Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap tanggal 20 Mei. Tanggal tersebut merupakan tanggal terbentuknya Boedi Oetomo. Sebuah Organisasi modern pertama di Hindia Belanda yang menyuarakan nasionalisme. Berdasarkan informasi yang dirilis kompas.com, organisasi tersebut didirikan oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo dan para siswa School Tot Opleiding Van Idlandche Artsen (STOVIA) pada tanggal 20 Mei 1908.
STOVIA merupakan sekolah khusus pendidikan dokter pribumi pada masa penjajahan Belanda. Sekolah tersebut berlokasi di Batavia. Berdasarkan beberapa referensi, ada cukup banyak siswa STOVIA yang berperan dalam pembentukan organisai Boedi Oetomo. Namun, yang paling terkenal adalah Soetomo.
Pembentukan Boedi Oetomo merupakan momen mulai tumbuhnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Pemicu mulai tumbuhnya tekad anak bangsa untuk bersatu secara utuh untuk menghadapi segala kesukaran.
Meski sudah dicetuskan tepat 112 tahun lalu, semangat kebangkitan nasional tersebut tetap relevan hingga saat ini. Kita tetap membutuhkan solidaritas dari segenap anak bangsa untuk menghadapi segala tantangan dan rintangan, untuk membuat Indonesia terus tumbuh menjadi negara yang adil, makmur, dan sejahtera.
Bedanya, dulu saat Organisasi Boedi Oetomi dibentuk, Â yang kita perjuangkan adalah kemerdekaan dan kedaulatan bangsa --yang masih terjajah dari bangsa lain, saat ini yang kita perjuangkan adalah mengisi dan memeprtahankan kemerdekaan tersebut sehingga Indonesia menjadi negara yang semakin makmur dan sejahtera.
Semangat Hari Kebangkitan Nasional Sangat Diperlukan Saat Pandemi Ini
Hari ini, saat genap 112 tahun memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Bangsa Indonesia berduka. Negeri yang kita cintai ini, sejak awal tahun 2020, dilanda pandemi Covid-19. Sebuah virus yang cukup mematikan. Saat ini, ada lebih dari 18.000 anak bangsa yang terinfeksi virus tersebut, sekitar 1.200 diantaranya meninggal dunia.
Mirisnya, efek corona virus ini tak hanya mengancam kesehatan dan nyawa, tetapi juga menjungkirbalikan segala aspek kehidupan. Perekonomian babak-belur, aktivitas sosial tak lagi leluasa, sekolah diliburkan, beribadah dibatasi, perayaan hari besar nasional dan keagamaan tak lagi semarak seperti dulu.
Efek yang lebih mengenaskan, tidak sedikit saudara-saudara kita di luar sana yang terpaksa kehilangan mata pencaharian, tak lagi memiliki pekerjaan, tidak punya lagi penghasilan secara rutin. Banyak yang mendadak miskin karena tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan yang paling mendasar secara mandiri.
Saat situasi sulit seperti ini semangat Hari Kebangkitan Nasional sangat diperlukan. Kita harus lebih solid untuk bergerak bersama mengatasi situasi yang sulit ini. Kita harus bahu-membahu melawan pandemi agar segera sirna dari negeri kita tercinta ini. Jangan egois, jangan hanya memikirkan kepentingan sendiri.
Ada banyak yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi mengatasi (efek) pandemi Covid-19. Bila memiliki rezeki berlebih, tidak ada salahnya berbagi rezeki kepada sesama. Bantuan bisa berupa uang, makanan atau hal lain yang dibutuhkan oleh yang terdampak. Bisa disalurkan sendiri, bisa melalui beberapa lembaga yang membuka akses untuk membantu menyalurkan kepada yang terdampak pandemi ini.