Buah naga boleh saja berasal dari Benua Amerika sana, tetapi bagi warga Batam, Kepulauan Riau, buah naga merupakan buah lokal. Buah dari marga Hylocereus dan Selenicereus tersebut banyak ditanam warga Batam di sepanjang jalan Trans Barelang, tepatnya di Pulau Rempang dan Galang.
Pada awal tahun 2000-an, ada sekitar 130 hektar lahan yang ditanami buah naga di Batam. Hal tersebut menjadikan Batam sebagai kota penghasil buah naga terbesar di Indonesia. Bahkan, Batam dulu memasok semua kebutuhan buah naga untuk (hampir) seluruh kota di Indonesia.
FYI, wilayah di Indonesia yang pertama kali mengembangkan perkebunan buah naga secara masif adalah Batam. Buah naga termasuk tanaman kaktus. Sehingga, tanaman ini tidak terlalu "rewel". Bisa tetap tumbuh subur dilahan tandus, seperti lahan-lahan yang ada di Kota Batam.
Walaupun lahan buah naga sudah jauh berkurang, tetapi saat kita melintasi jalan trans Barelang, akan terlihat hamparan pohon buah naga yang kehijauan. Bila memiliki waktu luang, kita dapat mampir sejenak ke perkebunan tersebut sambil mencicip aneka olahan buah naga yang lezat.
Banyak Dijadikan Minuman untuk Berbuka Puasa
Sepanjang tahun, buah naga selalu tersedia di Kota Batam. Buah ini memang tidak mengenal musim. Setiap bulan selalu berbuah. Harga yang ditawarkan cukup terjangkau. Meski demikian, bila dibandingkan dengan buah naga yang didatangkan dari kota lain, harganya lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan, buah naga Barelang rasanya lebih manis, segar, ukurannya juga lebih besar.
Saat bulan Ramadan seperti ini, tak sedikit penjual yang juga memanfaatkan buah naga sebagai dasar utama untuk minuman berbuka puasa. Warna buah naga yang merah keunguan atau justru putih pekat, membuat warna minuman terlihat sangat menarik tanpa pewarna apapun.