Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penting, Antarkan Anak di Hari Pertama Sekolah

12 Juli 2016   17:23 Diperbarui: 12 Juli 2016   17:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok: Theparenting.com

Tahun Ajaran (TA) 2016/2017 tinggal menghitung hari. Senin (18/7) anak-anak Indonesia akan mulai menapaki babak baru di dunia pendidikan. Sebagian ada yang mulai menjejaki bangku Taman Kanak-kanak (TK), beberapa ada yang akan menimba ilmu di Sekolah Dasar (SD) atau sekolah menengah. Sebagian mungkin ada yang hanya berganti jenjang – dari kelas I ke kelas II, dan seterusnya.

Memasuki tahapan baru di dunia pendidikan, selalu memberikan sensasi tersendiri. Tahun ajaran baru selalu disambut gempita oleh sebagian besar pelajar dan orangtua. Siswa SD sudah tak sabar ingin segera berganti seragam SMP, siswa kelas X sudah tak sabar ingin segera menjadi siswa kelas XI agar segera memiliki adik kelas dan tidak lagi dianggap junior di sekolah.

Sementara orangtua juga tak kalah antusias menyiapkan segala hal, terutama bagi orangtua yang anaknya akan memasuki jenjang pendidikan baru, misalkan dari TK ke SD, SD ke SMP, SMP ke SMA, atau bahkan dari SMA ke Perguruan Tinggi. Dengan penuh semangat, para orangtua tersebut meluangkan waktu untuk mencari sekolah terbaik bagi sang buah hati.

Tak hanya mencarikan sekolah terbaik, orangtua – terutama yang anaknya akan mulai memasuki jenjang TK dan SD, tak segan meluangkan waktu untuk menemani sang buah hati melewati hari pertama sekolah. Beberapa dari mereka bahkan ada yang rela menemani sang anak hingga beberapa hari, sampai sang anak benar-benar siap bersosialisasi di lingkungan baru.

Hari pertama sekolah memang menjadi salah satu faktor penentu apakah kedepan sang anak akan menikmati hari-harinya di sekolah atau tidak. Seperti yang kita tahu, pengalaman pertama selalu membekas diingatan setiap orang. Itu makanya, sebagian besar orangtua mengantar anak ke sekolah untuk memastikan secara langsung si buah hati mendapatkan pengalaman yang menyenangkan di hari pertama sekolah. Sehingga, bila hari pertama berjalan mulus, diharapkan hari kedua, ketiga, dan seterusnya akan mudah bagi sang anak untuk menimba ilmu di sekolah tersebut.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI sepertinya juga sangat paham pentingnya peran serta orangtua dalam pendidikan. Oleh karena itu, menjelang TA 2016/2017 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengimbau orangtua untuk mengantar anak di hari pertama sekolah.

Mantan Rektor Universitas Paramadina tersebut juga mengharapkan orangtua membangun komunikasi dengan pihak sekolah terkait pendidikan anak. Sehingga, guru dan orangtua mampu bersinergi untuk saling mendukung agar si anak mampu memperoleh pendidikan yang optimal.

 JANGAN SEKADAR IMBAUAN

Pada dasarnya, setiap orangtua pasti ingin menemani sang buah hati melewati seluruh momen penting, tak terkecuali pada hari pertama sekolah. Namun ada kalanya hal tersebut terbentur dengan kepentingan lain. Ibu bekerja misalkan, tak sedikit yang mungkin galau karena harus memilih antara menemani anak di hari pertama sekolah atau memenuhi tanggung jawab sebagai pekerja.

Sebagaian orangtua yang bekerja mungkin memiliki opsi untuk mengajukan cuti sehingga meski tercatat sebagai pegawai atau karyawan, tetap berkesempatan menemani sang anak melewati hari pertama sekolah. Namun harus diingat, beberapa pekerja di bidang tertentu tidak memiliki keistimewaan tersebut.

Apalagi bila hari pertama sekolah tersebut berbenturan dengan kegiatan atau rapat di tempat kerja. Meski tidak terlalu krusial, karyawan tersebut mungkin sedikit sulit mendapatkan persetujuan dari atasan untuk meninggalkan kantor sejenak untuk menemani anak melewati hari pertama sekolah. Padahal hari pertama anak sekolah tidak terulang.

Ada baiknya pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI, mengeluarkan kebijakan agar perusahaan/instansi/lembaga mengizinkan (salah satu) orangtua yang bekerja untuk cuti atau meninggalkan kantor sejenak agar dapat mengantar anak di hari pertama sekolah.

Mungkin seperti cuti haid yang diatur dalam Undang Undang Ketenagakerjaan. Bagi orangtua yang mau memanfaatkan hak untuk izin mengantar anak ke sekolah silakan, bila tidak mau juga tidak apa-apa. Hanya saja sudah ada kepastian hukum bahwa mereka berhak izin/cuti saat anak mereka harus melewati hari pertama di sekolah.

Peraturan tersebut tidak harus diberlakukan untuk seluruh jenjang, agar lebih optimal berlakukan hanya untuk tingkat TK dan SD. Untuk tingkat SMP atau SMA mungkin sang anak sudah mulai enggan ditemani sang ibu atau ayah pada hari pertama sekolah. Apalagi orangtua juga sudah bisa berkomunikasi dengan pihak sekolah pada hari lain, misalkan pada saat pendaftaran atau daftar ulang. Sehingga meski tidak diantar pada hari pertama sekolah, orangtua siswa SMP dan SMA tetap dapat berkomunikasi terkait kurikulum ataupun proses belajar mengajar sang anak di sekolah tersebut.

Agar perusahaan/instansi/lembaga mendapatkan legalitas memberikan izin kepada orangtua, pihak sekolah sebaiknya mengeluarkan surat permohonan agar orangtua tersebut diizinkan cuti atau meninggalakan kantor sejenak agar dapat menemani anak pada hari pertama sekolah.

PENDIDIKAN OPTIMAL DIPERLUKAN PERAN KELUARGA

Selain guru, sosok krusial dalam dunia pendidikan adalah keluarga. Keberhasilan seorang anak dalam bidang akademis, sangat berkorelasi erat dengan keterlibatan orangtua dalam pendidikan. Keterlibatan orangtua dalam proses belajar, akan berdampak positif pada prestasi dan keberhasilan anak di sekolah.

Peran serta orangtua dalam kegiatan belajar-mengajar dapat memberi efek positif pada perilaku anak di sekolah. Semakin orangtua terlibat dalam pendidikan anak, tingkat emosi dan sosial anak akan semakin baik. Keterlibatan orangtua dalam proses belajar-mengajar diharapkan dapat membantu membangun mental dan  memahami potensi anak.

Orangtua diharapkan tidak hanya terlibat memilihkan sekolah yang baik, namun juga terlibat langsung dalam kegiatan belajar-mengajar – termasuk mengerjakan tugas sekolah. Kejelian orangtua dalam mengidentifikasi potensi yang dimiliki anak, sangat diperlukan untuk melakukan perencanaan pendidikan.

Orangtua masa kini sebenarnya sudah sangat sadar terkait peran besar mereka dalam pendidikan anak. Namun sayang, mereka umumnya cukup sibuk dengan rutinitas sehari-hari – terlebih bila ayah dan ibu sama-sama bekerja. Sehingga,  peran pengasuhan tidak lagi menjadi hal utama.

Beberapa orangtua ada yang menyiapkan waktu khusus untuk mendampingi anak mereka belajar. Namun porsinya lebih sedikit. Apalagi bila anak sudah memasuki jenjang yang lebih tinggi, terkadang orangtua tidak percaya diri untuk mengajari anak belajar. Khawatir, tidak menguasai pelajaran yang dajarkan di sekolah anak.

Padahal tak perlu ragu untuk mengajari anak. Terlebih saat ini banyak tutorial yang bisa kita unduh melalui internet. Bila tidak bisa Biologi, tinggal googling, bila tidak paham mengenai Geografi, cukup searching. Jangan enggan mendampingi anak belajar karena khawatir dengan kemampuan diri.

RENCANA ANTAR ANAK DI HARI PERTAMA SEKOLAH

TA 2016/2017 ini anak semata wayang saya akan menjadi siswa TK A. Sejak jauh-jauh hari saya sudah berencana akan mengosongkan hari agar dapat mengantar anak di hari pertama sekolah. Apalagi sekolah anak saya lumayan jauh dari rumah, dan tidak ada satupun orang yang sudah anak saya kenal sebelumnya.

Meski cukup percaya diri bahwa anak saya mampu bersosialisasi dan melewati hari pertama di sekolah, saya tetap tidak tenang bila harus membiarkannya berjuang sendiri. Apalagi mungkin teman-temannya yang lain (pasti) ditemani oleh orang tua, atau setidaknya kerabat mereka.

Selain ingin menamani anak pada hari pertama menjadi siswa, saya juga ingin melihat secara langsung seperti apa teman-teman anak saya di sekolah, bagaimana pihak sekolah menyambut kedatangan para siswa di sekolah mereka, seperti apa kegiatan keseharian mereka, dan memastikan anak saya memang sudah bisa menjadi siswa – meski hanya siswa TK =D.

 Hari pertama sekolah akan menjadi penentu apakah anak saya akan menikmati hari-harinya sebagai seorang murid, nyaman berinteraksi dengan teman-teman sebaya yang mungkin salah satunya (kelak) akan menjadi sahabat terbaiknya, atau malah tersiksa karena hal-hal sepele yang seharusnya bisa dihindari.

Oleh karena itu saya ingin ada disana pada hari anak saya pertama kali sekolah. Bila nanti memang ada hal yang membuat anak saya kurang nyaman, saya bisa membimbing apa yang harus anak saya lakukan sehingga ia dapat tetap menikmati hari-harinya sebagai siswa TK. Saya bisa memberi pengertian begitulah sekolah – selain main juga belajar (sambil bermain).

Untuk proses pembelajaran dan apa yang harus disiapkan saya dan suami selaku orangtua siswa, rencannaya akan saya tanyakan kepada sang kepala sekolah beberapa hari sebelum hari pertama sekolah. Sehingga, sebelum sekolah dimulai kami sudah tahu apa yang harus kami siapkan agar proses belajar mengajar anak saya bisa berjalan optimal.

Yuk, antar kita di hari pertama sekolah. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun