Hari sudah menjelang siang saat saya dan keluarga menuju kelong di kawasan Mentarau, Batam, Kepuauan Riau. Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 11:00 WIB. Waktu yang sebenarnya cukup pas untuk kembali menyumpal perut yang mulai keroncongan setelah setengah hari beraktivitas.
Namun kenyataan berkata lain. Saat memasuki kawasan Mentarau, kami mulai kebingungan. Global Positioning System (GPS) yang kami andalkan seolah tidak berfungsi. Kami mulai tidak yakin untuk mengikuti arahan dari GPS. Sistem tersebut terus menerus mengarahkan kami agar mengambil jalan yang sepertinya tidak mungkin menuju kelong tersebut.
Namun rasa penasaran membuat kami kembali mencoba. Setelah bertanya lebih rinci kepada salah satu petugas di vihara, kami kembali mencari lokasi kelong tersebut. Ternyata arahan dari GPS tersebut benar, sejak awal kami seharusnya berbelok ke jalan kecil yang masih belum diaspal.
Meski sudah melihat papan petujuk tersebut, saat memutuskan mengambil jalan itu kami tetap masih belum yakin. Bahkan saat melihat sebuah mobil lumayan bagus melintas didepan kendaraan kami, saya dan suami malah berpikiran jangan-jangan mobil tersebut sedang berniat buruk, mau membuang sesuatu yang tidak mau diketahui orang lain.
Ternyata ada dua kelong di kawasan tersebut, Gerai Nelayan 2M dan Kelong Arjam Mentarau Bertuah. Dua kelong tersebut berdiri bersebelahan. Saya dan suami sempat bingung akan memilih mencicip seafood di kelong yang mana. Namun karena melihat bangku-bangku di Gerai Nelayan 2M yang dekat laut sudah terisi penuh oleh pengunjung, saya dan suami akhirnya memutuskan untuk makan di Kelong Arjam Mentarau Bertuah.
Pilihan kami ternyata tidak salah, di kelong tersebut kami malah jadinya reunian. Suami bertemu dengan rekan di salah satu komunitas, saya bertemu dengan teman kuliah yang tidak pernah bersua selama 13 tahun. Dulu kami sama-sama kuliah di Depok dan tinggal di Bogor, Jawa Barat.
Harga penganan yang menurut saya lumayan tinggi adalah kepiting saus pedas, harga per kilonya Rp110.000. Namun bila dibandingkan rasa yang ditawarkan, harga tersebut cukup sesuai. Apalagi harga kepiting mentah juga tidak murah. Sehingga, wajar bila ditawarkan dengan harga tersebut.
Menurut salah satu pekerja, masakan andalan lain di kelong tersebut adalah sotong hitam dan udang nestum. Namun karena beberapa hari sebelumnya saya mendapat limpahan udang dan sotong yang lumayan banyak dari mertua, saat itu kami tidak memesan kedua jenis makanan itu. Ah, lain waktu saat mampir lagi ke kelong tersebut wajib dicoba.
Selain melihat hamparan laut yang menyejukan mata, bukit-bukit hijau yang menentramkan, dari Kelong Arjam kita juga dapat melihat deretan kapal besar yang hilir mudik dengan aneka warna. Namun pemandangan yang cukup mencolok mata adalah deretan gedung bertingkat Singapura.
Kita dapat melihat dengan jelas Marina Bay Sands, termasuk hotel yang diatasnya seperti ada perahu yang terdampar. Namun sayang saat saya kesana hanya membawa kamera ponsel yang resolusinya tidak saya atur maksimal. Sehingga, meski mata melihat dengan jelas, hasil gambar yang didapat kurang memuaskan.
Sebelum Mentarau menggeliat sebagai salah satu destinasi kuliner, sudah ada beberapa wilayah yang lebih dulu terkenal dengan olahan seafoodnya yang khas, seperti Tanjungpiayu yang juga memiliki beragam kelong yang menawarkan aneka masakan seafood yang lezat dengan harga sangat terjangkau.
Begitupula dengan wilayah di sekitar Jembatan I Barelang. Ada banyak kelong yang menawarkan olahan laut yang tak kalah lezat, mulai dari yang dimasak secara premium hingga yang dimasak secara rumahan. Belum lagi di Nongsa dan Bengkong, serta restoran dan tempat makan yang membuka usaha di pusat kota dan pusat perbelanjaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H