Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Begini Cara Sehat yang Menyenangkan

13 September 2016   15:32 Diperbarui: 14 September 2016   09:06 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok fitness and healthu tips

Ada banyak jalan menuju sehat. Salah satu caranya tentu dengan berolahraga yang teratur. Hanya saja, baru membayangkan harus melakukan olah tubuh secara rutin saja terkadang bikin il-feel duluan. Malas rasanya bila harus bangun lebih pagi untuk berlari keliling komplek, atau menyediakan waktu khusus untuk mampir ke pusat kebugaran.

Meski gratis – karena difasilitasi kantor tempat saya bekerja, berat rasanya melangkahkan kaki ke fitness centre. Untuk ibu-ibu seperti saya, terkadang daripada nongkrong satu jam di pusat kebugaran, mending menghabiskan waktu bareng anak tercinta.

Saya sebenarnya bukan tipikal orang yang tidak suka berolahraga. Saya hobi berolah tubuh. Dulu saat masih single, setiap pagi saya rajin keliling lapangan di sekitar rumah. Saat belum memiliki anak, saya juga rajin berlari pagi di sekitar komplek tempat saya tinggal. Namun setelah memiliki buah hati, waktu rasanya tersita habis. Apalagi saya juga bekerja dan tidak memiliki asisten rumah tangga.

Uups, sebenarnya saya tidak lagi rajin lari pagi bukan karena tidak sempat, namun karena malas kembali memulai. Sejak vakum karena hamil dan melahirkan, saya memang tidak pernah lagi lari pagi. Mungkin badan sudah mulai keenakan bangun lebih siang dan jantung juga sudah terbiasa tidak dipacu lebih cepat. Akhirnya bye…bye… lari pagi.

Dok Pribadi/Ajak anak jalan-jalan sambil berolahraga.
Dok Pribadi/Ajak anak jalan-jalan sambil berolahraga.
JALAN BARENG ANAK SAMBIL BEROLAHRAGA

Meski lebih sibuk karena sudah memiliki anak, olahraga sebenarnya tidak boleh dilewatkan. Hal tersebut juga sebenarnya sudah sangat saya sadari. Oleh karena itu, setelah anak saya berusia lebih dari 40 hari, saya kerap membawanya jalan-jalan. Selain memperkenalkan anak saya ke lingkungan sekitar, jalan-jalan tersebut juga sebagai kesempatan saya untuk berolah tubuh.

Saya biasanya mengajak anak jalan-jalan dengan menggunakan stroller. Kebetulan kereta dorong yang kami punya cukup besar. Sehingga, tanpa bayi yang duduk atau tidur di dalam stroller pun, kereta dorong itu sudah cukup berat. Apalagi jalan disekitar rumah saya menanjak cukup ekstrim – baik jalan dari sebelah kiri maupun kanan, alhasil lumayan berkeringat juga mengajak bocah jalan-jalan sekitar 30 menit.

Saya biasanya menyusuri satu persatu jalan-jalan di sekitar komplek. Selain lebih mengakrabkan diri ke sesama tetangga, juga senang memperlihatkan anak saya dengan beragam tumbuhan dan beberapa hewan domestik yang dipelihara oleh tetangga, mulai dari pohon jambu, pohon palem, ayam, hingga kelinci.

Saat anak beranjak lebih besar, saya mulai mengajak buah hati berkeliling komplek dengan menggunakan sepeda dorong. Lalu setelah ia semakin besar, saya malah mengajaknya berjalan kaki menyusuri satu persatu jalanan di sekitar komplek. Biasanya saya lakukan setiap Sabtu dan Minggu, bila tidak pagi hari, kami melakukannya sore hari. Usai letih berjalan kaki, kami biasanya mampir ke tempat makan favorit dekat rumah, hanya sekedar minum milkshake atau mencicipi pancake durian. Meski judulnya sama-sama jalan kaki, namun berjalan dengan anak tidak terasa berat, mungkin karena niatnya bukan untuk berolahraga, namun jalan-jalan.

Oiya, rutin mengajak anak berkeliling disekitar areal rumah, tidak hanya bermanfaat membuat badan lebih fit, namun juga meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Mungkin karena terbiasa mendengar kebawelan emaknya selama berkeliling di sekitar rumah, anak saya lumayan cepat menguasai kemampuan berkomunikasi (baca: bukan ahli komunikasi, namun cerewet dan kritis).

Dok Pribadi/Nge-mall sambil memilih aneka sayuran juga bisa membuat kita lebih aktif bergerak.
Dok Pribadi/Nge-mall sambil memilih aneka sayuran juga bisa membuat kita lebih aktif bergerak.
NGE-MALL SAMBIL BEROLAHRAGA

Sejak enam bulan terakhir, saya hobi nge-mall. Sebenarnya hobi ini sudah sejak beberapa tahun lalu, namun dulu saya tidak terlalu mengakomodir. Maklum setiap kali ke mall, suka langsung tongpes. Alhasil biar dompet aman dari godaan beragam “makanan dan barang yang terkutuk” saya lebih menahan diri agar tidak terlalu sering pergi ke mall.

Saat saya hamil, entah bawaan bayi, entah memang saya saja yang hobi mencium “aroma” mall – pernahkan ada yang sadar seperti saya, kalau pusat perbelanjaan itu memiliki aroma khusus yang khas? – saya pernah setiap hari ke mall. Waktu itu saya masih mengajar di salah satu perguruan tinggi yang jam kerjanya mulai pukul 13:00 hingga 21:00 WIB. Alhasil saat suami saya bersiap ke kantor, saya bersiap ke mall. Suami tidak pernah tahu kalau saya setiap pagi menyelinap ke mall. Suami baru tahu saat uang yang harusnya cukup untuk sebulan, sudah habis dalam waktu satu minggu hehehe.

Bayi saya sepertinya suka nge-mall. Saat saya baru menjejakan kaki di mall dan mencium aromanya yang khas, rasa mual dan pusing akibat hamil langsung hilang. Entah sugesti atau bukan. Satu hal yang pasti, sejak saya sangat boros karena jajan dan belanja di pusat perbelanjaan setiap hari, saya memang mulai mengurangi frekuensi berkunjung ke mall.

Hingga enam bulan lalu, saya malah menemukan trik sehat dan hemat kalau kita lebih sering berkunjung kemall. Caranya? Saya dan teman-teman kantor makan siang dan window shopping di mall. Biasanya kami menghabiskan waktu sekitar 30 menit makan siang, dan 30 menit jalan-jalan plus pergi-pulang kantor-pusat perbelanjaan. Beruntunglah kami yang tinggal di Batam – karena jarak tempuh kantor dan mall terdekat hanya sekitar lima hingga 10 menit. Siang hari, Batam relatif bebas macet.

Agar hemat, kami biasanya makan siang dengan memesan paket promo yang harganya mulai dari Rp3.800 sampai dengan Rp8.800/porsi, seperti kwetiaw, tofu, nasi goreng, soto, mie ayam bakso, dan aneka makanan berat lainnya. Porsinya sama normalnya dengan harga biasa. Bahkan terkadang malah lebih banyak.

Harga tersebut jauh lebih terjangkau dibanding kalau kami makan siang di warteg sekalipun yang berada di sekitar areal kantor. Saya berkantor di sekitar Sukajadi, harga makanan berat dibawah Rp10.000 sangat mustahil ditemukan di sekitaran kantor. Itu makanya, bila orang lain menghindari mall karena takut boros, kami malah sengaja ke mall biar hemat hehehe.

Plus-nya makan siang di mall juga bisa sekalian olahraga. Apalagi bila hari Jumat yang waktu istirahatnya mencapai 120 menit. Bisa 90 menit kami keliling-keliling mall – seringnya hanya sekedar window shopping, atau hunting barang murah yang terkadang langsung dibeli, atau menunggu gajian. Keliling mall selama 60-90 menit lumayan juga membakar lemak-lemak di perut. Hati senang, lemak hilang, badan fit pun datang =D.

Dok Pribadi/Olahraga paling menyenangkan adalah berwisata naik gunumg atau menyusuri pantai.
Dok Pribadi/Olahraga paling menyenangkan adalah berwisata naik gunumg atau menyusuri pantai.
BERWISATA SAMBIL BEROLAHRAGA

Seperti kata pepatah, banyak jalan menuju Roma, banyak cara juga menuju sehat. Menjaga fitalitas badan bisa dengan beragam cara – termasuk cara-cara yang bermanfaat dan menyenangkan.

Selain keliling mall, atau mengajak anak saya jalan-jalan di sekitaran rumah, cara paling menyenangkan untuk aktif bergerak adalah dengan berwisata. Apalagi berwisata ke tempat-tempat yang memiliki panorama alam indah, seperti Gunung Bromo, Bali, atau hanya sekedar menyusuri rindangnya Kebun Raya Bogor.

Namun berwisata ke luar kota membutuhkan dana yang tidak sedikit dan waktu yang tak sebentar. Oleh karena itu, agar piknik tetap jalan, saya biasanya memilih berkeliling ke taman kota atau tempat wisata dekat rumah, mulai dari Alun Alun Engku Putri, Taman Mustika Alam, hingga Rumah Miniatur.

Bila ingin bergerak secara maksimal, saya sekeluarga biasanya berkunjung ke pantai. Lumayan bisa sekalian berenang, melihat wisata alam – apalagi Batam memiliki ratusan pulau kecil, setelah berjalan-jalan bisa ditulis pengalamannya di Kompasiana.

Bila malas bepergian namun badan harus digerakan,  saya biasanya mengerjakan pekerjaan rumah. Lumayan menguras keringat juga lho membersihkan pekarangan yang ditumbuhi rumput, apalagi menggosoknya agar tetap kinclong dengan berember-ember air.

Dok fitness and healthu tips
Dok fitness and healthu tips
HIDUP ITU PENTING, SEHAT LEBIH PENTING!

Apa gunanya hidup bila tidak sehat? Mungkin pertanyaan tersebut berlebihan. Namun percayalah menjalani hidup dengan kesehatan yang prima pasti akan lebih menyenangkan. Oleh karena itu, mumpung kita masih dianugrahi kesehatan yang baik, ayo kita syukuri dengan menjaga kesehatan itu sendiri.

Saat kita sehat, kita bisa melakukan apa saja – mulai dari berkeliling negeri hingga menikmati aneka makanan rasa kari. Kita dapat menikmati hidup tanpa ganjalan apapun. Bahkan saat tidak memiliki apapun, kita dapat mengupayakan selama badan kita sehat dan bugar. Saat kita terbaring sakit, meski memiliki segalanya, serasa tidak memiliki apapun.

Uang bahkan tidak dapat menggantikan kesehatan. Kita dapat membayar orang untuk menggantikan semua tugas kita – memasak, mencuci, menyetir, hingga hamil dan melahirkan anak, namun saat kita terbaring sakit tak berdaya, tak seorangpun yang dapat menggantikan kita. Oleh karena itu, yuk kita jaga kesehatan. Ayo aktif bergerak dengan cara menyenangkan karena sehat itu menyenangkan. Salam Kompasiana! (*)


Facebook
Twitter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun