Mohon tunggu...
Cucum Suminar
Cucum Suminar Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Kompasianer

Belajar dari menulis dan membaca. Twitter: @cu2m_suminar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Genjot Kunjungan Wisata, Dispar Kepri Gandeng Kompasianer

22 November 2015   14:46 Diperbarui: 23 November 2015   14:28 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok ATB/Pelabuhan Internasional Batam Centre diambil dari udara. Pelabuhan internasional ini merupakan salah satu pintu masuk wisatawan mancanegara."][/caption]

Hujan deras yang mengguyur Batam Jumat (20/11) lalu tak menyurutkan semangat Kompasianer dan blogger Kepulauan Riau (Kepri) untuk berkumpul bersama di salah satu restoran khas Sunda di kawasan Batam Centre, Kota Batam. Seluruh Komapsianer dan blogger yang diundang hadir untuk bersilaturahim dengan Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti. Selain saya, ada Kompasianer Wahyu Satriyo Wicaksono, Rakhmad Fadli, Danan Wahyu Sumirat, Joko Kristiono, dan Boub Mahbub.

Para penggiat di media daring (online) tersebut secara khusus diundang oleh Dinas Pariwisata Kepri untuk membantu lebih memperkenalkan potensi-potensi wisata yang ada di Kepri. Meski memiliki sejuta potensi wisata bahari dan sejarah yang tak kalah menarik dengan daerah wisata kelas dunia, para pelancong masih banyak yang belum tahu.

Selama ini para wisatawan lokal maupun asing lebih tertarik berkunjung ke Kota Batam untuk menjelajah aneka resort, kuliner dan wisata belanja. Padahal ada banyak tempat wisata lain di Kepri yang tak kalah menarik untuk dijelajahi, mulai dari wisata sejarah di Pulau Penyengat, sea sport di kawasan Bintan Resorts, hingga menikmati pesona alam Anambas yang di nobatkan oleh CNN sebagai gugusan pulau tropis terbaik di dunia.

Beberapa tahun terakhir, Kepri memang dinobatkan sebagai provinsi ketiga terbanyak yang dikunjungi wisatawan – setelah Bali dan Jakarta. Namun dengan berkembangnya moda transportasi yang menghubungkan secara langsung kota-kota besar di Indonesia dengan negara tetangga, membuat petinggi pariwisata  Kepri ketar-ketir.

Apalagi sebagai daerah terluar dari Indonesia, sistem transportasi di Kepri masih sangat terbatas. Provinsi yang baru berusia belasan tahun tersebut masih bergantung pada transportasi darat dan laut. Akibatnya jarak Kualalumpur – Kepri yang secara geografis lebih dekat, memakan waktu tempuh lebih lama dibanding Kuala Lumpur – Jakarta.

Tak heran selama ini wisatawan dari Malaysia umumnya berasal dari daerah Johor Bahru yang memang berjarak lebih dekat dengan Kepri, atau wisatawan Malaysia yang memang sedang berlibur ke Singapura dan memutuskan mampir Ke Kepri. Wisatawan Malaysia dari daerah lain lebih memilih berlibur ke kota lain di Indonesia atau negara-negara asia lainnya karena memiliki waktu tempuh yang lebih cepat.

Saat pemerintah membuka akses penerbangan internasional di kota-kota besar di Indonesia, bukan tidak mungkin, kedepan para pelancong dari negeri Jiran akan lebih memilih berbelanja di kawasan Malioboro dibanding memuaskan hasrat belanja di mal-mal Kota Batam. Tidak menutup kemungkinan juga pelancong dari Vietnam lebih memilih menyusuri Lawang Sewu, Semarang dibanding mampir ke Vietnam Camp atau Pulau Penyengat.

Apalagi menurut Guntur Sakti, beberapa wilayah di Indonesia mulai berbenah untuk lebih meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) melalui sektor wisata. Sumatera Utara misalkan, sudah bersiap memoles Danau Toba agar lebih menarik untuk dikunjungi wisatawan mancanegara, begitupula dengan Palembang. Kota tersebut sudah berbenah untuk menjual aneka wisata yang berbau air.

Aktifkan Medsos Hingga Berdayakan Blogger

Media berbayar yang memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk mempublikasikan beragam potensi yang dimiliki Kepri, membuat pemerintah harus pintar-pintar mencari cara lain. Selain mengaktifkan beragam sosial media – salah satunya instagran wonderful kepri, Dinas Pariwisata Kepri juga memutuskan untuk berpromosi melalui kepri.travel.

Mereka sengaja tidak menggunakan laman situs Pemerintah Provinsi Kepri agar website tersebut bisa dikelola dengan lebih dinamis. Mereka juga bisa lebih fokus mempromosikan beragam wisata yang ada di Kepri. Pengunjung juga bisa lebih mudah menjelajah di laman tersebut karena memang disiapkan untuk promosi pariwisata Kepri.

Selain memanfaatkan media daring, Dinas Pariwisata Kepri juga sudah mulai menggandeng para blogger Kepri – salah satunya Kompasianer – untuk ikut serta mempromosikan beragam wisata yang ada di Kepri. Dalam waktu dekat, akan diadakan familiar trip ke beberapa destinasi wisata agar para blogger tersebut dapat melihat secara langsung seperti apa keindahan tempat-tempat wisata di Kepri.

Guntur Sakti sepertinya sangat menyadari, sebagus apapun potensi wisata yang ada di suatu daerah, bila tidak ada orang luar (pelancong) yang mengetahuinya adalah sia-sia. Oleh karena itu, ia mulai berkomitmen untuk menggandeng para (travel) blogger yang umumnya memang hobi menulis dan jalan-jalan. Apalagi tulisan di blog terbilang lebih bertahan lama dan bisa diakses kapanpun dan dimanapun, dibanding media cetak (dan tentu dengan pertimbangan tidak harus membayar biaya iklan – sehingga biayanya tidak bikin keuangan dinas pariwisata membengkak =D).

Secara tersirat, Guntur Sakti mengajak para blogger ikut mempromosikan pariwisata di Kepri agar tempat-tempat wisata di Kepri memiliki story line – sehingga ada gambaran utuh mengenai setiap tempat wisata di Kepri untuk menarik para wisatawan berkunjung. Bila tidak ada informasi mengenai tempat wisata tersebut di media daring, bagaimana bisa wisatawan lokal dan mancanegara tertarik untuk berkunjung ke Kepri? Bukankah tak kenal maka tak sayang?

Awal tahun depan, beberapa perwakilan dari blogger dan Kompasianer Kepri akan diajak berkeliling Anambas. Tak sabar rasanya menanti kesempatan tersebut. Mudah-mudahan menjadi salah satu Kompasianer yang diajak..hehehe ngarep.

[caption caption="Dok Pribadi/Wisata Sejarah Pulau Penyengat."]

[/caption]

Genjot Event

Untuk mencapai target yang ditentukan pemerintah pusat, Dinas Pariwisata Kepri rutin mengadakan beragam kegiatan yang melibatkan warga negara asing. Beberapa tahun terakhir, Dinas pariwisata Kepri rutin mengadakan Tour de Bintan. Sayang tahun ini, acara yang sedianya dihelat akhir 2015 tersebut batal karena kabut asap. Padahal melalui acara yang terinspirasi dari Tour de France tersebut bisa mendatangkan sekitar 3.000 turis asing – baik peserta maupun official.

Selain Tour de Bintan, Dinas Pariwisata Kepri juga menghelat Ironman. Kompetisi yang sudah diadakan sejak tahun 2012 tersebut sukses membawa para delegasi dari mancanegara untuk berpartisipasi. Lomba berenang dan bersepeda tersebut digelar di resort dan pantai Bintan.

Tahun 2016 Kepri juga akan menjadi tuan rumah untuk Sail Karimata. Pemerintah Provinsi Kepri saat ini sedang mempersiapkan diri agar acara tahunan tersebut sukes terselenggara sehingga bisa mendongkrak pariwisata Kepri.

[caption caption="Dok Pribadi/Wisata Kuliner."]

[/caption]

Gunakan Akronim Kepri

Embel-embel Riau setelah kata Kepulauan membuat banyak kalangan terkecoh. Para petinggi negeri tidak sedikit yang masih mengira bila Kepulauan Riau adalah Riau. Padahal dua provinsi tersebut jelas berbeda – meski awalnya Kepri sempat menjadi bagian dari Provinsi Riau.

Oleh karena itu, untuk menghindari salah tanggap, beragam promosi wisata Kepri hanya menggunakan akronim Kepri – tidak ada lagi embel-embel Riau, kalaupun ada ditulis dibawah kecil-kecil Kepulauan Riau. Hal tersebut untuk menguatkan branding Kepri – agar tidak lagi dikaitkan atau salah sasaran dengan Provinsi Riau.

Guntur Sakti menyebutkan, ada rasa sakit saat sudah letih berpromo mengenai pariwisata kepri, yang terkenal malah Riau. Untuk menghindari kesalahpahaman tersebut, akhirnya sejak beberapa waktu lalu seluruh media promo menggunakan kata Kepri – termasuk Wonderful Kepri.

[caption caption="Dok Pribadi/Komapsianer dan Blogger Kepri berfoto bersama Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti."]

[/caption]

Optimis Pariwisata Kepri

Guntur Sakti sangat optimis pariwisata Kepri akan terus melejit. Apalagi bila dibandingkan dengan daerah lain, potensi Kepri bisa dikatakan diatas rata-rata. Selain itu, seluruh pelabuhan laut internasional di Kepri mendapat kebijakan bebas visa untuk negara-negara bebas visa kunjung Indonesia yang sudah ditetapkan pemerintah pusat.

Posisi Kepri yang strategis dan kaya dengan potensi bahari diharapkan juga dapat mendongkrak tingkat pariwisata RI yang pada tahun 2015 ditargetkan mencapai 10 juta wisatawan, dan 2019 ditargetkan mencapai 20 juta wisatawan.

Saat ini PR pemerintah adalah mempermudah akses transportasi dan lebih memperkenalkan potensi-potensi wisata agar lebih banyak pengunjung dan investor yang tertarik untuk mengembangkan daerah wisata di Kepri. Apalagi Kepri juga ditetapkan sebagai tiga dari daerah khusus wisata – Geat Batam. Ah, semoga pariwisata di Kepri dan Indonesia semakin berwarna. Amien. Salam Kompasiana! (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun