Indonesia memiliki bentang alam yang indah. Negeri kita tercinta ini memiliki banyak destinasi wisata alam, mulai dari hutan tropis, savana, gurun pasir, pantai, taman nasional, hingga puncak pegunungan bersalju. Bahkan, karena berada di cincin api dunia, Indonesia memiliki danau-danau vulkanik yang menawan.
Danau Toba salah satunya. Danau seluas 1.145 kilometer persegi ini bahkan menjadi danau vulkanik terbesar di dunia. Danau ini membentang di tujuh kabupaten di Provinsi Sumatera Utara, yaitu Kabupaten Simalungun, Tobasa (Toba Samosir), Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo dan Samosir.
FYI, danau vulkanik adalah danau yang terbentuk dari hasil aktivitas gunung berapi. Ketika gunung api meletus, batuan yang menutup bagian kepundan (kawah) akan terlempar dan meninggalkan bekas lubang. Pada saat hujan turun, lubang kawah akan terisi air kemudian membentuk danau.
Letusan Gunung Toba yang terjadi sekitar 74.000 tahun lalu tak hanya menyebabkan perubahan iklim dan cuaca di seluruh dunia, tetapi juga membentuk danau yang memesona. Danau Toba. Salah satu Wonderful Indonesia, yang selalu mengundang decak kagum siapapun yang berkunjung.
Itu makanya, pemerintah menetapkan Danau Toba sebagai satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP), selain Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), dan Likupang (Sulawesi Utara). Sebab, memiliki pesona dan keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan tempat wisata lain.
DSP Toba tidak hanya menawarkan bentang alam yang memikat, danau yang menghampar luas laksana laut, bukit-bukit hijau yang berbaris indah, tetapi juga Heritage of Toba. Warisan budaya yang begitu memukau, mulai dari rumah adat yang autentik, musik dan tarian tradisional yang begitu unik, hingga kuliner yang sangat khas.
Kegiatan yang dapat dilakukan di sekitar Danau Toba juga sangat beragam, wisatawan dapat menikmati keindahan Danau Toba sambil bersepeda, jogging, trekking, hiking, atau sambil menyicip aneka makanan khas di Desa Wisata Tuktuk Siadong, mulai dari mi gomak, saksang, hingga ikan arsik.
Bangun Cable Car
DSP Toba sangat luas. Tidak cukup satu-dua hari untuk dikelilingi. Padahal, wisatawan nusantara umumnya hanya berkunjung dalam hitungan hari. Terkadang malah ada yang hanya satu hari, datang pagi, pulang sore. Alhasil, hanya sebagian kecil objek wisata di Danau Toba yang dapat dikunjungi.
Mungkin ada baiknya pemerintah menggandeng investor untuk membuat cable car. Kereta gantung seperti di Singapura atau Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Sehingga, meski wisatawan memiliki waktu terbatas, bisa tetap menikmati keseluruhan panorama di sekitar Danau Toba.
Apalagi disekitar Danau Toba juga ada banyak air terjun menawan, perkebunan kopi dan kemenyan (haminjon), hutan, taman, bukit-bukit, dan desa wisata. Jadi, wisatawan-wisatawan yang memiliki waktu terbatas, bisa tetap menikmati objek-objek wisata tersebut, walaupun hanya melihat dari atas, dari cable car.
Meski begitu, pasti tetap menarik. Melihat Singapura yang didominasi gedung-gedung pencakar langit saja sangat menarik, apalagi ini yang didominasi bukit dan pemandangan alam indah. Sepanjang perjalanan pasti tidak berhenti menatap ke bawah, melihat danau, bukit, air terjun dan perkebunan.
Terlebih bila DSP Toba akan dioptimalkan untuk Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE), cable car sebaiknya dibangun. Peserta MICE umumnya memiliki waktu terbatas, setelah acara selesai, pulang. Padahal, peserta-peserta MICE pasti juga ingin menikmati keindahan Danau Toba secara menyeluruh.
Nah, dengan adanya cable car, seluruh keindahan alam di sekitar Danau Toba bisa dinikmati secara menyeluruh dalam waktu singkat. Bisa jadi, setelah adanya cable car seperti itu mereka semakin tertarik untuk mengadakan MICE di Indonesia Aja, di DSP Toba.
Bagi Pemberhentian Cable Car di Beberapa Titik
Kalau misalkan nanti dibangun cable car, ada baiknya pemberhentian dilakukan di beberapa titik. Titik-titik pemberhentian harus sangat dekat dengan objek wisata andalan Toba. Jadi, kereta gantung tersebut tidak hanya berfungsi untuk menikmati panorama Danau Toba dari atas, tetapi juga sebagai alat transportasi yang lebih cepat dan ringkas.
Objek-objek wisata di sekitar Danau Toba bisa dikelompokan berdasarkan jarak. Selain itu, di titik-titik pemberhentian disediakan toko-toko suvenir dan tempat-tempat makan untuk menikmati aneka kuliner khas Sumatera Utara. Bila memungkinkan, pada jam-jam tertentu diadakan pertunjukan budaya. Misalkan, setiap pukul 15.00 diadakan tari Tortor, Tari Baka, atau lainnya. Penjual di titik-titik pemberhentian wajib warga lokal. Sehingga, bisa menggerek perekonomian warga sekitar.
Begitu juga dengan petugas cable car. Semaksimal mungkin melibatkan warga sekitar. Sehingga, bisa membuka lapangan kerja. Selain itu, ada rasa kepemilikan untuk mengembangkan DSP Toba lebih baik lagi.
Beberapa tempat wisata alam di luar negeri sudah cukup banyak yang menggunakan cable car untuk memudahkan pengunjung menikmati objek wisata yang akan dikunjungi, salah satunya Jepang. Negeri Sakura ini menyediakan kereta gantung agar pengunjung dapat lebih mudah menikmati pemandangan Gunung Kachi-kachi, Danau Kawaguchi, Gunung Fuji, dan Pegunungan Alpus.
Begitu juga dengan Swiss. Ada beberapa objek wisata alam yang menggunakan kereta gantung untuk memudahkan pengunjung menikmati objek-objek wisata tersebut.
Meski demikian, jalur kereta gantung memang harus diperhatikan agar tidak merusak dan mengurangi keindahan Danau Toba.
Salam Kompasiana! (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI