Ramadan telah berlalu seiring gema takbir yang terus bertalu. Meski demikian, hal-hal baik yang sudah kita lakukan selama Ramadan, seharusnya bisa kita jadikan kebiasaan baik sepanjang waktu. Mendulang pahala selama Ramadan itu penting, tetapi terus meningkatkan keimanan sepanjang waktu jauh lebih penting.
Tetap Melaksanakan Salat Wajib di Awal Waktu
Saat Ramadan umumnya kita shalat di awal waktu. Begitu adzan berkumandang, kita lekas-lekas mengambil wudhu dan langsung melaksanakan ibadah wajib tersebut. Jarang menunda shalat hanya karena waktu untuk menjalankan ibadah tersebut dirasa masih cukup panjang. Terutama untuk shalat dzuhur, ashar, dan isya.
Nah, bila sepanjang Ramadan kita dapat melaksanakan shalat fardu di awal waktu, mengapa tidak membawa kebiasaan baik tersebut hingga kita dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun depan. Toh bila hanya menjalankan ibadah shalat tok, waktu yang dibutuhkan tidak akan lebih dari 10 menit.
Selain itu, saling mengingatkan sesama muslim saat waktu shalat wajib tiba juga jangan hanya dilakukan selama Ramadan. Lakukan juga di luar bulan penuh ampunan tersebut. Toh kita tetap mendapatkan pahala bila mengingatkan kebaikan untuk sesama muslim, apalagi mengingatkan untuk shalat. Tentu dengan pilihan kata yang santun, saat mengingatkan tersebut.
Apalagi mau Ramadan ataupun tidak, menunda-nunda shalat karena alasan yang tidak jelas juga tidak baik. Terlebih hampir setiap waktu kita selalu memiliki doa yang ingin segera dikabulkan Allah SWT. Masa doa ingin dikabulkan cepat, kegiatan wajib yang diperintahkan Allah ditunda hingga akhir waktu?
Tetap Menyempatkan Membaca Al-Quran
Bila saat Ramadan kita selalu menyempatkan diri untuk membaca Al-Quran, baik di rumah ataupun di masjid dan mushalla bersama saudara-saudara muslim yang lain. Setelah Ramadan usai, tidak ada salahnya untuk melanjutkan kebiasaan baik tersebut. Mengaji bisa dilakukan beberapa menit sebelum waktu tidur. Bila tidak memungkinkan bisa dilakukan usai shalat subuh.
Bila kita bekerja dan tidak sempat membaca Al-Quran di rumah karena jarak tempuh rumah dengan kantor lumayan jauh, baca saja Al-Quran selama perjalanan dari rumah ke kantor, atau sebaliknya dari kantor ke rumah. Daripada tertidur sepanjang jalan, lebih baik membaca Al-Quran, meski hanya satu lembar.
Agar tidak mengganggu penumpang yang lain, baca pelan-pelan saja, atau dalam hati. Atau bila di jalan tidak memungkinkan membaca Al-Quran karena sulit menjaga wudhu, kita baca saja terjemahan-terjemahan Al-Quran. Seperti halnya saat kita membaca deretan kata di dalam novel untuk mengisi waktu luang. Kita bisa membaca terjemahan Al-Quran tersebut melalui ponsel agar lebih praktis.
Tetap Menjaga Pola MakanÂ
Saat Ramadan kita umumnya lebih menjaga pola makan. Apalagi kita hanya boleh makan dan minum pada jam-jam tertentu, sehingga mau tidak mau kita akan mengikuti aturan tersebut. Bila pada hari-hari biasa pola makan kita berubah-ubah sesuai kesibukan, saat puasa kita pasti akan makan dan minum tepat waktu.
Selain lebih disiplin dengan jam makan, saat Ramadan kita juga lebih bijak memilih makanan. Kita umumnya lebih memilih makanan bergizi dan bernutrisi. Makan bukan hanya asal kenyang, tetapi juga harus mengudap makanan dengan kandungan yang betul-betul dibutuhkan oleh tubuh. Bila kita makan sembarangan, kita tinggal tanggung risikonya. Perut keruyuk-keruyuk dan lemas seharian selama menjalankan ibadah puasa.
Meski Ramadan sudah berlalu, kebiasaan baik ini seharusnya tetap dipertahankan. Toh dampaknya baik untuk kesehatan tubuh. Makan dengan teratur menghindarkan kita dari beberapa risiko penyakit, begitupula dengan kebiasaan mengudap makanan yang lebih bergizi.
Tetap Murah Hati
Saat Ramadan kita umumnya lebih murah hati dan ringan tangan membantu orang yang membutuhkan. Tanpa diminta, melihat orang yang memerlukan bantuan, langsung kita bantu. Tak sedikit dari kita yang bahkan menyisihkan rezeki dengan memberikan sejumlah uang ke lembaga atau instansi tertentu untuk menitipkan sumbangan. Ada yang menymbang untuk berbuka puasa di masjid, ada juga yang menyumbang untuk membeli mukena atau Al-Quran.
Setelah Ramadan berlalu, kebiasaan baik ini seharusnya tetap dipertahankan. Kita tetap harus murah hati dan tak segan menolong orang yang memerlukan. Apalagi orang yang tertimpa musibah atau kesusahan tak hanya terjadi saat Ramadan, tetapi juga di luar bulan penuh berkah tersebut.
Ah, semoga semangat Ramadan selalu berpijar sepanjang waktu dan terus menginspirasi. Semoga kita dipertemukan kembali dengan Ramadan tahun depan. Amien. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H