Ramadan 1439 sebentar lagi berlalu. Hanya tinggal hitungan hari, sekitar 48 jam mendatang. Apalagi menurut beberapa ulama, pergantian hari dalam Islam dimulai saat adzan magrib berkumandang, bukan saat jam menunjukan pukul 24:00 seperti halnya pergantian hari dalam tahun masehi. Setelah Ramadan benar-benar berlalu pasti ada banyak hal yang dirindukan. Salah satunya beberapa hal berikut ini.
Shalat Tarawih Berjamaah
Ini kegiatan yang paling dirindukan diluar bulan Ramadan. Meski tidak setiap malam melaksanakan karena satu dan lain hal, kegiatan shalat tarawih dan witir hingga 23 rakaat pasti sangat dirindukan. Kangen menyemangati diri, sambil menghitung dalam hati sudah berapa rakaat yang dilakukan.
Nanti pasti kangen juga mengendalikan diri untuk tidak "mengintip" ponsel setiap kali ada jeda antar rakaat saat sahalat tarawih. Apalagi tarawih hanya dilakukan satu tahun sekali, saat Ramadan berlangsung. Di luar itu tidak diperkenankan melakukan shalat tersebut dengan alasan apapun.
Apalagi saat pulang dan pergi shalat tarawih biasanya bareng-bareng pergi bersama keluarga, terkadang sengaja berangkat bersama dengan tetangga terdekat, samping kiri-kanan dan depan. Sehingga, dapat lebih mengeratkan tali silaturahmi. Sepanjang jalan menuju dan pulang dari masjid bisa sambil mengobrol ringan.
Terlebih pada hari-hari biasa belum tentu bertemu dengan tetangga sesering saat Ramadan. Meski rumah hanya berjarak beberapa jengkal, kesibukan masing-masing membuat kami sesama tetangga jarang bersua. Kalau pun bertemu paling hanya sekadar berbasa-basi singkat, terkadang hanya tersenyum tanpa berkata apapun.
Sahur dan Buka Puasa Bersama
Selama Bulan Ramadan seluruh anggota keluarga pasti berkumpul bersama untuk sahur. Menikmati aneka hidangan sambil mengobrol ringan. Setiap hari selama Ramadan kami melakukan hal tersebut. Nanti setelah Ramadan berlalu, hal tersebut pasti akan sangat dirindukan.
Pada hari biasa hanya sesekali kami sarapan bersama dalam satu meja. Biasanya siapa yang sudah siap lebih dulu, ia akan sarapan lebih cepat. Terkadang salah satu anggota keluarga masih bersiap mandi, satunya lagi menyiapkan beragam hal untuk kegiatan hari itu, sehingga jadwal untuk sarapan tidak pernah sama.
Sesekali malah lebih memilih untuk sarapan di kantor, atau di tempat aktivitas yang akan dituju. Apalagi bila di kantor atau di tempat aktivitas yang akan dituju tersebut sedang ada acara dan disiapkan sarapan. Sehingga, kebersamaan saat pagi akan berlalu begitu saja. Tidak seintens saat Ramadan.
Begitupula dengan momen buka puasa. Saat Ramadan, sebisa mungkin berbuka puasa di rumah, makan bersama keluarga. Kecuali saat adzan magrib berkumandang ada kegiatan lain yang harus dilakukan di luar rumah, atau ada kegiatan berbuka puasa bersama dengan teman kantor atau teman komunitas. Sehingga, kebersamaan dengan keluarga lebih terasa. Hari-hari biasa umumnya pulang ke rumah menyesuaikan dengan kegiatan. Tidak sebegitunya memaksakan diri pulang sebelum adzan magrib berkumandang.