Saya baru tahu, ternyata saat pertama kali didirikan dengan nama NV Saridele pada 14 Agustus 1954 oleh Pemerintah Indonesia dan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), tujuan diproduksi susu SGM memang untuk menunjang kecukupan protein nasional. Saat itu meski sudah sembilan tahun menyecap kemerdekaan, ternyata masih banyak anak-anak Indonesia yang mal nutrisi.
Namun ia menegaskan, meski harganya lebih terjangkau, produk-produk susu tersebut tetap diperlakukan dengan baik dan spesial. Bahkan penelitian untuk mengembangkan susu tersebut dilakukan oleh lebih dari 400 peneliti yang tersebar di tiga negara, yakni Belanda, Singapura dan Indonesia.
Sebelum diditribusikan, susu-susu SGM juga harus lolos 14 parameter --padahal secara nasional hanya ditetapkan lima parameter. Susu tersebut harus lolos dari indikator kualitas, indikator kehigienisan, dan indikator patogen, seperti Salmonella, Listeria monocytogenes, Eschericia coli, Clostridium perfringen, dan Enterobacter sakazakii yang beberapa tahun lalu sempat heboh, karena berdasarkan penelitian dari Peneliti IPB, ada beberapa susu yang mengandung bakteri berbahaya tersebut.
Selain itu, untuk memastikan tidak akan ada produk susu SGM yang dijual kepada konsumen melewati batas kadaluarsa yang sudah ditentukan, tiga bulan sebelum masa kadaluarsa, produk-produk SGM akan ditarik dari pasaran. Ah, mata saya jadi terbuka lebar, produk yang bagus ternyata tidak melulu harus berharga mahal.
Saya merasa beruntung terpilih menjadi salah satu Mombassador SGM Eksplor 2017. Selama tiga hari (24-26/8), saya berkesempatan bertemu dengan bunda-bunda hebat dari seluruh Indonesia. Menariknya, mereka bukan hanya kumpulan ibu rumah tangga, maupun ibu bekerja, namun juga bunda-bunda yang sangat peduli dengan nutrisi dan tumbuh kembang anak.
Sesuai dengan nama program, kegiatan tersebut merupakan program tahunan yang diadakan oleh produsen susu SGM Eksplor, PT Sari Husada Generasi Mahardika. Saya dan teman-teman termasuk angkatan ke lima. Jujur, saya tidak terlalu banyak berharap untuk terpilih. Selain tidak "hapal mati" produk-produk Sari Husada Generasi Mahardika, saya juga bukan ibu-ibu yang aktif di kegiatan sosial seperti Posyandu dan PKK. Saya lebih suka jalan-jalan dan menulis --membagikan sedikit wawasan yang saya punya.
Apalagi katanya seluruh admin fan page tersebut adalah ibu-ibu yang sangat paham dengan nutrisi dan tumbuh kembang anak. Sebagian dari mereka bahkan berprofesi sebagai bidan dan ahli gizi. Sehingga, pendapat dari mereka untuk kebaikan si buah hati pasti akan sangat membantu.
Jujur, saat pertama bergabung di fan page tersebut, saya bukan pengguna produk SGM. Saya suka bergabung karena memang sangat terbantu dengan informasi-informasi yang mereka sampaikan --terutama sharing dari ibu-ibu yang pernah mengalami kejadian yang sama. Masukan yang nyata seperti itu, lebih mudah diterapkan, dibanding yang hanya sebatas teori.
Acara Mombassador SGM Eksplor 2017 sebenarnya lebih banyak berinteraksi dengan bunda-bunda hebat. Ada banyak permainan yang disajikan. Kami melakukan outbound di Kawasan Candi Prambanan --tepatnya di depan Candi Lumbung, setelah sebelumnya makan siang di Rama Shinta Garden Resto.