Sementara si pria merasa masih penasaran, bagaimana rasanya "jalan" dengan perempuan itu, menonton, makan, atau melakukan hal lain yang sering dilakukan pasangan yang sedang berpacaran. Sehingga saat mendapat lampu hijau, ia dengan sukarela "membagi hati". Apalagi saat itu ia lebih percaya diri karena memiliki jabatan yang jauh lebih tinggi di kantor baru.
Rasa Penasaran yang Belum Tuntas
Pernah punya gebetan? Pernah terobsesi dengan gebetan tersebut, namun tidak pernah kesampaian. Jangankan menikah, berpacaran saja tidak pernah. Namun suatu hari bekesempatan bertemu kembali dan tahu ternyata dulu sama-sama suka, namun tidak pernah terungkapkan.Â
Atau pernah punya pacar yang sangat kita cintai, namun karena satu dan lain hal terpaksa putus. Saat bertemu kembali bertahun-tahun kemudian ternyata "rasa" itu masih ada.
Rasa penasaran ingin merasakan "hidup bersama" dengan orang yang kita cintai di masa lalu, atau yang kita anggap cinta sejati, terkadang membuat gelap mata. Tak sedikit akhirnya si suami menceraikan si istri, dan si istri menceraikan si suami. Hingga akhirnya mereka menjadi pasangan suami-istri baru. Walaupun masing-masing juga sudah dikaruniai buah hati yang lucu-lucu.
Itu makanya, jauh sebelum menikah memang sebaiknya menuntaskan semua obsesi, rasa penasaran. Lebih baik malu-maluin sebelum menikah untuk menuntaskan rasa penasaran, dibanding setelah menikah mengorbankan keluarga yang sudah kita bina. Apalagi setelah menikah dengan orang yang kita anggap sebagai cinta sejati itu belum tentu lebih baik dan bahagia. Pribadi dan kondisi setiap orang berubah, bisa jadi setelah lebih dekat dengan orang tersebut, si orang tersebut tidak sebaik yang kita bayangkan. Tidak segreget dulu.
Ah, membahas mengenai pelakor tidak pernah habis. Apalagi terkadang juga ada yang menjadi pelakor hanya karena hal sepele, misalnya si pria bekerja di perusahaan yang dia mimpikan selama ini, namun tidak berhasil ia tembus. Rasa kagum terkadang bisa berubah menjadi rasa cinta. Meski terkadang si suaminya sendiri juga tak kalah hebat. Semoga kita dijauhkan dari pelakor, ataupun menjadi pelakor. Amien! Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H