Saya sempat mengobrol ringan dengan Sonny Muchlison – yang beberapa tahun lalu sempat jadi kritikus mode dan wara wiri di televisi nasional. Pria yang konsen mengembangkan fashion betema batik tersebut mengaku sudah dua tahun berturut-turut berpartisipasi pada acara tersebut.
Sonny Muchlison mengaku tertarik untuk terlibat pada acara BIFF 2015 karena ingin memperkenalkan pakaian-pakaian dengan corak tradisional ke masyarakat dan wisatawan (lokal maupun internasional) yang berkunjung ke Kota Batam, terutama para kawula muda.
 [caption caption="Dok Pribadi/Sonny Muchlison saat berinteraksi dengan pengunjung."]
Ia menuturkan, meski bertema batik – ada banyak rancangan yang menarik untuk dikenakan kalangan muda. Apalagi kota-kota di Kepri cukup kental dengan budaya Melayu, sehingga diharapkan para anak muda tertarik untuk lebih mengenal busana yang bercorak Melayu.
Pada BIFF 2015, Sonny Muchlison memang memperagakan beragam busana ready-to-wear yang sangat cocok bagi kalangan anak muda (mamud – mama muda dan pamud – papa muda juga cocok hehe). Ia secara khusus memperagakan busana bagi pria dan wanita di dua hari yang berbeda.
 [caption caption="Dok Pribadi/Talent yang memperagakan busana sangat meriah."]
Pagelaran busana Sonny Muchlison yang diadakan pada akhir pekan tersebut cukup banyak menyedot perhatian pengunjung. Mereka berdecak kagum dengan aneka busana hasil kreasi pria yang juga mengampu mata kuliah Mode di salah satu perguruan tinggi swasta tersebut.
Begitupula dengan peragaan busana designer yang lain. ak sedikit tepuk tangan memenuhi ruangan yang menjadi lokasi peragaan busana. Meski acara yang digelar cukup sukses, namun ada yang menurut saya masih sedikit kurang karena panitia hanya menggandeng para designer Indonesia.
Padahal, bila mengacu pada nama acara – Batam International Fashion and Food Festival 2015, seharusnya tidak hanya designer Indonesia yang ditampilkan (meski mungkin hasil rancangan mereka sudah merambah ke mancanegara). Ada baiknya panitia juga menggandeng designer negeri tetangga (setidaknya perancang busana Singapura atau Malaysia) sehingga para pelancong mancanegara dari dua negara tersebut lebih tertarik hadir.
Saat ada designer favorit kita mengadakan pagelaran adibusana, bukankah akan membuat kita lebih tertarik untuk hadir? Selain untuk bersua langsung – atau berfoto bersama – juga hanya sekedar ingin tahu seperti apa rancangan yang akan diluncurkan mereka kedepan.
 [caption caption="Dok Pribadi/Salah satu stan makanan di BIFF 2015."]