Kami sembahyang limalah waktu...
Siang dan malam sudahlah tentu...
Hidup di kubur yatim piatu...
Tinggalah seorang dipukul dipalu.
Salat wajib lima waktu itu wajib dikerjakan seluruhnya, tidak pilih-pilih, hanya salat magrib saja, atau subuh saja, atau ashar saja, atau isya saja, atau malah dzuhur saja. Salat wajib lainnya diabaikan. Atau mengerjakan salat subuh, salat dzuhur, salat ashar, salat magrib, tapi tidak mengerjakan salat isya karena keburu ngantuk.
Saya pernah mendengarkan tausyiah dari salah satu ustadz di Batam, Kepulauan Riau. Kata beliau, kalau mau berkomunikasi secara optimal dengan Allah, harus mengerjakan seluruh salat fardu. Tidak ada yang terlewat.
Salat itu seperti kita sedang menelepon. Nomor telepon harus dipencet seluruhnya, kan? Tidak boleh ada yang terlewat, tidak boleh ada yang salah nomor. Kalau tidak, tidak akan terhubung, kalaupun terhubung bisa salah sambung. Nah, begitu juga saat berkomunikasi dengan Allah. Seluruh salat fardu harus dikerjakan.
Dipukul dipalu sehari-hari...
Barulah ia sadarkan diri...
Hidup di dunia tiada berarti...
Akhirat di sana sangatlah rugi.