Sejak pertengahan Agustus 2021 lalu, SD swasta tempat anak saya bersekolah sudah melakukan pertemuan tatap muka (PTM). Siswa sudah mulai datang ke sekolah untuk belajar secara terbatas.
PTM Dibagi Dua
Siswa di setiap kelas dibagi menjadi dua kelompok, kelompok I dan kelompok II. Minggu pertama, kelompok I belajar Senin dan Rabu dari pukul 07.15 sampai dengan 10.45, sedangkan kelompok II belajar Selasa dan Kamis dengan jam yang sama. Minggu berikutnya, jadwal PTM dirolling, Kelompok I belajar Selasa dan Kamis, kelompok II Senin dan Rabu.
Penggiliran dilakukan agar setiap siswa bisa tetap belajar tatap muka dengan setiap guru. Apalagi untuk pelajaran-pelajaran tertentu yang memang lebih optimal bila dijelaskan secara langsung melalui tatap muka, dibanding hanya dijelaskan secara daring melalui layar ponsel atau laptop.
Saat tidak PTM, dari Senin sampai Jumat, siswa tetap belajar secara daring melalui Google Classroom. Bedanya tidak ada lagi penjelasan dari guru secara virtual melalui Google meet atau Zoom. Penjelasan dilakukan secara tertulis, atau melalui video, yang diunggah di Google Classroom.
Tidak Ada Paksaan Ikut PTM
Setiap orangtua berhak menentukan apakah mengizinkan si buah hati PTM, atau tetap memilih belajar secara daring. Meski sudah melakukan PTM, absensi, tugas, dan evaluasi siswa tetap dilakukan secara daring melalui Google Classroom. PTM di sekolah benar-benar hanya dimanfaatkan untuk menjelaskan materi setiap pelajaran.
Bila masih was-was melepas anak PTM di sekolah, tidak masalah tetap belajar di rumah. Sekolah tidak memaksa. Beberapa orangtua ada yang tetap memilih anaknya belajar di rumah, dibanding mulai belajar di sekolah.
Menerapkan Prokes Ketat
Selama pandemi Covid-19, ini kali kedua sekolah anak saya mengadakan PTM. Tahun ajaran lalu sempat juga melakukan pertemuan tatap muka, tetapi hanya berlangsung selama tiga minggu.
Kasus Covid-19 yang semakin merebak di Kota Batam, Kepulauan Riau, membuat pihak sekolah saat itu terpaksa menghentikan pertemuan tatap muka. Apalagi juga ada imbauan dari Dinas Pendidikan Kota Batam untuk menghentikan PTM karena kasus Covid-19 yang terus meningkat.
Saat melepas anak belajar di sekolah, awalnya was-was. Khawatir. Sempat ingin menolak opsi untuk melepas anak belajar tatap muka di sekolah. Namun, seiring waktu rasa khawatir tersebut bisa dikikis. Apalagi pihak sekolah juga menerapkan protokol kesehatan yang lumayan ketat.
Saat pagi, ada dua guru yang berjaga di pintu gerbang. Guru-guru tersebut akan mengarahkan anak-anak yang baru datang untuk mencuci tangan dengan sabun dan mengecek suhu tubuh.
Selain itu, guru yang mengajar di kelas juga akan terus mengingatkan agar anak-anak tetap mengenakan masker dan menjaga jarak.
Upayakan Menjemput Anak Tepat Waktu
Anak SD itu pada dasarnya suka jajan dan bergerombol. Oleh karena itu, bila anak biasa diantar dan dijemput, sebaiknya orangtua menjemput anak di sekolah tepat waktu. Bila memungkinkan malah lebih cepat dari jam pulang.
Bukan apa-apa, terlambat sedikit menjemput, anak-anak biasanya sudah menclok jajan ke tukang jualan keliling di depan sekolah. Atau berkerumun dengan teman-teman yang dikenalnya yang sama-sama belum dijemput. Apalagi usai jam sekolah usai, pengawasan dari guru sedikit longgar.
Agar anak tidak jajan di tukang jualan depan sekolah, sebenarnya bisa diakali dengan tidak memberi anak bekal uang jajan. Apalagi sekolah juga tidak menyarankan anak membawa uang jajan selama PTM terbatas. Namun, biasanya ada saja anak yang suka membawa uang, dan mereka suka berbaik hati mentraktir teman (teman)nya.
Bawa Cadangan Alat Tulis
Untuk meminimalisir tertular Covid-19 selama PTM, sebaiknya anak kita menghindari pinjam-meminjam alat tulis. Oleh karena itu, sebaiknya membawa cadangan alat tulis yang diperlukan.
Saat PTM, jangan hanya membawa satu atau dua pensil/pena, bawa tiga atau empat sekaligus. Kita tidak tahu nanti pensilnya hilang atau patah. Bila membawa cadangan, bisa menggunakan yang cadangan.
Semoga pandemi Covid-19 ini segera berlalu agar lebih tenang melepas anak belajar di sekolah. Agar anak-anak juga bisa kembali belajar normal seperti biasa. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H