Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seru! Menikmati Akhir Pekan di Pusat Kota Batam

5 September 2017   14:44 Diperbarui: 5 September 2017   14:47 1725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bawa sepeda sendiri lebih seru, tapi kalau mau sewa juga ada. | Dokumentasi Pribadi

Hari sudah beranjak siang saat kami memutuskan untuk berkunjung ke Mega Wisata Ocarina, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (2/9). Mentari yang bersinar terik sempat membuat saya dan suami ragu untuk menghabiskan akhir pekan di sana. Kami sempat berpikir, masa bermain pasir sambil berpanas ria? Atau duduk-duduk santai dengan matahari yang persis bersinar di atas kepala?

Namun karena jarak Mega Wisata Ocarina yang cukup dekat dari rumah --hanya sekitar lima hingga 10 menit dengan kendaraan pribadi, kami tetap memutuskan pergi. Apalagi kami juga sudah cukup lama tidak berkunjung ke tempat wisata tersebut. Terakhir berkunjung sekitar dua tahun lalu.

Mega Wisata Ocarina. | Dokumentasi Pribadi
Mega Wisata Ocarina. | Dokumentasi Pribadi
Saat itu saya berpikir, kalau di sana terlalu panas, saya dan suami bisa langsung pulang. Toh harga tiket masuknya masih termasuk terjangkau. Tiket dewasa untuk dua orang Rp20.000, satu tiket anak-anak Rp5.000, dan tiket untuk kendaraan roda empat Rp5.000. Sehingga, total tiket masuk yang harus kami bayar Rp30.000.

Agar anak tidak bosan, saat pergi kami juga membawa sepeda. Kebetulan anak saya hobi berkeliling-keliling dengan sepeda, meski masih menggunakan roda empat. Oiya sebenarnya, di Ocarina juga ada penyewaan sepeda, namun yang disewakan adalah sepeda-sepeda roda dua atau sepeda tendem. Selain sepeda, ada juga penyewaan becak. Harga sewa sepeda dan becak berkisar Rp15.000 hingga Rp30.000 untuk satu jam peminjaman.

Lumayan rindang kan pohonnya? | Dokumentasi Pribadi
Lumayan rindang kan pohonnya? | Dokumentasi Pribadi
Piknik di Tengah Pohon Rindang

Kekhawatiran saya "terpanggang" matahari saat berwisata di Ocarina ternyata tidak terbukti. Meski beberapa titik panas terik, namun ternyata masih banyak lokasi lain yang teduh dan nyaman. Maklum tempat wisata yang diresmikan tahun 2009 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono tersebut memiliki luas sekitar 40 hektar. Sehingga, pengunjung bisa memilih mau menghabiskan waktu piknik di mana sesuai dengan rasa nyaman masing-masing, mau di pinggir pantai, playground,waterpark, atau di lapangan rumput yang rimbun pohon.

Climbing net yang menjadi favorit. | Dokumentasi Pribadi
Climbing net yang menjadi favorit. | Dokumentasi Pribadi
Berhubung anak saya penggila taman bermain, saya dan suami akhirnya harus puas duduk-duduk di bangku beton di sekitar playground. Beruntung, meski bukan spot utama, lingkungan di sekitar taman bermain tersebut cukup nyaman. Kita bisa memandang laut luas yang menghampar sambil menikmati sepoinya angin dari pohon-pohon di sekitar taman yang cukup rindang. Bila ingin selonjoran, bisa duduk-duduk di atas rumput hijau yang terpangkas rapi.

Bawa sepeda sendiri lebih seru, tapi kalau mau sewa juga ada. | Dokumentasi Pribadi
Bawa sepeda sendiri lebih seru, tapi kalau mau sewa juga ada. | Dokumentasi Pribadi
Beberapa keluarga sepertinya ada yang sengaja piknik di taman tersebut. Mereka membawa tikar dan makanan untuk dinikmati bersama. Sambil mencicip makanan yang dibawa, mereka mengobrol dengan akrab hal-hal ringan yang ada di sekitar mereka. Sesekali mereka juga mengabadikan momen dengan berfoto bersama.

Pengunjung saat bermain becak. | Dokumentasi Pribadi
Pengunjung saat bermain becak. | Dokumentasi Pribadi
Sebagian ada yang memilih berpiknik di tengah rindangnya pohon pinus. Keluarga yang memilih berpiknik di lokasi ini biasanya yang lebih memilih untuk bermain pasir dan berenang di laut. Pohon tersebut memang tumbuh subur di sekitar bibir pantai yang biasa digunakan anak-anak membuat istana pasir atau hanya berlari-lari menghindari deburan ombak yang tidak begitu besar.

Bersepeda sambil menikmati hembusan angin laut. | Dokumentasi Pribadi
Bersepeda sambil menikmati hembusan angin laut. | Dokumentasi Pribadi
Saya sempat takjub melihat pohon pinus yang begitu rindang, terakhir saya kesana sepertinya belum ada pohon pinus yang begitu tinggi menjulang. Itu makanya Ocarina di benak saya, identik dengan panas yang menyengat. Padahal sekarang, sudah adem dengan pohon-pohon yang hijau.

Wisatawan dari Singapura saat bermain di Ocarina. | Dokumentasi Pribadi
Wisatawan dari Singapura saat bermain di Ocarina. | Dokumentasi Pribadi
Banyak Dikunjungi Wisatawan Mancanegara

Setiap kali ke Ocarina, saya selalu bertemu dengan wisatawan dari Singapura dan Malaysia. Begitupula saat akhir pekan lalu. Kami bertemu cukup banyak wisatawan dari Malaysia dan Singapura. Wisatawan tersebut umumnya keluarga kecil yang berlibur membawa anak-anak usia sekolah.

Bisa duduk-duduk santai. | Dokumentasi Pribadi
Bisa duduk-duduk santai. | Dokumentasi Pribadi
Para wisatawan mancanegara tersebut berkejaran bermain sepeda dan becak. Sebagian ada juga yang lebih suka bermain pasir dan menghabiskan waktu di playground. Anak-anak itu, termasuk anak saya, suka bermain climbing net. Entah karena tampilannya yang warna-warni seperti pelangi, atau karena permainannya yang cukup menantang untuk ukuran anak-anak.

Main becak di pinggir pantai | Dokumentasi Pribadi
Main becak di pinggir pantai | Dokumentasi Pribadi
Sebagian wisatawan tersebut ada juga yang lebih memilih untuk mencicip makanan-makanan yang dijajakan di kedai-kedai kecil, apalagi harganya cukup terjangkau. Untuk makanan berat harganya sekitar Rp20.000 per porsi, untuk minuman dingin harganya sekitar Rp10.000. Menu favorit saya adalah es krim yang dibuat sendiri oleh si pedagang. Rasanya khas, harganya juga cukup terjangkau, hanya Rp10.000/porsi. Rasa yang menurut saya paling juara adalah vanila yang dicampur oreo.

Salah satu tempat makannya, tapi saat kami berkunjung pintu masuk terlihat tergembok. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu tempat makannya, tapi saat kami berkunjung pintu masuk terlihat tergembok. | Dokumentasi Pribadi
Saya sempat berbincang dengan saah satu pengunjung dari Singapura Zao Fei. Ia mengungkapkan bukan kali pertama berkunjung ke Ocarina. Setiap kali ke Batam bersama dengan keluarga kecilnya, ia selalu menyempatkan menghabiskan waktu di tempat wisata tersebut.

Pantai untuk bermain pasir dan bermain air. | Dokumentasi Pribadi
Pantai untuk bermain pasir dan bermain air. | Dokumentasi Pribadi
Alasannya karena tempat wisata tersebut lumayan lengkap sebagai tempat wisata keluarga, ada sepeda dan mobil-mobil kecil agar si anak puas bermain, ada taman, ada juga pantai yang relatif aman karena tidak berarus. Selain itu, tempat wisata tersebut juga terletak di pusat kota --dekat pusat perbelanjaan dan pelabuhan. Sehingga, usai bermain bisa tetap berkeliling-keliling Kota Batam.

Es krimnya, slurp! | Dokumentasi Pribadi
Es krimnya, slurp! | Dokumentasi Pribadi
Apalagi ia mengungkapkan tempat wisata tersebut juga kerap membuat acara yang cukup menarik, salah satunya adalah mandi busa. Zao Fei mengaku, ia dan keluarga sempat sekali ikut acara tersebut. Kebetulan saat acara berlangsung, ia dan keluarga sedang berkunjung ke Batam.

Salah satu wahana permainan yang disediakan. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu wahana permainan yang disediakan. | Dokumentasi Pribadi
Saat kami berkunjung, semakin sore pengunjung Mega Wisata Ocarina semakin ramai. Suasana yang diharapkan lebih sejuk, sepertinya menjadi daya tarik sendiri untuk pengunjung. Anak saya perlu diingatkan untuk pulang berkali-kali. Melihat anak-anak sepantaran yang bermain di Ocarina, membuat anak saya enggan beranjak. Namun karena sudah terlalu lama menghabiskan waktu di tempat wisata tersebut --dan ada keperluan lain yang harus dilakukan, kami akhirnya pulang juga, sambil berjanji akhir pekan nanti harus menyempatkan diri berkunjung ke tempat wisata tersebut. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun