Di luar bulan Ramadan, sebenarnya ada juga yang menjual mi glosor dan kawan-kawan. Namun, tidak banyak. Umumnya hanya satu-dua penjual. Biasanya penjual pecel/lotek/gado gado, karedok, dan rujak di sekitar pemukiman warga. Itu pun dijual pagi-pagi, siang sedikit sudah habis.
Saya tidak tahu, setiap Ramadan kangen mencicip mi glosor karena rasanya yang memang lezat atau karena saya kangen suasana Ramadan di kampung halaman tetapi tidak mau ngaku hehe. Â Kangen masa kecil, kangen keluarga yang tersebar di beberapa kota di Jawa Barat. Dan, mi glosor yang tidak bisa saya cicip di Batam hanya sebagai representasi dari gunungan rasa rindu tersebut.
Mencoba Menikmati Jajanan Pengganti
Menahan rindu itu berat, itu makanya saya mencoba membuat jajanan pengganti untuk mi glosor. Saya mengganti mi glosor dengan bihun goreng yang diberi campuran kubis atau sawi. Rasanya lumayan enak juga dicampur bakwan sayur yang disiram dengan sambel kuah kacang. Apalagi di Batam juga banyak yang menjual kerupuk mirip asoy, meski ukurannya tidak terlalu lebar dan berlekuk-lekuk.
Selain itu banyak juga jajanan lain yang tak kalah lezat. Sebenarnya saat sudah berbuka puasa dan makan jajanan lain ala Kota Batam yang tak kalah lezat, lupa juga dengan mi glosor hehe. Apalagi saya memang termasuk yang hobi makan. Namun, terkadang di waktu-waktu tertentu di Ramadan ini memang muncul rasa kangen mencicip mi kenyal kuning bening itu.
Nah, kalau teman-teman Kompasianer, jajanan khas Ramadan apa yang paling dikangenin? Berbagi cerita yuk di kolom komentar. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H