Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Macao, Satu Kota dengan Seribu Pesona

27 Desember 2017   23:57 Diperbarui: 3 Januari 2018   08:37 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Macao Museum. | Dokumentasi www.visitourchina.com

Macao memiliki karakteristik yang unik. Wilayah dengan status Daerah  Adminstratif Khusus Republik Rakyat Tiongkok tersebut menawarkan banyak  hal menarik yang sepertinya tidak akan bisa didapatkan dari daerah lain.  Seperti apa keunikan Macao? Yuk, disimak ulasannya di sini.

A-Ma Temple | Dokumentasi laikatourist.com
A-Ma Temple | Dokumentasi laikatourist.com
Akulturasi Timur dan Barat

Macao merupakan  bagian dari Tiongkok. Lebih dari 90 persen penduduk di daerah tersebut  juga beretnis Tionghoa. Namun berbeda dengan wilayah-wilayah lain di  Tiongkok, budaya Tionghoa di wilayah yang berbatasan langsung dengan  Hongkong itu tak begitu mendominasi.

Seperti umumnya kota-kota  lain di Tiongkok, Macao juga memiliki banyak kuil dan candi yang  digunakan untuk tempat beribadah oleh sebagian besar penduduk. Ada Kun  Iam Tong, Lin Kai Miu, Pou Tai Sin Un, Tam Kung Miu, hingga A-Ma Temple  yang merupakan kuil tertua di Macao.

Benteng Guia. | Dokumentasi medcom.id
Benteng Guia. | Dokumentasi medcom.id
Hanya saja, sempat menjadi daerah koloni Portugis selama lebih dari  400 tahun, membuat Macao juga kaya akan bangunan-bangunan khas Eropa  yang megah dan menjulang, mulai dari katedral, kapel, gereja, taman,  museum, benteng, hingga pertokoan dan rumah-rumah penduduk .

Bahkan Ruins of St. Paul yang memiliki arsitektur khas Benua Biru menjadi landmarkpaling  terkenal di Macao. Reruntuhan gereja peninggalan kolonialiasi Portugis  tersebut selalu ramai dikunjungi para wisatawan dari berbagai belahan  dunia untuk dijadikan sebagai latar ber-swa-foto.

Senado Square. | Dokumentasi kapanlagi.com
Senado Square. | Dokumentasi kapanlagi.com
Menariknya, alih-alih timbul gejolak akibat budaya Tionghoa dan  Portugis yang begitu kontras, masyarakat Macao justru pintar memadukan  dua kultur tersebut secara harmonis Mereka bahkan tak segan menggunakan  dua bahasa sekaligus --Cina dan Portugis-- sebagai bahasa resmi.

Beberapa  tempat wisata di Macao yang kental dengan perpaduan budaya Tiongkok dan  Portugis --salah satunya adalah San Malo (Senado)-- menggunakan dua  bahasa resmi tersebut sekaligus. Keterangan setiap bangunan di kawasan  itu menggunakan Bahasa Cina dan Portugis secara bersamaan.

Egg Tart yang menjadi salah satu makanan favorit di Macao. | Dokumentasi kapanlagi.com
Egg Tart yang menjadi salah satu makanan favorit di Macao. | Dokumentasi kapanlagi.com
Begitu juga dengan kuliner. Dibanding harus memilih penganan khas  timur atau barat, masyarakat Macao justru dengan jeniusnya  mengkombinasikan kedua olahan dari dua wilayah itu menjadi sebuah  masakan baru yang khas dan berkelas. Salah duanya adalah Udang Chilli  Macao dan Galinha Africana.

Alhasil, akulturasi dua kebudayaan  yang sangat berbeda tersebut justru menjadi pesona tersendiri bagi  wisatawan yang berkunjung, termasuk wisatawan Indonesia. Mungkin itu  juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Macao dinobatkan sebagai  Situs Warisan Dunia oleh United Nations Educational, Scientific, and  Cultural Organization (UNESCO) pada 2005 lalu.

Miniatur Menara Eiffel. | Dokumentasi hulutrip.com
Miniatur Menara Eiffel. | Dokumentasi hulutrip.com
Banyak Landmark Kota Besar Eropa

Berwisata di Macao seperti sedang berkeliling Eropa. Pengunjung dapat menikmati landmark  terkenal kota-kota besar di Benua Biru, mulai dari Menara Eiffel yang  menjadi ciri khas Kota Paris, Prancis, Colloseum yang menjadi icon Kota Roma, hingga Gondola yang menjadi lambang Kota Venice, Italia.

Meski  markah tanah tersebut hanya sekedar miniatur yang dibuat sebagai  pelengkap, namun arsitekturnya cukup mirip dengan yang asli. Sehingga,  bila belum kesampaian berfoto langsung dengan lambang-lambang asli di  setiap kota di Eropa, dapat berfoto di landmark tersebut.

The House of Dancing Water. | Dokumentasi taittowers.com
The House of Dancing Water. | Dokumentasi taittowers.com
Kaya dengan Festival Unik

Macao kerap  diidentikan dengan kasino. Kota yang berpenduduk sekitar 648.500  tersebut bahkan sempat mendapat julukan "Little Las Vegas". Padahal di  tiga wilayah yang menjadi bagian dari Macao  --Macau Peninsula, Taipa  dan kepulauan Coloane, lebih banyak festival dan pertunjukan unik yang  menarik hati, dibandingkan dengan meja judi.

Hampir setiap waktu,  ada festival yang disuguhkan bagi wisatawan. Ada The Macao Arts Festival  yang menampilkan tari, musik, sirkus, dan multimedia, dalam sebuah  teater pertunjukan pada awal musim panas, ada juga The Dragon Boat  Festival, kontes pertunjukan kembang api tahunan yang diikuti oleh  berbagai negara, Festival Bunga Teratai, Festival Music International,  Festival Kuliner, hingga Grandprix dan Parade International.

Selain  itu, ada juga beragam pertunjukan yang memukau, mulai dari The House of  Dancing Water yang menghabiskan biaya pertunjukan hingga HK$2milyar,  The Performance Lake yang berupa atraksi air mancur dengan kilauan api  menari di "ujung langit" diiringi dengan beragam jenis musik --seperti  pertunjukkan Broadway, hingga Yueju Opera. Sebuah pertunjukan  yang selalu diminati sejak 300 tahun lalu. Untuk melihat lebih rinci  terkait festival dan pertunjukan Macao di tahun 2018, dapat di klik di tautan ini. 

Macao Museum. | Dokumentasi www.visitourchina.com
Macao Museum. | Dokumentasi www.visitourchina.com
Melimpah Museum dan Galeri

Berkunjung ke Macau  tak melulu untuk bersenang-senang, namun bisa juga untuk menambah  pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan, di kota mungil nan indah tersebut  banyak terdapat museum dan galeri. Museum dan galeri itu dapat  dinikmati oleh wisatawan dari negara manapun tanpa kecuali.

Ada  Museum Wine, berupa bangunan seluas 1.400 m2 yang memberikan beragam  informasi mengenai minuman anggur. Apa saja alat yang digunakan, dan  bagaimana membuat anggur lezat. Ada The Macao Science Center yang  menampilkan beragam sains untuk dewasa hingga anak-anak, planetarium,  hingga teknologi lingkungan dan gaya hidup. Ada Museum Komunikasi,  Museum Pemadam Kebakaran, Museum Kelautan hingga beragam museum yang  menampilkan sejarah Macao. Setidaknya ada 36 museum dan galeri di Macao.

Red Market. | Dokumentasi keehuachee.blogspot.co.id
Red Market. | Dokumentasi keehuachee.blogspot.co.id
Surga bagi Shopaholic

Macao merupakan  surga bagi si penggila belanja, baik produk bermerk maupun produk-produk  tanpa merk yang tak kalah berkualitas. Untuk berbelanja barang-barang branded,lokasi  favorit adalah Venetian Macau Resort. Lokasi belanja yang terletak di  kawasan hotel bintang 5 ini menawarkan 350 merk fashion internasional  dan 43 merk kosmetik ternama.

Sementara bila ingin mendapatkan  produk atau buah tangan dengan harga yang lebih "miring", wisatawan  dapat berkunjung ke Sao Domingos Market atau Red Market.  Pasar tersebut  menawarkan beragam barang dengan varian yang sangat lengkap. Tak hanya  pakaian dan aksesories, namun juga kue-kue kering.

Bisa melihat dan berfoto dengan panda. | Dokumentasi journeywart.com
Bisa melihat dan berfoto dengan panda. | Dokumentasi journeywart.com
Ramah Wisatawan Keluarga

Macao tak hanya cocok dikunjungi para backpacker,  namun juga wisatawan-wisatawan yang memboyong keluarga tercinta. Selain  menyediakan pertunjukan yang dapat disaksikan beragam usia, juga  menawarkan objek-objek wisata yang dapat dinikmati oleh si tua dan muda.

Salah  satu objek wisata yang paling favorit adalah Macau Giant Panda  Pavilion. Tempat wisata tersebut terletak di Seac Pai Van Park, Coloane,  dengan luas 3.000 m2. Melalui objek wisata tersebut, pengunjung dapat  melihat aktivitas yang dilakukan panda. Selain itu juga dapat puas  berfoto dengan patung hitam-putih yang menyerupai hewan khas negeri  Tiongkok itu.

Menariknya, objek-objek wisata di Macao mudah  dijangkau karena letaknya cukup berdekatan. Untuk beberapa lokasi wisata  bahkan dapat dijangkau dengan hanya berjalan kaki. Bila terpaksa harus  menggunakan transportasi, dapat memanfaatkan bus yang nyaman dengan  harga terjangkau, sebagian bahkan disediakan secara gratis.

Transportasi mudah dan terjangkau. | Dokumentasi macau-airport.com
Transportasi mudah dan terjangkau. | Dokumentasi macau-airport.com
Murah dan Mudah Dijangkau

Macao termasuk salah  satu kota yang mudah dijangkau dari Indonesia. Berdasarkan informasi  yang dirilis www.femina.co.id, bila berangkat dari Jakarta, dapat  menggunakan penerbangan AirAsia Indonesia yang langsung menghubungkan  Jakarta-Macao tanpa transit. Menariknya, ada tiket promo yang harganya  mulai Rp1,5 juta/orang untuk satu kali pergi. 

Bila tinggal diperbatasan  seperti saya --Batam,, Kepulauan Riau, dapat memanfaatkan penerbangan  dari negeri tetangga, bisa Singapura ataupun Malaysia.

Senangnya  lagi, ternyata bagi WNI tidak diperlukan visa untuk berwisata ke Macao,  kita hanya perlu paspor, seperti halnya saat berkunjung ke negara-negara  ASEAN. Sehingga, kunjungan wisata ke Macao dapat dilakukan kapan saja  tanpa perlu repot mengurus izin kunjung terlebih dahulu.

Saya sudah siap-siap nih menyisihkan dana agar bisa berkunjung ke sana, sudah rajin juga membuka-buka informasi melalui website Kantor Pariwisata Pemerintah Macao.  Ingin rasanya mengajak anak melihat langsung panda, si gemuk  menggemaskan, atau merasakan "terbang" berkeliling Gotham City di wahana  Batman Dark Flight. Ah, semoga ada rezekinya. Salam Kompasiana! (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun