Padahal tujuan ujian/ulangan/kuis adalah untuk mengukur kemampuan siswa. Sejauh mana siswa tersebut paham dengan materi yang sudah dijelaskan.
Bila siswa tersebut mampu mendapat nilai sempurna, berarti ia sudah paham. Sebaliknya, bila terlalu banyak yang salah berarti masih belum begitu paham.
Harus dievaluasi apa yang menyebabkan hal tersebut. Apa penjelasan guru yang kurang optimal? Orangtua yang kurang mendukung? Atau memang siswa tersebut lemah di mata pelajaran tersebut?
Nanti mungkin harus dicari jalan keluar terbaik, baik bagi guru, maupun bagi siswa tersebut. Guru tetap harus terlibat, jangan terima asal bersih dari orangtua.
Khawatirnya, ujung-ujungnya terjadi peristiwa seperti yang diberitakan di paragraf atas. Orangtua terlampau khawatir, siswa terlalu sulit mengerti, ujung-ujungnya malah terjadi penganiyaan yang tidak diharapkan.
Jangan Menetapkan Tenggat Waktu Tugas yang Terlalu Mepet
Saat memberikan tugas, sebaiknya guru memberikan waktu minimal 1x24 jam untuk mengerjakan tugas tersebut. Jangan terlalu mepet.
Terlebih kondisi setiap anak dan orangtua berbeda. Ada orangtua yang sepanjang waktu di rumah sehingga lebih leluasa mendampingi anak belajar, ada yang harus bekerja di luar rumah.
Terkadang tenggat waktu yang terlalu pendek membuat orangtua rentan stress, ujung-ujungnya berdampak pada anak.
Padahal terkadang anak tidak bisa dipaksa belajar begitu saja. Terlebih bila setiap hari ada lebih dari satu mata pelajaran, dengan tugas yang cukup menyita waktu.
Bila tugas dipaksa harus selesai dalam waktu singkat, terkadang mau tidak mau orangtua harus sangat tegas.