Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Wush! Usir Nyamuk dengan Telon Lang Plus

7 Juli 2017   12:58 Diperbarui: 7 Juli 2017   19:23 1864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Telon Lang Plus membantu keluarga kami menangkal nyamuk. | Dokumentasi Pribadi

Huuu...huuu...huuu...

Suara tangis tersebut terdengar pilu. Hampir semua orang yang saat itu bertakziah hanyut dalam kesedihan. Kami ikut tergugu, menitikan air mata, turut merasakan kesedihan dari seorang ibu yang baru saja ditinggal selamanya oleh si buah hati yang belum genap berusia dua tahun.

Mirisnya, anak tersebut meninggal karena terlambat ditangani secara medis. Waktu itu keluarga menyangka sang buah hati hanya demam biasa. Apalagi setelah diberi obat dari salah satu klinik, panas si anak kembali normal. Namun ternyata batita itu terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) dan sudah mencapai titik sangat kritis saat dibawa ke rumah sakit --sehingga nyawanya tidak lagi tertolong.

Sebelumnya, tak ada yang menyangka akan ada korban DBD di perumahan tempat kami tinggal. Pasalnya, lingkungan kami terbilang bersih. Secara berkala warga melakukan kerja bakti, mulai dari membersihkan gotong-gorong, membuang wadah plastik yang tidak lagi digunakan, hingga menebang ranting pohon yang menghalangi jalan.

Selain itu, tempat tinggal kami juga relatif tidak ada nyamuk, baik di musim penghujan maupun kemarau. Selama bertahun-tahun bermukim, tidak pernah saya bentol-bentol karena digigit nyamuk. Alhasil bila beberapa rumah di wilayah lain harus menyalakan obat anti nyamuk agar tidur lebih lelap, di tempat kami tidak harus melakukan upaya apapun.

Namun setelah kejadian yang menimpa batita tersebut, saya dan para tetangga lebih waspada terhadap nyamuk. Kami bahkan sampai menaburkan bubuk pembasmi jentik nyamuk di tempat penampungan air. Selain itu juga melakukan pengasapan (fogging) ke setiap rumah secara swadaya --merelakan lantai rumah yang sudah tersapu dan terpel bersih, licin oleh cairan yang berasal dari asap yang lumayan pekat.

Telon Lang Plus membantu keluarga kami menangkal nyamuk. | Dokumentasi Pribadi
Telon Lang Plus membantu keluarga kami menangkal nyamuk. | Dokumentasi Pribadi
Namun ternyata ancaman penyakit yang berasal dari nyamuk Aedes Aegypti tersebut terus mengintai. Beberapa bulan setelah si batita meninggal, ada dua anak dari lingkungan rumah  yang terkena DBD. Ngerinya, kedua anak yang terkena DBD tersebut tinggalnya sangat dekat dengan rumah saya, anak yang pertama persis tinggal di sebelah rumah, sedangkan yang satunya lagi tinggal di depan rumah.

Horor! Itu yang saya rasakan saat itu. Apalagi saya juga memiliki seorang bocah mungil yang tidak bisa diawasi selama 24 jam secara penuh. Alhasil setiap hari bawaan saya dan suami cemas --takut kalau-kalau anak semata wayang kami tertular penyakit yang cukup mematikan tersebut.

Kekhawatiran saya semakin menjadi saat tahu suami, ibu mertua, dan adik ipar juga sempat sakit akibat gigitan nyamuk. Mereka terkena malaria pada akhir 1980-an, saat adik ipar saya baru lahir. Jujur, saya yang biasanya adem-ayem dengan nyamuk, mulai agak sedikit paranoid.

Tanpa diminta, sebelum bersepeda keliling komplek anak saya akan mengoleskan kembali Telon Lang Plus sebelum berangkat. Setelah mandi biasanya saya yang membalurkan, namun bila hanya untuk area badan tertentu ia bisa mengoleskan sendiri. Tahun ini sudah masuk TK B sehingga dilatih agar lebih bisa mandiri. | Dokumentasi Pribadi
Tanpa diminta, sebelum bersepeda keliling komplek anak saya akan mengoleskan kembali Telon Lang Plus sebelum berangkat. Setelah mandi biasanya saya yang membalurkan, namun bila hanya untuk area badan tertentu ia bisa mengoleskan sendiri. Tahun ini sudah masuk TK B sehingga dilatih agar lebih bisa mandiri. | Dokumentasi Pribadi
Terlebih saya termasuk orang yang anti menggunakan obat maupun lotion anti nyamuk --bukan apa-apa, baunya membuat kepala saya pusing, selain itu juga khawatir bila tanpa sengaja lotion anti nyamuk tersebut termakan saat saya sedang asik mengemil makananan ringan.

Saya tipikal orang yang lebih baik digigit nyamuk, dibanding harus menghisap aroma obat atau lotion anti nyamuk. Apalagi saya termasuk orang yang jarang digigit nyamuk. Apa mungkin karena golongan darah saya AB ya, sehingga nyamuk tidak suka? Berdasarkan beberapa artikel yang saya baca, nyamuk katanya memang lebih suka menggigit orang yang bergolongan darah O. Entahlah! Namun dampak ada beberapa anak tetangga yang terkena DBD membuat saya berpikir ulang, saya mulai menimbang-nimbang untuk menggunakan lotion anti nyamuk untuk seluruh keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun