Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tanjung Pinang, Ibu Kota Provinsi yang Kerap Tertukar

14 Oktober 2017   01:15 Diperbarui: 15 Oktober 2017   15:28 15687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan-jalan ke daerah pesisir, mengobrol dan berfoto dengan penduduk sekitar. | Dokumentasi Pribadi

Tanjung Pinang merupakan kota yang sarat sejarah. Kota yang dipimpin Lis Darmansyah ini dulu sempat menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga. Tanjung Pinang juga bahkan sempat menjadi ibukota Provinsi Riau --baik Riau daratan maupun kepulauan, sebelum akhirnya dipindahkan ke Kota Pekanbaru.

Kini setelah Riau kepulauan membentuk provinsi sendiri, Kepulauan Riau, Tanjung Pinang kembali didaulat menjadi ibukota provinsi. Kota seluas 848 km2 tersebut menjadi pusat pemerintahan untuk provinsi yang menanungi Kota Batam dan Tanjung Pinang, serta Kabupaten Bintan, Karimun, Anambas, Lingga dan Natuna.

Pelabuhan Tanjungpinang. | Dokumentasi Pribadi
Pelabuhan Tanjungpinang. | Dokumentasi Pribadi
Namun meski (sempat) menjadi ibukota provinsi (berkali-kali), tak serta merta membuat Kota Tanjung Pinang terkenal. Para petinggi di Pemerintah Kota Tanjung Pinang bahkan mengakui bahwa Tanjung Pinang kerap tertukar dengan Pangkal Pinang, Ibukota Provinsi Bangka Belitung.

Saat pembukaan famtrip yang dihelat Pemerintah Kota Tanjung Pinang pada pertengahan 2017 lalu, Sekretaris Daerah Tanjung Pinang, Riono, mengungkapkan tidak sedikit orang yang menganggap Tanjung Pinang itu adalah Pangkal Pinang. Padahal jelas-jelas sangat berbeda jauh.

Hal yang lebih miris disampaikan oleh Kepala Seksi Promosi Wisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Tanjung Pinang, Maswito. Ia mengungkapkan, saat itu ada ustadz nasional yang diundang Pemerintah Kota Tanjung Pinang untuk memberi tausiah pada acara yang diadakan Pemerintah Kota Tanjung Pinang.

Taman kota di Tanjungpinang yang bisa langsung melihat laut. | Dokumentasi Pribadi
Taman kota di Tanjungpinang yang bisa langsung melihat laut. | Dokumentasi Pribadi
Acara tersebut lumayan besar. Namun ternyata ustadz yang diundang tersebut salah naik pesawat. Ia yang seharusnya berangkat ke Tanjung Pinang, malah ke Pangkal Pinang, alhasil dengan sangat terpaksa acara diisi oleh ustadz lokal karena waktu yang sudah tidak memungkinkan.

Ia melanjutkan, sebaliknya ada juga artis ibukota yang salah naik pesawat. Artis tersebut seharusnya terbang ke Pangkal Pinang, malah datang ke Tanjung Pinang. Beruntung artis itu masih memiliki waktu yang lumayan lapang, sehingga masih bisa membeli tiket pesawat ke tujuan yang tepat.

Vihara Avalokitesvara Graha, vihara yang katanya terbesar se-Asia Tenggara. | Dokumentasi Pribadi
Vihara Avalokitesvara Graha, vihara yang katanya terbesar se-Asia Tenggara. | Dokumentasi Pribadi
Membenahi Pariwisata

Sekretaris Daerah Tanjung Pinang, Riono, mengakui bawa nama Tanjung Pinang memang belum begitu familiar, masih kalah pamor dengan Batam dan Bintan, terlebih untuk destinasi wisata. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Tanjung Pinang terus berbenah, mengoptimalkan semua potensi yang ada.

Mereka tidak hanya memoles objek-objek wisata yang sudah ada, seperti Pulau Penyengat, Vihara 1000 Patung, atau vihara terbesar se-Asia Tenggara yang ada di Tanjung Pinang, Vihara Avalokitesvara Graha, namun juga mencoba membuat destinasi wisata baru, salah satunya adalah membuat pusat wisata kuliner, khususnya kuliner-kuliner Melayu. Saat ini masih dalam proses persiapan.

Gedung Gonggong sebagai TIC. | Dokumentasi Pribadi
Gedung Gonggong sebagai TIC. | Dokumentasi Pribadi
Pemerintah Kota Tanjung Pinang juga bahkan sudah membuat Tourism Information Centre (TIC) yang unik, berupa gedung yang menyerupai hewan laut khas Kepulauan Riau, gonggong. Gedung tersebut seolah sebagai bukti nyata bahwa Pemerintah Kota Tanjung Pinang sangat serius ingin menjadikan Tanjung Pinang sebagai salah satu kota tujuan wisata di Indonesia.

Saat pembukaan famtrip, Walikota Tanjung Pinang Lis Darmansyah mengungkapkan, kedepan Gedung Gonggong akan terus dikembangkan untuk menarik lebih banyak wisatawan. Ia bahkan bercita-cita untuk menjadikan gedung tersebut seperti Opera House di Sidney, Australia.

Bisa duduk-duduk sambil menikmati jalanan utama. | Dokumentasi Pribadi
Bisa duduk-duduk sambil menikmati jalanan utama. | Dokumentasi Pribadi
Selain membenahi infrastruktur dan memoles objek wisata, Pemerintah Tanjung Pinang juga rutin mengadakan famtrip. Menariknya peserta famtrip tersebut tidak hanya dari media dan blogger, namun juga dari kalangan agen perjalanan dari dua negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.

Selain itu, bila ada acara yang mengundang instansi dari berbagai kota dan provinsi, Pemerintah Kota Tanjung Pinang juga selalu "mewajibkan" para tamu undangan tersebut menginap setidaknya satu malam di Tanjung Pinang. Setelah itu, terserah mau menghabiskan waktu yang tersisa untuk berkunjung ke Batam atau ke Bintan.

Jalan-jalan ke daerah pesisir, mengobrol dan berfoto dengan penduduk sekitar. | Dokumentasi Pribadi
Jalan-jalan ke daerah pesisir, mengobrol dan berfoto dengan penduduk sekitar. | Dokumentasi Pribadi
Lis mengungkapkan, bila tamu tersebut menginap semalam saja di Tanjung Pinang, setidaknya ada restoran di Tanjung Pinang yang dikunjungi, ada hotel atau penginapan yang disewa, bila beruntung ada toko oleh-oleh yang disambangi. Tujuannya tentu saja untuk menggerek roda perekonomian kota tersebut.

Beberapa tahun terakhir, Tanjung Pinang juga kerap menggelar aneka perhelatan untuk menarik banyak kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Salah duanya adalah Festival Pulau Penyengat dan Festival Sungai Carang yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dan Kementrian Pariwisata.

Berfoto di Balai Adat Pulau Penyengat dengan menggunakan pakaian adat Melayu, seru. | Dokumentasi Pribadi
Berfoto di Balai Adat Pulau Penyengat dengan menggunakan pakaian adat Melayu, seru. | Dokumentasi Pribadi
Fasilitas Lengkap, Objek Wisata Menarik

Berbeda dengan ibukota provinsi lain di Indonesia yang umumnya selalu lebih bersinar dibanding kota-kota sekitar yang masih satu provinsi, infrastruktur di Tanjung Pinang memang masih kalah jauh dari Batam. Dulu di Tanjung Pinang tidak ada mall besar seperti diibukota provinsi lain di Indonesia, tidak ada bioskop, apalagi bandar udara.

Bila penduduk ingin berbelanja pakaian yang sedang tren, atau ingin menonton film terkini di bioskop, mereka harus menyebrang lebih dulu ke Batam. Bahkan sempat ada olok-olok, lebih mahal ongkos ke Batam dibanding biaya untuk membeli tiket bioskop. Apalagi untuk sampai di pusat Kota Batam mereka harus menggunakan kapal ferry hingga taksi atau angkutan umum.

Berfoto bak di Tiongkok di Vihara Patung 1000. | Dokumentasi Pribadi
Berfoto bak di Tiongkok di Vihara Patung 1000. | Dokumentasi Pribadi
Namun kini sudah berubah, Tanjung Pinang mulai bersolek. Perlahan dibangun pusat perbelanjaan yang lumayan besar. Bahkan sejak awal tahun 2017 ini sudah ada bioskop, sehingga para pecinta film yang tinggal di Tanjung Pinang tak perlu repot-repot ke Batam untuk menikmati film terbaru.

Bandar udara juga sudah tersedia. Bahkan bandar udara tersebut kini tidak hanya menghubungkan Tanjungpinang-Batam, atau Tanjung Pinang dan kota-kota besar lain di Indonesia. Namun juga sudah menyediakan penerbangan langsung ke luar negeri, Cina-Tanjung Pinang.

Menikmati alunan lagu Melayu. | Dokumentasi Pribadi
Menikmati alunan lagu Melayu. | Dokumentasi Pribadi
Hotel-hotel di Tanjung Pinang juga ternyata tak kalah bagus. Ada Comfort Hotel yang seperti bungalow dan rumah sendiri arsitekturnya, ada juga hotel jaringan seperti Aston Tanjung Pinang, juga ada hotel baru yang sangat megah dan nyaman, CK Tanjung Pinang and Convention Centre.

Tempat-tempat wisata yang ditawarkan juga lumayan lengkap, mulai dari wisata sejarah di Pulau Penyengat hingga wisata kekinian di Vihara 1000 Patung. Bila masih kurang, bisa melipir ke Bintan. Apalagi jarak Bintan-Tanjung Pinang tidak begitu jauh karena sudah ada jalan baru yang memangkas jarak lumayan bayak antara Bintan-Tanjung Pinang-Bintan.

Hal yang paling penting, wisata kuliner di Sei Enam Seafood Restaurant atau di Sarbana Kampung Bulang. | Dokumentasi Pribadi
Hal yang paling penting, wisata kuliner di Sei Enam Seafood Restaurant atau di Sarbana Kampung Bulang. | Dokumentasi Pribadi
Agustus lalu saya dan keluarga sempat "ngebolang" seperti itu, menyusuri Tanjung Pinang-Bintan selama tiga hari. Kalau mau lebih seru, bawa mobil sendiri. Apalagi bila tidak memungkinkan membawa mobil pribadi, banyak penyewaan kendaraan roda empat di Tanjung Pinang dengan harga terjangkau.

Bingung menginap dimana? Jangan khawatir ada banyak hotel berbintang hingga penginapan dengan harga terjangkau. | Dokumentasi Pribadi
Bingung menginap dimana? Jangan khawatir ada banyak hotel berbintang hingga penginapan dengan harga terjangkau. | Dokumentasi Pribadi
Ah, meski mungkin masih memerlukan waktu yang tidak singkat untuk menjadikan Tanjung Pinang tak lagi tertukar dengan Pangkal Pinang, namun perlahan Tanjung Pinang mulai menawan hati para wisatawan yang sudah berkunjung. Kalau para Kompasianer sendiri, adakah yang masih tertukar antara Tanjung Pinang dengan Pangkal Pinang? Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun