Ustadz tersebut juga mengatakan, salat itu seperti digit nomor telepon. Harus dipijat semua nomornya agar kita bisa "terhubung" dengan Allah SWT. Bila ada satu yang terlewat tidak akan nyambung. Begitu juga bila waktu yang ditentukan sudah berlalu, belum tentu "telepon" tersebut tersambung.
Saya memang masih harus menjewer diri sendiri karena masih suka lalai. Semoga momen Ramadan dapat meluruhkan kelalaian tersebut. Apalagi saat Ramadan umumnya setiap muslim lebih rajin untuk saling mengingatkan, terutama saat sudah memasuki waktu salat wajib.
Menyempatkan Membaca Al-Quran dan Ikut Kajian
Selama Ramadan banyak masjid dan musalla yang mengadakan tadarus dan kajian mengenai Islam. Bila memungkinkan tidak ada salahnya ikut bergabung, lumayan juga kan bisa menambah ilmu dan pahala. Apalagi katanya saat Ramadan pahala yang kita dapat saat melakukan kegiatan yang bermanfaat sangat berlipat-lipat.
Bila bulan-bulan biasa kita lebih sering membuka halaman-halaman novel atau bolak-balik menonton serial drama, ada baiknya sekarang dibatasi, dan menyempatkan waktu lebih banyak untuk membolak-balik halaman Al-Quran. Bila sebelumnya lebih rajin berkumpul dengan komunitas satu hobi, ada baiknya ikut lebih banyak pengajian atau tausyiah yang diadakan di masjid-masjid.
Setidaknya satu tahun sekali, saat Ramadan belum berganti menjadi hari yang fitri, kita meng-upgrade ilmu secara langsung. Meski sebenarnya menambah ilmu mengenai agama bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, apalagi dengan akses internet super canggih seperti saat ini.
Hanya saja saat hari-hari biasa sepertinya perlu usaha lebih ekstra. Nah, mumpung Ramadan, saat kesempatan mendalami ilmu agama lebih terbuka lebar, tidak ada salahnya kita manfaatkan. Ah, saya harus sering-sering nih mampir ke masjid, atau setidaknya membaca Al-Quran di rumah dan membaca buku-buku Islami.
Membuat Pola Makan Lebih Teratur dan Sehat
Puasa dapat menjadi momentum yang tepat untuk memulai pola makan yang teratur dan sehat. Apalagi umumnya saat Ramadan, terutama kala sahur, kita lebih banyak mengkonsumsi makanan rumahan yang kita masak sendiri. Sehingga, kandungan makanan yang kita konsumsi dapat lebih terukur.
Saat puasa kita juga lebih disiplin dengan jam makan. Kita hanya boleh makan dan minum pada jam-jam tertentu, sehingga mau tidak mau kita akan mengikuti aturan tersebut. Bila pada hari-hari biasa pola makan kita berubah-ubah sesuai kesibukan, saat puasa kita pasti akan makan dan minum tepat waktu.
Apalagi saat puasa juga kita dituntut untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bernutrisi. Makan bukan hanya asal kenyang, namun juga harus mengandung kandungan yang betul-betul dibutuhkan oleh tubuh. Bila kita makan sembarangan, kita tinggal tanggung risikonya. Perut keruyuk-keruyuk dan lemas seharian selama menjalankan ibadah puasa.