibu. Ayah akan mewariskan materi genetik melalui sel sperma, sedangkan ibu melalui sel telur atau ovum. Lalu, materi genetik pada ayah dan ibu akan tergabung dalam proses fertilisasi.
Nah sayangnya, profil genetis tersebut tidak hanya mempengaruhi jenis dan warna rambut, warna kulit, warna mata, tinggi badan, dan bentuk gigi setiap anak, tetapi juga dapat meningkatkan risiko anak terhadap kondisi medis tertentu.
Jadi, saat ayah atau ibu menderita/pembawa (carrier) penyakit tertentu yang (biasanya) diwariskan, ada kemungkinan sang anak akan mengidap penyakit tersebut.
Apa Saja Penyakit yang Diwariskan?
Saat Googling penyakit yang diwariskan dari orang tua kepada anak, ada banyak daftar penyakit yang langsung muncul. Ini lima penyakit diantaranya.