Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Belajar Menjadi Jurnalis Berintegritas dari Drama Korea

10 September 2017   15:47 Diperbarui: 12 September 2017   05:21 4040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hobi menyebar kabar negatif yang belum tentu benar? Bila jawabannya ya, sebaiknya Anda menyempatkan diri untuk menonton drama Korea Pinocchio. Setelah menonton serial tersebut, saya yakin Anda tidak lagi berkeinginan untuk menyebar berita yang tidak sesuai fakta.

Akibat berita hoax, satu keluarga yang awalnya hidup bahagia dan harmonis harus bubar jalan. Sang ayah meninggal dalam musibah kebakaran akibat informasi yang tidak akurat. Mirisnya, ia yang menjadi ketua tim difitnah sebagai penyebab meninggalnya seluruh petugas kebakaran yang saat itu sedang bertugas.

Sementara si ibu dan kedua anak mereka mendapat tekanan dari masyarakat akibat pemberitaan media. Mereka dituduh sebagai keluarga dari seorang petugas kebakaran yang tidak bertanggungjawab. Padahal semua itu hanya hoax. Akibat salah satu petinggi televisi yang memiliki kepentingan pribadi.

Alhasil karena tidak tahan dengan tekanan dari masyarakat, sang ibu bunuh diri bersama si adik –meski belakangan diketahui si adik akhirnya selamat dan dibesarkan oleh keluarga lain. Sang kakak hidup sebatang kara dengan dendam yang membara. Si kakak yang awalnya memiliki kepribadian baik hati, berubah menjadi pembunuh berdarah dingin.

Dua episode awal yang cukup tragis, sempat membuat saya mengusap air mata berkali-kali. Meski sudah menahan diri, tetap saja tetesan bening merembes tak terkendali. Air mata sedikit berubah menjadi tawa, setelah si pemeran utama beranjak dewasa. Walaupun tawa tersebut diselipi rasa kesal kepada si pemeran antagonis.

Bagi yang bercita-cita ingin menjadi jurnalis profesional, atau hobi menulis dan berbagi informasi faktual di blog keroyokan seperti Kompasiana sepertinya juga wajib menonton drama Korea ini. Tujuannya tentu saja agar tulisan atau berita yang kita buat tidak merugikan orang yang tidak bersalah. 

Membuat Berita Itu Butuh Riset

Melalui serial drama 20 episode ini, kita belajar bahwa untuk membuat berita yang lengkap, utuh dan terpercaya, ada kalanya wawancara saja tidak cukup. Perlu riset tambahan agar berita yang nantinya disajikan lebih menarik dan tidak condong ke salah satu pihak.

Riset tersebut bisa didapatkan melalui banyak hal, mulai dari konfirmasi ke instansi terkait, mencari informasi tambahan dari sumber yang terpercaya, hingga menganalisis dari beragam bukti yang kita miliki terkait kasus tersebut –misalkan salinan rekaman cctv atau salinan dokumen. Menjadi jurnalis itu jangan hanya sekedar melihat dari apa yang tersurat, namun juga harus pandai mengungkap apa yang tersirat.

Jangan sampai karena ada data yang tidak utuh, membuat berita yang kita buat tidak akurat. Hal tersebut seperti yang terjadi saat Chio Dal Po memberitakan mengenai seorang ibu yang meninggal di fitness center. Chio Dal Po memberitakan bahwa ibu-ibu tersebut meninggal akibat diet yang terlalu ketat karena ingin terlihat lebih cantik dan menarik. Padahal faktanya, ibu-ibu itu ngebet ingin menurunkan berat badan karena ingin menolong putrinya yang memerlukan donor hati. Melalui drama tersebut, kita belajar bahwa berita itu seperti bawang. Semakin terbuka setiap lapisannya, akan semakin terlihat kebenarannya.

Informasi Sederhana, Bisa Jadi Awal Berita Besar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun