Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seru, Menonton Marathon Film Pendek Batam di Bioskop

29 Maret 2017   00:59 Diperbarui: 30 Maret 2017   02:00 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konfrensi Pers Film Kisah Anak Rantau dan Kenduri Kepri. | Dokumentasi Pribadi

Batam, Kepulauan Riau, tidak hanya memiliki studio film terbesar di Indonesia, namun juga mempunyai sineas-sineas muda berbakat. Akhir pekan lalu (26/3), saya berkesempatan menonton empat film pendek yang dibuat dan diperankan oleh warga Batam di Blitz Megaplex Kepri Mall Batam, yakni “Cemetery”, “Karna Kau Wanita”, “Panorama Hijrah”, dan “Malam Minggu Ramli”.

Empat film tersebut mengambil tema yang cukup variatif, mulai dari tema sosial mengenai anak-anak yang haus kasih sayang orangtua hingga tema rohani yang Islami. Namun diantara empat film lokal tersebut, saya paling terkesan dengan Film “Malam Minggu Ramli” yang berdurasi sekitar 15-20 menit.

Saya sangat terkesan dengan cerita film itu yang lucu dan menghibur. Selain itu ada pesan moral yang disisipkan – hargai dan cintai ibumu selagi masih hidup. Melihat film ini serasa menonton film-film P Ramlee. Tahu kan film lawas Malaysia yang diperankan oleh aktris Malaysia keturunan Aceh, Indonesia?

Selain menggunakan Bahasa Melayu yang kental, tampilan gambar pada film ini juga mirip dengan film-film P Ramlee. Bedanya bila film-film yang dibintangi Puteh Ramlee hitam putih, “Malam Minggu Ramli” berwarna. Hanya saja warnanya dibuat pudar seolah film itu sudah diproduksi beberapa puluh tahun lalu.

Salah Satu Scene Karena Kau Wanita. | Dokumentasi Pribadi
Salah Satu Scene Karena Kau Wanita. | Dokumentasi Pribadi
Usai pemutaran film, saya sempat berbincang dengan pemeran Mak Ramli, Paskalia Rilin Rahayu. Ia mengungkapkan, film “Malam Minggu Ramli” memang terinspirasi dari Film P Ramlee, tepatnya “Seniman Bujang Lapok”. Meski kru film bukan seluruhnya bersuku Melayu, namun salah satu penggiat Komunitas Film Batam Nifikiwa tersebut mengatakan, mereka semua sangat menyukai film yang kental dengan logat Melayu itu.

Paskalia mengungkapkan, pemeran di Film “Malam Minggu Ramli” juga bukan semuanya orang Melayu. Ia contohnya. Paskalia adalah orang Kalimantan. Hanya saja ia memang sudah lama bermukim di Batam, sehingga tidak kesulitan mengucapkan kalimat-kalimat Melayu dengan logatnya yang khas.

Salah satu scene Malam Minggu Ramli. Si Emak yang suka ngomel. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu scene Malam Minggu Ramli. Si Emak yang suka ngomel. | Dokumentasi Pribadi
Disisipi Film Bertema Buruh Migran Singapura

Selain memutar empat film lokal, panitia acara juga menampilkan Film “Kiasah Anak Rantau” yang dibuat oleh sutradara Singapura, Bob Koosmangat. Film tersebut menyorot fenomena yang dihadapi tenaga kerja domestik Indonesia – khususnya tenaga kerja wanita (TKW), di Singapura.

Saat konfrensi pers, Bob mengungkapkan, timnya melakukan riset terlebih dahulu. Selain itu, agar peran yang dibawakan lebih menjiwai, mereka juga merekrut sebagian besar buruh migran Indonesia di Singapura untuk membintangi film tersebut – termasuk si pemeran utama yang sudah bekerja di Singapura selama enam tahun, Sulis Dhika Yani.

Bob mengungkapkan, para pemain yang umumnya adalah buruh migran memberi tantangan tersendiri, yakni jadwal shooting yang sangat terbatas. Para pemain film yang tetap harus bekerja, membuat shooting film yang dilakukan di Batam-Singapura itu hanya dapat dilakukan setiap hari Minggu saat mereka libur bekerja.

Salah satu scene Kisah Anak Rantau. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu scene Kisah Anak Rantau. | Dokumentasi Pribadi
Jadwal shooting yang sangat terbatas ditambah para pemain yang umumnya baru pertama kali terjun di dunia seni peran, tak mengurangi kualitas film yang dihasilkan. “Kisah Anak Rantau” tersaji cukup baik. Masalah-masalah yang dihadapi tenaga kerja Indonesia dapat tersampaikan.

Sulis Dhika Yani pemain utama yang berperan sebagai buruh migran dari Jawa Timur mengungkapkan, awalnya ia sempat deg-degan harus berakting didepan kamera. Apalagi itu pengalaman pertamanya berakting di sebuah film. Namun dukungan dan kepercayaan dari kru, membuatnya berupaya tampil maksimal.

Selain di putar di Batam,  sutradara Bob Koosmangat mengungkapkan, film “Kisah Anak Rantau” juga akan diputar di beberapa negara, mulai dari Malaysia hingga Hongkong. Apalagi buruh migran Indonesia tersebar di beberapa negara. Beberapa persatuan buruh migran sudah ada yang meminta agar film tersebut diputar di negara tempat mereka bekerja.

Salah satu penonton yang bertanya saat konfrensi pers. | Dokumentasi Pribadi
Salah satu penonton yang bertanya saat konfrensi pers. | Dokumentasi Pribadi
Rutin Adakan Kenduri Film Kepri

Pemutaran beragam film lokal tersebut ternyata bukan kali pertama diadakan, tahun sebelumnya juga sudah pernah diadakan Kenduri Film Kepri yang memutar film-film pendek buatan sineas Batam, Kepulauan Riau. Ketua Panitia Acara Sugiarto mengungkapkan, kegiatan tersebut akan rutin diadakan secara berkala.

Meski tidak secara khusus diadakan untuk memeriahkan Hari Film Nasional yang diperingati setiap akhir Maret, Sugiarto menuturkan, Kenduri Film Kepri bertujuan untuk lebih mengembangkan perfilman di Batam. Salah satunya memfasilitasi beragam film pendek yang dibuat komunitas dapat diputar di bioskop. Apalagi komunitas film di Batam cukup banyak. Jumlahnya mencapai ratusan komunitas. Selama ini, film buatan komunitas tersebut hanya diunggah di Youtube atau sosial media.

Semoga perfilaman di Indonesia semakin berkibar. Selamat Hari Film Nasional. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun