Bila pantainya bersih seperti ini, sebenarnya lebih enak kan untuk berwisata? | Dokumentasi Pribadi
Selain itu, saat ini setiap rumah wajib dilengkapi satu tong sampah. Nanti ada mobil sampah yang akan berkeliling mengangkut sampah-sampah tersebut. Sebelumnya, tidak ada tong sampah seperti itu. Masyarakat umumnya membuang langsung sampah ke laut, atau ke lahan kosong di sekitar rumah. Masalahnya lahan kosong tersebut sering pasang, sehingga saat air laut naik, sampah-sampah yang dibuang di sana ikut terbawa.
Deretan pencakar langit Singapura yang terlihat jelas dari Pelabuhan Belakangpadang. | Dokumentasi Pribadi
Setelah pengangkutan sampah tersebut, beberapa waktu laut Belakangpadang terlihat lebih bersih. Sampah hanya terlihat satu-dua. Namun setelah beberapa bulan berlalu, sampah-sampah tersebut kembali terlihat menumpuk, terutama di sekitar pelabuhan yang dekat pasar. Saya kurang tahu, apakah itu sampah baru hasil buangan masyarakat sekitar, atau sampah dari pulau lain yang terbawa arus? Entahlah!
Sebelum laut yang kita cintai semakin terpapar sampah plastik, yuk kita sama-sama jaga. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?Â
Lautku bebas sampah? Bisa! Asal saling bergandengan tangan untuk mengolah sampah-sampah tersebut menjadi suatu benda yang kembali berguna. Lautku bebas sampah? Bisa! Asal saling menjaga laut tercinta yang kita miliki. Lautku bebas sampah? Bisa! Asal saling mengingatkan untuk tidak boros menggunakan produk, terutama produk yang sulit terurai secara alami seperti plastik. Salam Kompasiana! (*)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Inovasi Selengkapnya