Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Masa Pandemi Begini, Lebih Bijak Berbelanja Hantaran Lebaran secara Online

13 Mei 2020   21:15 Diperbarui: 13 Mei 2020   21:32 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat pandemi Covid-19, lebih bijak berbelanja hantaran lebaran secara online. | Gambar diambil dari daily.oktagon.co.id

Setiap Hari Raya Idulfitri tiba, umat muslim biasanya memberikan hantaran kepada beberapa keluarga, kerabat, dan tetangga terdekat. Hantaran tersebut umumnya berupa pakaian muslim --baik baju koko maupun gamis, sarung, telekung, peci, jilbab, hingga aneka makanan dan minuman.

Untuk keluarga, kerabat dan tetangga yang tinggal berdekatan, biasanya kita menghadiahkan sirup, biskuit kaleng, kue-kue kering, hingga hantaran makanan siap saji khas lebaran, mulai dari ketupat, gulai kambing, opor ayam, rendang daging, sambal goreng kentang, hingga serundeng buncis.

Menjelang sore H-1 lebaran, makanan tersebut biasanya sudah dikirim. Daftar pertama yang dikirim hantaran biasanya orangtua dan mertua --bila tinggal satu kota. Setelah itu baru orang yang dituakan, atau tetangga terdekat yang tinggal berdampingan, tetangga depan, kiri dan kanan.

Hantaran lebaran. | Gambar diambil dari shopee.co.id
Hantaran lebaran. | Gambar diambil dari shopee.co.id
Untuk hantaran pakaian biasanya sudah dikirim jauh-jauh hari. Setidaknya satu minggu sebelum Idulfitri. Harapannya, pakaian tersebut nanti dikenakan saat Idulfitri. Bila diberikan mendadak, khawatir orang yang kita hadiahi --umumnya orangtua, mertua dan kerabat yang paling dekat, keburu membeli pakaian sendiri. Atau, tidak sempat mencuci dan mempersiapkan dengan baik pakaian tersebut.

Khusus untuk di Batam, ada tradisi khusus menjelang Idulfitri. Perusahaan tempat kita bekerja, rekan bisnis, tetangga, dan beberapa keluarga terdekat juga umumnya menghadiahkan minuman kaleng, bisa minuman bersoda, bisa juga minuman non-soda, seperti soya, rumput laut, dan cincau.

Minuman tersebut biasanya dikirim minimal satu kemasan isi 24 kaleng. Semakin baik dan dekat hubungan kita, biasanya semakin banyak minuman kaleng yang dihantarkan. Sama seperti hantaran pakaian, minuman kaleng biasanya dikirim minimal satu minggu menjelang Idulfitri.

Bagi si penerima, minuman kaleng tersebut nanti disuguhkan kembali kepada tamu yang berkunjung saat open house. Biasanya minuman kaleng itu disajikan dingin di meja-meja ruang tamu. Umumnya hanya diberi sedotan begitu saja. Sehingga, tamu tinggal ambil, buka dan minum.

Hantaran Umumnya Diantarkan Langsung

Dulu sebelum corona hadir menjungkir-balikan semua kebiasaan, hantaran Idulfitri biasanya dihantarkan langsung. Kita langsung datang kepada keluarga, kerabat dan tetangga, sekaligus untuk menyambung silaturahmi. Terkadang bila tidak sempat, untuk keluarga dan tetangga yang tinggalnya berdekatan, kita meminta tolong si buah hati untuk mengantar.

Tahun-tahun sebelumnya, hantaran Idulfitri dikirim secara langsung sambil bersilaturahmi sebelum lebaran. | Gambar diambil dari pixabay
Tahun-tahun sebelumnya, hantaran Idulfitri dikirim secara langsung sambil bersilaturahmi sebelum lebaran. | Gambar diambil dari pixabay
Biasanya hantaran yang didelegasikan kepada si buah hati hanya hantaran berupa sirup, kue kaleng, kue kering, dan makanan siap saji yan dikirim H-1 lebaran. Untuk hantaran pakaian, diberikan langsung tanpa diwakili. Terlebih bila diberikan kepada orangtua dan mertua. Sekaligus ajang silaturahmi sebelum bermaaf-maafan di hari raya.

Esoknya, usai salat Idulfitri baru bersilaturahmi secara langsung. Sekaligus juga saling cicip masakan lebaran yang sudah dibuat. Biasanya tuan rumah sudah menyiapkan meja khusus yang menyajikan aneka masakan khas Idulfitri untuk kita nikmati bersama. Bahkan ketupat juga sudah dipotong berbentuk dadu.

Sekarang, Semua Berubah Efek Corona

Dulu, sebelum pandemi Covid-19, saya dan suami biasanya membeli sendiri pakaian untuk hadiah lebaran orangtua/mertua dan kerabat dekat secara langsung di pusat perbelanjaan. Kami sengaja berkeliling ke beberapa mall untuk mencari pakaian yang cocok untuk hadiah lebaran.

Kebetulan setiap Ramadan hampir setiap pusat perbelanjaan mengadakan bazaar Ramadan. Bazar tersebut menawarkan aneka keperluan Ramadan dan Idulfitri secara lengkap, tak hanya pakaian, sarung, dan telekung, tetapi juga aneka kue kering hingga perabotan dan perkakas rumah tangga.

Bazar Ramadan di Mega Mall Batam, tahun lalu. | Dokumentasi Pribadi
Bazar Ramadan di Mega Mall Batam, tahun lalu. | Dokumentasi Pribadi
Biasanya hunting kado pakaian untuk Idulfitri, kami lakukan secara serius. Kami cek apakah model dan bahannya cocok untuk orang yang akan kami hadiahi, warnanya sesuai, hal yang paling penting adalah ukuran dari pakaian tersebut. Jangan sampai kebesaran atau malah kekecilan.

Kami selalu berupaya memberikan hadiah yang pasti akan dipakai oleh si penerima. Jangan sampai hanya sekadar hadiah. Hanya sekadar ada. Nanti, ujung-ujungnya teronggok di lemari begitu saja karena kurang sreg. Itu makanya dulu kami selalu berbelanja kado pakaian untuk lebaran secara langsung.

Namun, kini berbeda. Efek Covid-19, sepertinya agak sulit berbelanja pakaian untuk hantaran lebaran secara langsung. Selain khawatir terpapar virus corona saat asik berbelanja, juga toko-toko pakaian banyak yang tutup. Jangankan bazar, toko pakaian di pusat perbelanjaan saja banyak yang memilih tidak beroperasi.

Salah satunya toko-toko pakaian di Mega Mall Batam, Kepulauan Riau. Sejak corona semakin merebak di Kota Batam, salah satu mall terbesar di Kota Batam tersebut memutuskan untuk menghentikan sementara operasional pusat perbelanjaan, kecuali supermarket dan tenant menjual bahan pangan, makanan dan minuman.

Mega Mall Batam yang memutuskan menutup tenant selama masa pandemi, kecuali supermarket dan tenant yang menjaul bahan pangan, makanan dan minuman. | Gambar diambil dari probatam.co
Mega Mall Batam yang memutuskan menutup tenant selama masa pandemi, kecuali supermarket dan tenant yang menjaul bahan pangan, makanan dan minuman. | Gambar diambil dari probatam.co
Padahal Mega Mall termasuk salah satu pusat perbelanjaan yang selalu saya kunjungi untuk berbelanja kebutuhan sandang untuk Idulfitri. Baik untuk saya pribadi, suami, anak-anak maupun untuk hadiah. Mau tidak mau, kebiasan tersebut harus diubah. Kado lebaran harus dibeli secara online.

Terlebih sekarang justru lebih banyak yang menjual keperluan untuk hari raya secara online. Baik melalui marketplace, maupun dilakukan secara pribadi melalui media sosial. Mereka menawarkan produk yang tak kalah bagus, baik dari merk ternama, maupun produk bikinian sendiri.

Lebih Bijak Bila Berbelanja Online

Saat ini berbelanja online justru lebih menguntungkan. Selain dapat meminimalisir terpapar virus corona saat berbelanja, marketplace umumnya menawarkan banyak promosi, mulai dari potongan harga --sehingga harga lebih terjangkau, hingga penawaran gratis biaya ongkos kirim.

Gambar diambil dari bahasan.id
Gambar diambil dari bahasan.id
Selain itu, kita juga lebih leluasa memilih produk yang akan kita beli. Tak perlu mengkhususkan waktu luang. Kapan sempat, bisa langsung melihat-lihat melalui gawai. Apalagi pembayaran juga biasanya sangat mudah, dapat melalui M-Banking dari berbagai bank.

Bila khawatir kualitas tidak sesuai dengan yang ditampilkan dalam gambar. Kita bisa akali dengan memilih produk dengan merk yang sudah familiar, sudah biasa kita gunakan, atau sekalian beli merk yang sudah terkenal dan terjamin kualitasnya. Sehingga, tanpa melihat secara langsung, kita sudah tahu kualitas dari produk tersebut. Tak khawatir, membeli gamis, saat sampai lebih mirip gorden.

Selain itu, bila ukuran dan bahan khawatir tidak sesuai dengan yang ditampilkan. Kita bisa lebih teliti mengecek bahan apa yang digunakan. Selain itu, lebih aware dengan ukuran dari produk tersebut. Umumnya ukuran barang dicantumkan di katalog online. Kalaupun tidak ada, kita bisa Googling. Untuk produk tertentu biasanya sudah ada pakem ukuran. Tinggal kita sesuaikan.

Baju dengan merk tertentu biasanya tidak mengecewakan. Penjelasan dan tampilan cukup faktual. Kalaupun ada sedikit perbedaan, paling di warna. Beda sedikit dari display, agak lebih terang atau malah lebih gelap warna aslinya. Biasanya efek dari pencahayaan kamera yang digunakan.

Membeli pakaian lebaran untuk hadiah secara online juga lebih bijak. Selain tidak perlu berkeliling dari satu toko ke toko lain, dari satu department store ke department store lain, kita juga tidak perlu repot mengantarkan langsung ke alamat tujuan. Tinggal memberikan alamat ke si penjual, kado lebaran sudah sampai.

Saat physical distancing seperti ini, tak elok rasanya memaksakan harus bersilaturahmi secara langsung. Meski masih hitungan keluarga, kita tetap harus berupaya meminimalisir risiko paparan Covid-19. Jangan sampai kita menjadi penyebab semakin mewabahnya virus corona ini.

Terlebih bila yang diberi kado sudah sepuh, kasihan kan bila sampai terpapar Covid-19, terlabih bila sudah terinfeksi penyakit lain. Bila sayang keluarga, cukup menahan diri untuk tidak bertemu dulu semantara. Hanya bersilaturahmi melalui kado lebaran yang dikirimkan melalui kurir marketplace.

Jadi mau memberi kado lebaran apa tahun ini?

Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun