[caption caption="Salah satu balita yang mendapat imunisasi polio di Posyandu Mawar 29 Kota Batam."][/caption]Bagi warga Bengkong Baru yang anak balitanya belum diberi vaksin polio, bisa datang hari ini jam 08:30 WIB ke Balai Pertemuan.
Informasi yang diumumkan melalui pengeras suara tersebut terdengar samar. Saya sampai harus ke luar rumah agar lebih jelas mendengar pengumuman tersebut. Sejak beberapa hari lalu, saya memang sudah berancang-ancang untuk mencari posyandu terdekat agar anak saya yang masih berusia 52 bulan bisa mendapat vaksin polio yang dicanangkan pemerintah melalui Pekan Imunisasi Nasional (PIN) 2016.
[caption caption="Tim dari Puskesmas Sei Panas Kota Batam saat memberi pengarahan."]
Usai mendengar pengumuman jadwal vaksinasi polio, saya dan suami langsung bersiap. Meski tidak tahu dimana tepatnya Balai Pertemuan Bengkong Baru, saya dan suami tetap semangat untuk mencari. Setidaknya pada tahap awal kami bisa bertanya ke tetangga dimana persisnya wilayah Bengkong Baru, nanti setelah sampai di daerah tersebut, baru bertanya ke penduduk sekitar dimana balai pertemuan-nya.
[caption caption="Orangtua balita saat mendaftar."]
Saat sampai ke Posyandu Mawar 29, antrian sudah mengular. Saya mendapat nomor 59. Saat mengecek nama anak di daftar nama, saya sudah bersiap-siap be-te menunggu antrian panjang. Namun ternyata, antriannya tidak selama itu. Usai mengecek nama, anak saya langsung ditimbang dan diukur tinggi badan. Tak sampai 10 menit, anak saya sudah di tetes vaksin polio. Selesai.
Saat akan melakukan vaksinasi, salah satu dokter yang bertugas di Posyandu Mawar 29, sempat menolak untuk meneteskan vaksin ke anak saya. Dokter tersebut bilang, “Bu, ini vaksinnya untuk anak 0 hingga 59 bulan.”
“Lho anak saya masih 4 tahun lebih,”jawab saya.
“Sudah ulang tahun yang ke-5?”
“Belumlah, anak saya baru 52 bulan.”
Akhirnya anak saya diteteskan juga vaksin polio. Dokter tersebut mungkin ragu karena anak saya lumayan besar. Berat badannya mencapai 29 kilo dengan tinggi 111 cm.
[caption caption="Sebelum diimunisasi di timbang dulu."]
PIN 2016 disambut antusias warga. Saat pulang, usai melakukan vaksinasi, masih banyak warga Baloi Harapan II, Kecamatan Bengkong Indah, Kota Batam yang bergegas menuju Posyandu. Mereka rela berpanas ria menggendong buah hati untuk mendapatkan vaksinasi yang dicanangkan pemerintah secara nasional.
Anggraini Nawangwulan, salah satu dokter dari Puskesmas Sei Panas yang Sabtu (12/3) kemarin bertugas di Posyandu Mawar 29 mengungkapkan, ada sekitar 99.000 balita di Kota Batam yang ditargetkan mendapat vaksinasi polio. Sementara, untuk Posyandu Mawar 29, ada sekitar 130 balita yang menjadi sasaran PIN 2016.
“Untuk balita yang disasar oleh Puskesmas Sei Panas jumlahnya ada sekitar 3.000, dengan target 95 persen balita yang mendapat vaksinasi. Antusias masyarakat sangat tinggi. Apalagi mungkin sejak Januari 2016 kami sudah melakukan persiapan agar target yang ditentukan pemerintah pusat bisa tercapai. Kami sudah melakukan sosialisasi, survey dan lain-lain,” ungkap dokter yang akrab disapa Anggi tersebut.
Dokter berambut sebahu tersebut melanjutkan, Puskesmas Sei Panas juga menyebar dokter dan ahli medis di 29 titik agar masyarakat yang memiliki balita lebih mudah mendapatkan vaksin polio untuk balita mereka dengan jadwal yang bergantian.
“Titiknya di Posyandu dan Puskesmas. Untuk Posyandu Mawar 29, kami mengadakan selama dua hari, yakni hari ini (12/3) dan Senin (14/3). Kami buka selama dua hari agar balita yang belum bisa divaksinasi hari ini karena orangtuanya tidak sempat datang ke Posyandu atau sedang demam dan sakit , bisa divaksin Senin,” ujarnya.
Sebelum dilakukan imunisasi, tim dari Puskesmas Sei Panas memberi arahan terlebih dahulu agar balita yang sedang sakit dan demam jangan dipaksakan untuk vaksinasi. Bila kondisi balita sedang kurang fit, bisa menunggu sehat terlebih dahulu untuk imunisasi. Apalagi PIN 2016 dilakukan hingga 15 Maret 2016.
[caption caption="dr. Anggi saat memberi imunisasi polio ke salah satu balita."]
Imunisasi polio dilakukan untuk mencegah penyakit polio. Apalagi Indonesia sudah dinyatakansebagai negara bebas polio oleh World Health Organization (WHO). Sehingga, Indonesia perlu melakukan imunisasi polio tambahan melalui PIN 2016.
Sekedar informasi, penyakit polio sangat menular. Penyakit tersebut menyerang balita melalui virus yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Virus polio dapat menyerang susunan saraf pusat yang dapat menimbulkan kelumpuhan. dr. Anggi mengungkapkan, imunisasi polio telah menurunkan angka kejadian penyakit polio sekitar 99 persen. Saat ini, sudah ada sekitar 2,5 milliar anak di dunia yang sudah mendapatkan vaksinasi polio.
“Imunisasi polio aman untuk balita. Apalagi kami menggunakan imunisasi polio oral yang dilakukan dengan meneteskan vaksin ke mulut balita, bukan suntik, sehingga tidak sakit. Selain itu, rasa vaksinnya juga manis, pasti disukai oleh balita,” tegasnya.
Jadi, sudahkah teman-teman Kompasianer yang memiliki balita melakukan imunisasi polio? Bagi yang belum, yuk bawa balitanya ke Posyandu terdekat. Jangan sampai menyesal karena tidak melakukan imunisasi. Menurut saya pribadi, imunisasi merupakan salah satu investasi kesehatan buat anak. Salam Kompasiana! (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H