Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Seru, Berkeliling ke Studio Film Terbesar di Indonesia

16 Maret 2017   02:34 Diperbarui: 16 Maret 2017   22:00 5770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lokasi yang digunakan untuk shooting serial Halfworlds Season 2. | Dokumentasi Pribadi

Lokasi yang digunakan untuk shooting serial Halfworlds Season 2. | Dokumentasi Pribadi
Lokasi yang digunakan untuk shooting serial Halfworlds Season 2. | Dokumentasi Pribadi
Suasana mistis sangat terasa. Anak saya yang masih berusia lima tahun sempat beberapa kali meminta keluar dari ruangan tersebut. Apalagi saat melihat kursi kayu penyiksaan yang dipasangi besi dan diberi cat merah seperti darah, lengkap dengan rumbai-rumbai daun yang sudah mengering. Ia terlihat ketakutan dan tak henti menarik tangan saya agar segera meninggalkan tempat itu.

Lokasi yang digunakan untuk shooting serial Halfworlds Season 2. | Dokumentasi Pribadi
Lokasi yang digunakan untuk shooting serial Halfworlds Season 2. | Dokumentasi Pribadi
Meski terbuat dari triplek dan styrofoam ruangan tersebut seperti nyata. Suasana muram-buas-kumuh sangat terasa. Acung jempol buat para pembuat properti yang 100 persen orang lokal Batam – meski tentu saja bentuk dari properti tersebut ditentukan oleh crew film karena mereka yang lebih tahu.

Replika kabin yang digunakan untuk shooting ILY from 38000 Feet . | Dokumentasi Pribadi
Replika kabin yang digunakan untuk shooting ILY from 38000 Feet . | Dokumentasi Pribadi
Selain melibatkan orang lokal untuk membuat properti, Menurut Public Relation Infinite Studios Batam Bella Yolanda, studio itu juga kerap melibatkan penduduk sekitar untuk berperan sebagai figuran sekali lewat. Salah satunya menjadi penonton pada salah satu scene serial Halfworlds (Season 2). Ada sekitar 200 penduduk lokal yang dilibatkan. Setiap orang mendapat bayaran sekitar Rp300.000 untuk beberapa jam duduk manis bertepuk tangan sebagai penonton.

Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Selain mengintip sisa-sisa shooting Halfworlds, kami juga sempat melihat beberapa properti sisa film lain, salah satunya adalah Headshot. Ada bangunan tinggi menjulang berwarna hitam pekat – katanya itu sumur yang digunakan untuk proses shooting film Headshot yang dibintangi Iko Uwais dan Julie Estelle. Sengaja dibuat replika sumur dengan ukuran yang lebih besar karena bila dishoot di sumur asli, akan kesulitan mengambil gambar.

Cafe yang digunakan untuk shooting Halfworlds Season 2. | Dokumentasi Pribadi
Cafe yang digunakan untuk shooting Halfworlds Season 2. | Dokumentasi Pribadi
Kami juga sempat berfoto di tiruan kabin sisa shooting film ILY from 38000 Feet yang dibintangi Michelle Ziudith, Rizky Nazar, Derby Romero, dan Verrel Bramansta. Kabin yang terlihat terguncang-guncang tersebut ternyata hanya deretan tripek yang dibuat sedemikian rupa sehingga lumayan mirip dengan aslinya.

Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Selain film dan serial tersebut, Infinite Studios Batam juga sempat digunakan untuk shooting film Hollywood Beyond Skyline yang katanya akan dirilis tahun ini. Film tersebut dibintangi Iko Uwais, Yayan Ruhian, dan bintang film “Captain America: The Winter Soldier” Frank Grillo  dan Callan Mulvey.

Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Menurut Bella, Infinite Studios Batam digunakan untuk pengambilan gambar dengan setting candi. Kru film tidak dapat mengambil gambar di candi langsung karena ada sedikit adegan kekerasan. Sayang saat kami berkunjung, tidak ada lagi properti shooting yang tersisa. Bella mengatakan, terkadang memang ada beberapa kru yang meminta agar seluruh properti shooting dimusnahkan. Salah satu alasannya, agar tidak ada film lain yang menggunakan properti itu untuk latar belakang cerita.

Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Berfoto di Lokasi Shooting Film Singapura Tempo Dulu

Puas berkeliling di dua studio indoor seluas 14.000 dan 30.000 ft2, kami bergegas ke backlot. Dengan rasa kagum yang kian membuncah, kami langsung sibuk berfoto – mengabadikan diri dengan latar belakang Kota Singapura tahun 1960-an yang menjadi setting film produksi Negeri Singa, Serangoon Road dan 1965.

Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Lokasi shooting serial dan film Singapura, Serangoon Road dan 1965. | Dokumentasi Pribadi
Mulai berpura-pura menjadi warga yang sedang menunggu bis di halte hingga berakting menjadi pengunjung cafe dan pemilik toko di salah satu pecinan. Meski semua properti hanya replika – bangunan terbuat dari triplek yang bisa dibongkar pasang, telur dari plastik, dan herbal dari potongan kertas, namun semua terlihat seperti nyata.Bila tidak mencantumkan lokasi saat mengunggah foto-foto tersebut di media sosial, orang-orang akan menyangka itu foto di salah satu kota tua di Tiongkok – atau setidaknya di Singapura.

Bangunannya bisa bongkar-pasang. | Dokumentasi Pribadi
Bangunannya bisa bongkar-pasang. | Dokumentasi Pribadi
Senang rasanya bisa berkesempatan berkeliling ke tempat yang pernah dinobatkan sebagai studio indoor terbesar se-Asia Tenggara, meski sekarang harus puas berstatus sebagai studio indoor terbesar se-Indonesia karena kalah luas dengan Pinewood Iskandar Malaysia Studios, Malaysia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun