Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

5 Hal yang Harus Disiapkan Menjelang Ramadan

15 Mei 2018   09:58 Diperbarui: 15 Mei 2018   19:59 2505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah bagi setiap muslim. Bulan penuh rahmat dan barokah ini selalu ditunggu-tunggu. Lalu, apa yang harus disiapkan agar kita dapat beribadah maksimal di bulan penuh ampunan ini?

Berbelanja Bahan Makanan

Beberapa hari sebelum Ramadan menjelang, umat muslim umumnya berbelanja berbagai keperluan untuk menyambut Ramadan. Umat muslim --yang didominasi oleh ibu-ibu rumah tangga, rela berdesakan ke pasar tradisional atau ke supermarket untuk berbelanja berbagai bahan makanan, mulai dari daging, sayuran, buah, hingga bumbu dapur.

Ramadan yang datang hanya satu kali dalam satu tahun --selama 30 hari, membuat umat muslim begitu antusias menyambut bulan yang penuh rahmat dan ampunan tersebut. Biasanya semua jenis makanan disediakan secara lengkap, mulai dari makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup.

Umat muslim sebenarnya bukan mau berfoya-foya selama Ramadan --apalagi esensi Ramadan sebenarnya untuk lebih menahan diri, baik dari makan dan minum, hawa nafsu, hingga perbuatan lain yang dilarang oleh agama. Selain itu juga untuk lebih berempati pada orang-orang yang selama ini kekurangan.

Namun tak dipungkiri, menahan makan dan minum dari terbit fajar hingga tenggelam matahari membuat siapapun yang berpuasa harus lebih memperhatikan stamina, asupan gizi dan nutrisi. Waktu makan dan minum yang terbatas, membuat kita harus pintar-pintar memilih asupan makanan.

Itu makanya saat berbuka puasa dan sahur, orang-orang yang berpuasa umumnya lebih memperhatikan makanan yang disantap sehingga lebih kuat melaksanakan ibadah yang diwajibkan oleh Allah SWT. Terlebih saat sahur, bila memungkinkan makanan yang disantap harus sesuai selera.

Jujur, makan makanan berat saat dinihari bukan perkara mudah. Saat mata masih mengantuk dan ingin tertidur lelap, mulut harus terus mengunyah demi kelancaran berpuasa selama satu hari penuh. Itu makanya, bila makanan yang tersedia tidak sesuai selera, akan semakin berat untuk bersantap.

Apalagi pada awal-awal Ramadan,  umumnya tidak banyak warung makan yang beroperasi, membantu menyediakan makanan sahur. Warung-warung tersebut biasanya baru buka setelah Ramadan berlangsung beberapa hari. Mungkin karena kebiasaan, awal puasa hampir semua orang memasak makanan sendiri.

Itu makanya, berbelanja bahan makanan menjelang puasa, menjadi suatu hal yang wajib dilakukan. Jangan sampai, saat sahur menjelang bingung mau makan apa. Bahan makanan untuk dimasak tidak ada, berbelanja masakan jadi di warung makan juga tidak tersedia karena banyak yang "meliburkan diri".

Mencuci Perlengkapan Ibadah

Hal lain yang wajib dilakukan menjelang bulan Ramadan adalah mencuci berbagai perlengkapan ibadah, mulai dari mukena atau telekung, sajadah hingga sarung. Perlengkapan ibadah tersebut biasanya secara rutin dicuci, namun rasanya lebih afdol saat menjelang Ramadan dicuci kembali. 

Alasannya, bila perlengkapan ibadah yang kita gunakan bersih dan wangi, akan lebih percaya diri digunakan. Terlebih Islam sangat mewajibkan kebersihan. Kebersihan bahkan dikatakan sebagai sebagian dari iman.

Apalagi selama Ramadan umat muslim juga melakukan ibadah rutin salat tarawih selama (hampir) satu bulan penuh, dan umumnya dilakukan di masjid dekat rumah bersama dengan warga perumahan yang lain. Bila perlengkapan ibadah terlihat "dekil" dan mengeluarkan bau kurang sedap karena lembab, rasanya tidak enak sendiri.

Ilustrasi diambil dari timesofindia.indiantimes.com
Ilustrasi diambil dari timesofindia.indiantimes.com

Menyiapkan Beberapa Alarm

Selain menyetel alarm di telepon selular, biasanya saya dan keluarga juga menyetel alarm di jam weker. Bukan apa-apa, pernah beberapa kali begitu percaya dengan alarm telepon selular --dan tidak menyalakan alarm di jam weker, kami kebablasan, baru bangun beberapa menit sebelum imsak menjelang. Alhasil hanya sempat menghabiskan beberapa gelas air putih, tidak sempat makan.

Entah karena salah setting, entah kami yang terlalu nyenyak tidur. Namun terkadang alarm dari telepon selular tidak berbunyi. Kalaupun berbunyi tidak terdengar. Sehingga, agar lebih aman, menjelang Ramadan biasanya kami juga berbelanja satu hingga dua jam weker. Lebih afdol rasanya menggantungkan bantuan pada jam yang berdering-dering memekakan telinga.

Konsultasi ke Dokter

Ini tak kalah penting dilakukan, terlebih bila kita memiliki keluhan atau penyakit tertentu yang membutuhkan konsultasi dari dari dokter saat akan menjalankan ibadah puasa. Beberapa ada yang mengatakan, puasa itu seperti terapi --obat, beberapa penyakit malah sembuh saat menjalankan puasa. Namun akan lebih aman bila kita melakukan konsultasi secara resmi dengan dokter.

Saya pribadi beberapa hari lalu sudah melakukan konsultasi dengan dokter. Kebetulan Ramadan tahun ini saya diberi "titipan". Saya hamil sekitar lima bulan. Sehingga, agar lebih amannnya saya memutuskan untuk bertanya langsung kepada dokter kandungan yang biasa saya datangi untuk konsultasi.

Tujuh tahun yang lalu saya juga sebenarnya mengalami kondisi yang sama, saat hamil anak pertama. Namun itu sudah berlalu tujuh tahun lalu. Sehingga, meski dulu saat ikut berpuasa baik-baik saja, terap saja saya harus tetap memastikan kembali apakah tahun ini saya dan si janin cukup kuat untuk ikut menjalankan ibadah wajib tersebut.

Dokter kandungan tersebut mengatakan, ibu hamil sebenarnya tidak terlarang untuk ikut berpuasa, selama kondisi ibu dan si janin cukup baik dan normal. Selain itu, asupan gizi selama berpuasa terpenuhi dengan baik meski jam asupannnya digeser. 

Hanya saja ibu hamil harus tetap lebih awas, jangan terlalu memaksakan diri. Bila tidak sanggup lebih baik berbuka puasa secepatnya dan mengganti di hari lain.

Menyiapkan Hati

Ini sebenarnya hal yang paling penting yang harus disiapkan menjelang Ramadan. Persiapan hati menjelang Ramadan sehingga bulan penuh berkah dan ampunan ini tidak berlalu begitu saja. Selama Ramadan, usahakan perbanyak ibadah sunnah, dan jangan lewatkan ibadah wajib.

Bila bulan-bulan biasa masih suka malas membaca Al-Quran, yuk mulai rajin membaca kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tersebut secara berkala, bila pada bulan biasa masih ada salat wajib yang terlewat, ayo kita niatkan agar salat yang dijalankan lengkap. Kalau bisa malah dijalankan di awal waktu.

Bila ada rezeki berlebih tidak ada salahnya juga untuk lebih banyak beramal. Apalagi katanya pahala di bulan Ramadan itu berlipat-lipat dibanding bulan-bulan lain. Jangan sampai Ramadan hanya membuat kita menahan haus dan lapar, namun melupakan esensi lain yang tak kalah penting.

Ah, selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat muslim. Apa yang sudah disiapkan teman-teman Kompasianer menjelang Ramadan tahun ini? Yuk, berbagi cerita di kolom komentar. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun