Ramadan membawa berkah tersendiri bagi Tatyana. Perempuan yang akrab disapa They tersebut mendadak menjadi pengusaha bazar kuliner. Tak tanggung-tanggung, ia bahkan membuka dua stand sekaligus di dua tempat berbeda, yakni di Batam Wonderfood Ramadan dan di Mall Botania 2, Batam, Kepulauan Riau.
Ia bersama beberapa anggota keluarga menawarkan makanan-makanan tradisional khas Indonesia. Ada ikan dabu-dabu, cumi hitam, paru tumis melinjo, roti jala, dendeng balado, pepes ikan, ayam rica-rica, ikan tauco hingga gulai daun ubi. Setiap hari setidaknya ada 10 menu yang ditawarkan. Agar pengunjung tidak bosan, menu yang disajikan selalu berganti setiap hari.
Selain menawarkan nasi dan lauk pauk, saat bazar Ramadan ini, They juga menawarkan aneka takjil. Sabtu (18/5) saat saya berkunjung ke bazar Batam Wonderfood Ramadan, They dan keluarga menawarkan takjil bubur biji salak. Takjil tersebut disusun sedemikian rupa di bagian depan stand.
They mengaku, ini merupakan kali pertama ikut bazar Ramadan. Ia tertarik ikut karena tertantang ingin ikut serta memperkenalkan makanan rumahan khas Indonesia kepada pengunjung acara Batam Wonderfood Ramadan.
Terlebih target pengunjung acara tersebut tak hanya warga lokal, tetapi juga wisatawan dari negeri tetangga, Singapura dan Malaysia. Apalagi ia memiliki resep masakan Indonesia andalan keluarga yang sudah turun temurun diakui kelezatannya.
Selain itu, They mengaku, tertarik berbisnis kuliner saat Ramadan karena umumnya makanan-makanan untuk berbuka puasa selalu laris. Pembeli seolah tak henti berbelanja makanan dan minuman untuk mengisi perut usai menahan haus dan lapar selama satu hari penuh.
Bisa Menjual 100 Porsi per Hari
Masakan yang ditawarkan They memang istimewa. Bila masakan rumahan yang ditawarkan di bazar Ramadan umumnya dikemas asal-asalan, They mengemas masakan tersebut dengan sangat baik. Tampilannya premium, meski harga yang ditawarkan tetap terjangkau. Begitu juga dengan rasa masakan. Rasanya sangat terjaga.
Pada hari pertama bazar Batam Wonderfood Ramadan, saya datang terlalu sore. Masakan yang ditawarkan di stand They sudah hampir habis. Tersisa satu porsi, itupun hanya paru yang harus dicampur dengan nasi karena porsinya sudah benar-benar minimal. Pada kali kedua berkunjung ke acara tersebut baru bisa lebih leluasa memilih menu, karena saya sengaja datang lebih siang.
Sudah Berpengalaman di Bisnis Kuliner