Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Artikel Utama

Ramadan Ini, Ingin Belajar Membaca Al Quran dengan Lebih Intensif

15 April 2021   08:38 Diperbarui: 15 April 2021   12:05 1907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan saya di Ramadan tahun ini adalah ingin belajar membaca Al Quran secara tartil. Saya ingin bisa membaca Al Quran dengan tajwid dan makhraj yang baik dan benar. 

Selama ini saya membaca Al Quran hanya sekadar membaca. Hanya sebatas mengenal huruf. Panjang pendeknya masih banyak yang salah. Apalagi hukum membaca Al Quran dengan baik dan benar bagi setiap muslim adalah fardu ain. Wajib.

Belajar Melafalkan Huruf dengan Baik dan Benar

Sejak kecil saya sudah mengenal huruf hijaiyah. Alhamdulillah bisa menuliskan dan melafalkannya. Namun, untuk beberapa huruf tertentu pelafalan saya belum baik dan benar. Terutama untuk huruf-huruf yang pelafalannya mirip, seperti huruf alif dengan huruf 'ain dan huruf hamzah, huruf dal besar dengan dal kecil, huruf sa' dengan sin dan syin, serta huruf jim dengan zai.

Saat huruf-huruf tersebut dilafalkan satu persatu mungkin bisa dilafalkan dengan baik dan benar. Namun, saat dijalin dengan huruf lain suka "ambyar". Huruf alif, 'ain dan hamzah terkadang seragam  saya baca "a". 

Begitu juga dengan huruf zai dan jim, serta  huruf sa' dengan sin dan syin. Semua terkadang dibaca sama. Alhasil sekarang saya mulai belajar dari awal lagi pelafalan huruf-huruf hijaiyah tersebut.

Sumber gambar: alinea.id
Sumber gambar: alinea.id
Bertahap Belajar Tajwid

Ada banyak tajwid yang harus dipelajari saat membaca Al Quran, mulai dari tanwin, izhar, idgham, ikhfa, iqlab, waqof, qolqolah, hingga mad dan tasydid. Selama Ramadan ini saya berniat mempelajarinya secara bertahap. Tidak ada target khusus harus bisa sampai begini dan begitu. Namun yang pasti, ingin dipelajari lebih serius.

Selama ini saya hanya tahu huruf izhar dibaca jelas dan terang, huruf idgham dilebur, huruf ikhfa dibaca samar dan dengung, serta huruf iqlab dibaca lebih panjang --dua harakat. Namun, bagaimana bacaannya? Terkadang hanya saya tebak-tebak sendiri. Mengingat-ingat petuah dari guru ngaji dulu.

Belajar Secara Daring

Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia pada awal tahun lalu, saya sebenarnya sudah mulai belajar membaca Al Quran secara daring. Saya mengunduh beberapa aplikasi android, salah tiganya aplikasi dari "Marbel Learning Qur'an", "Belajar Tajwid Lengkap", dan "Belajar Mengaji Al-Qur'an".

Namun, proses belajar tersebut tidak begitu intensif. Saya hanya belajar saat mendampingi anak saya belajar iqra dan tahfiz yang menjadi salah satu pelajaran wajib di sekolah. Itu pun sebatas yang harus anak saya pelajari, dan setelah itu terkadang saya pun lupa dengan apa yang sudah dipelajari tersebut. Bagai air di daun talas, berlalu begitu saja tanpa sisa jejak.

Nah, saat Ramadan ini saya ingin mulai belajar Al Quran lebih intensif. Ingin bisa membaca kitab suci umat Islam itu dengan baik dan benar. Tidak sekadar membaca, mengabaikan panjang dan pendeknya, makhraj dan tajwidnya.

Sebenarnya sejak tiga tahun lalu, saat anak pertama saya mulai masuk sekolah dasar saya ingin intensif belajar Al Quran di pengajian. Namun qadarullah, saya dikaruniai bayi lagi. Alhasil rencana tersebut tertunda. Saat anak kedua saya beranjak besar, ada pandemi Covid-19 yang membatasi setiap kerumunan, termasuk kegiatan keagamaan.

Akhirnya saya mencoba belajar membaca Al Quran secara daring. Setelah dicoba ternyata cukup mudah dan menyenangkan. Apalagi di aplikasi-aplikasi android yang saya sebutkan diatas dilengkapi dengan audio. Jadi kita tinggal meniru bacaan tersebut. Saya biasanya mendengarkan dulu beberapa kali bacaan yang dipelajari, setelah itu membaca bersamaan dengan contoh di aplikasi, lalu membaca sendiri hingga merasa sudah sesuai.

Bila contoh diaplikasi dirasa kurang, saya terkadang mencari referensi lain melalui Youtube. Apalagi sekarang ada cukup banyak video cara membaca Al Quran yang dibagikan di youtube. Kita tinggal memilih mana yang sesuai, mana yang bisa dipercaya.

Saya tertarik belajar membaca Al Quran dengan baik dan benar karena ini merupakan keterampilan yang harus umat muslim pelajari seumur hidup. Mau tidak mau harus bisa. Apalagi terkadang anak sulung saya suka rada "menyebalkan", saat saya ajari mengaji suka mengkritik, "Ibu bacanya bukan begitu, tapi begini."

Anak pertama saya yang masih kelas 3 SD itu memang lebih intensif belajar mengaji sejak balita dulu. Jadi keterampilan mengajinya terkadang lebih baik. Sementara emaknya suka ogah-ogahan. Dulu prinsipnya yang penting bisa bacanya, lancar tidak terbata-bata. Tajwidnya bisa dipelajari belakangan. Namun ternyata setelah lulus sekolah belajar mengaji berhenti begitu saja. Lulus SMA, berhenti juga belajar mengaji dari ustadz/ustadzah dekat rumah. Alhasil keterampilan mengaji saya begitu-begitu saja.

Sekarang tinggal sesal. Namun, tidak ada kata terlambat untuk belajar kan? Ramadan ini mulai intensif lagi belajar mengaji meski hanya secara daring dan hanya dilakukan sehabis salat subuh. Nanti ke depan semoga bisa belajar secara langsung ke guru ngaji dan mendongkrak kemampuan membaca Al Quran dengan jauh lebih baik.

Kalau teman-teman Kompasianer target menambah keterampilan apa di Ramadan tahun ini? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun