Terkadang, sebesar apapun kesalahan kita, bila terlihat sangat menyesal dan ada upaya untuk memperbaiki kesalahan tersebut, orang akan lebih respek. Lebih mudah memberi maaf. Terlebih bila kesalahan tersebut memang sesuatu hal yang tidak disengaja.
Maafkan, Kita akan Lebih Lega
Saat kita tidak sengaja melakukan kesalahan dan khilaf berbuat zalim, kita pasti ingin dimaafkan. Nah, begitu juga dengan orang lain. Jadi, saat ada orang lain meminta maaf, cobalah berlapang hati untuk memaafkan. Juga melupakan. Sebab, memaafkan dengan tulus juga berarti melupakan dan memberi orang tersebut kesempatan kedua.
Untuk kesalahan-kesalahan tertentu, dulu saya termasuk orang yang sulit memaafkan, apalagi melupakan. Saya bukan orang pendendam, tetapi untuk kesalahan-kesalahan tertentu yang dilakukan oleh orang lain, saya catat dalam hati. Tujuannya, agar tidak sakit hati dua kali.
Namun, ternyata saya pun sering melakukan kesalahan pada orang lain. Saat menyadari kesalahan tersebut, saya meminta maaf, dan ingin dimaafkan dengan tulus, tanpa syarat, tanpa tapi. Dan, diberi maaf atas kesalahan yang besar dan lumayan fatal itu ternyata sangat membahagiakan. Itu makanya, sekarang saya selalu berupaya memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Sebesar apapun itu.
Tak Harus Saat Idulfitri
Idulfitri merupakan momen untuk meminta maaf dan memaafkan kesalahan yang dilakukan. Apalagi saat Idulfitri biasanya suasana hati setiap orang lebih hangat, lebih bahagia. Terlebih selama satu bulan penuh kita juga lebih intens beribadah. Sehingga, saat dimintai maaf biasanya lebih mudah untuk memaafkan.
Namun sebenarnya, meminta maaf itu tidak harus menunggu Idulfitri. Meminta maaf harus dilakukan secepatnya. Tidak menunda-nunda. Apalagi dosa yang dilakukan kepada sesama manusia itu tidak bisa diampuni dengan salat, puasa, sedekah dan istigfar. Kita harus meminta maaf kepada orangnya langsung.
"Siapa yang merasa pernah berbuat aniaya kepada saudaranya, baik berupa kehormatan badan dan harta atau lain-lainnya, hendaknya segera meminta halal dan maafnya sekarang juga, sebelum datang suatu hari yang tiada manfaatnya harta dan dinar atau dirham. Jika ia punya amal shalih, akan diambil menurut penganiayaannya, dan jika tidak mempunyai hasanat (kebaikan), maka diambilkan dari kejahatan orang yang dianiaya untuk ditanggungkan kepadanya." (HR Bukhori Muslim).
Â
Selamat Idulfitri.Â