Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

5 Tempat Ngabuburit Favorit di Batam

24 Mei 2018   08:39 Diperbarui: 24 Mei 2018   12:35 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu lokasi ngabuburit di Batam. | Dokumentasi Pribadi

Pasar Ramadan Tanjung Uma

Ini juga salah satu lokasi ngabuburit warga Batam, terutama yang ingin berbuka puasa dengan makanan tradisional khas Melayu dan aneka seafood dengan harga yang "ramah kantong". Penjual di pasar yang buka setiap Ramadan tersebut memang warga sekitar yang sudah berpuluh tahun tinggal di Batam.

Ada ikan-ikan sebesar nampan yang sudah dipanggang dan diberi bumbu, sehingga tinggal disantap. Harganya cukup beragam tergantung dari jenis dan besar ikan, dan ssst terkadang bisa ditawar. Namun melihat kualitas ikan yang segar, dengan body yang cukup besar, rasanya tidak tega untuk menawar. Harga yang ditetapkan penjual rasanya sudah pas. Selain ikan ada juga sotong, udang dan kepiting. Ukuran mereka juga besar-besar.

Bila malas membeli seafood yang berukuran jumbo, bisa juga membeli yang berukuran lebih kecil, ukuran normal. Biasanya dikemas dalam wadah styrofoam. Ada ikan asam pedas, gong gong, udang, sotong kecil, hingga kerang. Bila enggan membeli yang sudah dimasak, bisa juga membeli yang masih mentah.

Ikan yang dijual di Pasar Ramadan Tanjung Uma. | Dokumentasi Pribadi
Ikan yang dijual di Pasar Ramadan Tanjung Uma. | Dokumentasi Pribadi
Selain seru berburu seafood, di pasar ini juga sangat seru berburu makanan tradisioanl khas Melayu. Saya sampai terbengong-bengong saat melihat seorang ibu yang sedang membuat putu piring. Tepung beras yang diberi bumbu berwarna kuning, dikukus disebuah wadah yang berisi air mendidih dengan menggunakan kain segi empat kecil yang juga berwarna kuning dan tutup gelas. Unik melihatnya. Apalagi dikerjakan dengan sangat cepat karena pembeli sudah mengantre.

Saat saya berkunjung akhir pekan lalu, ibu itu merupakan penjual putu piring satu-satunya di pasar tersebut. Itu makanya sejak pasar beroperasi dari pukul 14:00 WIB pembeli tak henti datang. Jam baru menunjukan pukul 16:00 lewat sedikit saja kue yang rasanya agak mirip dodongkal tersebut sudah ludes. Padahal ibu penjual bilang ia sudah menyiapkan lima kilo tepung beras untuk dijual.

Selain putu piring, kita juga bisa menemukan laksa di Pasar Ramadan Tanjung Uma. Laksa yang ditawarkan ada dua macam, ada yang pedas, ada yang plain tanpa rasa. Rasa asin-gurih-pedas nanti akan didapat dari bumbu yang disimpan dalam kantong plastik. Kemarin saya tidak sempat nyoba, tapi suami bilang laksa yang pedas lebih juara rasanya.

Selain laksa dan putu piring, di pasar tradisional ini juga kita akan menemukan bingka. Makanan khas melayu yang selintas mirip bunga. Bentuk bingka tersebut besar, berwarna hijau terang. Harganya hanya Rp10.000/buah. Sebenarnya, ada juga yang dibuat kecil-kecil, namun di pasar tersebut tidak saya temukan.

Penjual putu piring. | Dokumentasi Pribadi
Penjual putu piring. | Dokumentasi Pribadi
Berkeliling di Pasar Ramadan Tanjung Uma sangat menyenangkan. Bisa sekalian cuci mata dengan aneka kuliner yang disajikan. Hanya satu kurangnya, minim tempat parkir karena berada di pemukiman warga dengan ruas jalan yang terbatas. Kalau kita parkir di lapangan, lumayan jauh jalan kaki ke dalamnya. Anak saya sempat mengeluh beberapa kali, capek Bu, masih jauh ya tempatnya? Kebetulan saat itu karena khawatir sulit mencari tempat parkir di sekitar pasar, kami memarkirkan kendaraan di sekitar lapangan.

Selain itu, semakin sore pengunjung semakin ramai, terlebih saat akhir pekan. Pengunjung bisa sampai berdesak-desakan. Sehingga, disarankan datang jangan terlalu sore. Apalagi juga makanan yang kita beli tidak bisa makan di tempat. Semuanya hanya dilayani untuk dibungkus, karena lokasinya seperti "pasar senggol", jadi harus diperhatikan juga waktu tempuh dari rumah ke pasar tersebut, dan sebaliknya. Jangan sampai, malah keburu beduk magrib.

Rumah Miniatur Batam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun