“Dear Boss, I quit…….”
Saya sempat terperanjat saat salah satu teman mengabarkan sudah keluar dari pekerjaan yang ia tekuni sekitar empat tahun terakhir. Saya terkaget-kaget karena pekerjaan yang ia tinggalkan tersebut, merupakan pekerjaan yang teman saya impikan sejak ia menapaki bangku kuliah.
Selama ini tidak pernah terdengar kesah dari teman saya itu. Ia malah kerap bercerita bahwa karir yang ia tekuni sangat seru, sesuai passion, bla…bla…bla… saya terkadang suka iri kala ia bercerita mendapatkan fasilitas ini-itu dari kantor tempatnya bekerja karena kinerjanya dinilai baik.
Teman saya tersebut ternyata bukan satu-satunya yang resign, ada teman saya satu lagi yang mengundurkan diri dari pekerjaan yang ia tekuni selama beberapa tahun terakhir. Padahal sepengetahuan saya, teman saya itu merupakan salah satu karyawan yang cukup diandalkan di kantor tempatnya bekarja.
Apa yang menyebabkan mereka resign? Usut punya usut ternyata ini yang menyebabkan mereka memutuskan untuk “berlabuh” dan mencoba mencari “kapal” lain sebagai sarana untuk berlayar di lautan karir.
MERASA TIDAK DIHARGAI
Teman saya mengatakan, secinta apapun kita dengan pekerjaan yang dijalani, tetap memilih keluar bila hasil kerja kita tidak dihargai. Bukan ingin mendapatkan penghargaan dengan puji-pujian, atau pengakuan yang bersifat seremonial, namun setidaknya ada pengakuan atas jerih payah yang sudah dilakukan dengan baik.
Bila sudah melakukan yang terbaik – dan rekan kerja juga belum tentu bisa melakukan pekerjaan tersebut sebaik yang sudah kita lakukan, akan tetapi atasan/pimpinan tetap juga memandang sebelah mata, teman saya bilang, untuk apa dilanjutkan? Di luar sana masih banyak perusahaan lain yang mau menghargai dan menampung ide-ide brilian kita.
Ia bilang, terkadang fakir rasa penghargaan dari atasan akan menyebabkan ide-ide kita tersumbat. Kita malas melakukan yang terbaik, karena toh kalaupun sudah melakukan hal yang paling baik, tidak akan dihargai. Sehingga, daripada menghambat karir, lebih baik keluar secepatnya dan mencari tempat kerja lain.
BEBAN PEKERJAAN TIDAK BERBANDING LURUS DENGAN BESARAN GAJI
Saat beban pekerjaan terus bertambah, namun gaji tidak jua mengalami peningkatan selama berbulan-bulan, bahkan mungkin bertahun-tahun, teman saya bilang ada baiknya resign. Ia mengatakan, tidak perlu takut tidak mendapat pekerjaan baru, selama kita memiliki keahlian, kinerja baik, dan kemauan untuk maju, kesempatan selalu terbuka lebar.